Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - Dalam proses produksinya, pabrik garmen selalu menyisakan tumpukan limbah kain. Namun, selalu ada peluang dari limbah yang mungkin tidak terpakai. Seperti Olivia yang ide kreatifnya muncul setelah melihat gunungan potongan kain tersebut.
Berbekal ketrampilan secara otodidak dan riset yang dia lakukan, Olivia mulai menyulap kain perca menjadi aneka produk kerajinan mulai dari keset, tas, atau aksesoris dekorasi lainnya.
Ia pun merintis bisnis daur ulang limbah kain perca ini sejak Maret 2017. Seluruh produk kerajinannya dia beri label Upcycle.co.
Pasca dua bulan menjalankan usahanya, Olivia melakukan manuver. Tak lagi membuat produk kerajinan, ia mengolah kain perca itu menjadi bahan baku produk kerajinan. Kain perca digunting dengan lebar yang sama, kemudian digulung menyerupai benang.
Setiap kain juga dipisahkan berdasarkan warna dan jenisnya. Sehingga, lebih praktis digunakan oleh konsumen tanpa harus melakukan sortir dan lainnya. "Saya lihat konsumen lebih senang membuat kombinasi sendiri (dari kain sisa) jadi saya memilih menjadi pemasok bahan kerajinan saja," katanya pada KONTAN.
Olivia mengambil limbah kain ini ini dari pabrik garmen yang ada di kawasan Cimahi, Jawa Barat. Dengan bantuan seorang karyawan, dia bisa memproduksi 2.000 gulung limbah pecah (250 gram per gulung) dalam sebulan.
Upcylcle.co menjual gulungan perca ini mulai Rp 17.500 sampai Rp 30.000 per gulung. Tiap bulan, stok selalu habis diburu pelanggan yang datang dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Medan, Bali, Pontianak, Jaya pura, dan lainnya.
Maklum saja, dia menggunakan media sosial seperti Instagram dan marketplace sebagai tempat promosi dan jual beli.
Selain menyiapkan gulungan kain siap pakai, Olivia juga memberikan saran ide kreatif produk lewat media sosial. Maklum, masih banyak orang yang tidak tahu pemakaian perca-perca tersebut.
Disisi lain, Olivia menghadapi kendala yaitu sulitnya menyortir kain-kain limbah sesuai dengan jenis dengan ukuran. Karena, bahan yang dia dapatkan berbentuk satu gulungan besar."Tidak hanya ukuran saja, jenisnya juga beda-beda, belum lagi ada yang luntur atau kotor," jelasnya.
Untuk kain-kain yang tidak bisa terpakai, tidak lantas dibuang tapi dikumpulkan kembali untuk dijual kepada pengepul. Tujuannya, agar tidak ada limbah yang tertumpuk di lingkungannya.
Kedepan, dia berharap bisa meningkatkan kapasitas produksinya, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang sekitar lingkungannya. Khususnya, bagi ibu-ibu rumah tangga dan anak-anak putus sekolah atau pengangguran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News