kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mengupas manis untung si jeruk merah


Kamis, 12 Oktober 2017 / 12:15 WIB
Mengupas manis untung si jeruk merah


Reporter: Tri Sulistiowati, Venny Suryanto | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Buah jeruk identik dengan warna oranye. Namun, kini, ada varian jeruk yang memiliki warna merah pada kulit hingga dagingnya. Jeruk ini juga disebut pamelo merah.  

Tidak sama dengan jeruk pamelo lokal yang meninggalkan rasa pahit, pamelo merah cenderung manis. Bulir dagingnya pun cukup besar dan tebal.  

Derman Efendi, pemilik Defa Flora Semesta Nursery asal Jember, Jawa Timur mengatakan, pamelo merah tengah diburu para penggemar tanaman. "Yang membudidayakannya juga masih terbatas," katanya.

Derman langsung mendatangkan bibit jeruk merah ini dari Thailand. Ia mengaku merogoh koceknya dalam  karena harga satu bibit tanaman mencapai Rp 1,5 juta. "Dua tahun lalu, saya beli 10 bibit sekaligus," ujarnya. Sekarang, dia sudah membudidayakan hingga 1.000 bibit di lahannya.  

Terhitung sejak November 2016 sampai sekarang, Derman sudah menjual 150-200 bibit pamelo merah. Ia menjual dengan harga Rp 250.000 per bibit untuk tanaman setinggi 60 centimeter (cm) hingga 65 cm.

Derman bilang, awalnya dia menjual bibit pamelo merah seharga Rp 750.000 per pohon. Namun, patokan harga itu hanya bertahan selama enam bulan. Penurunan harga memang biasa terjadi saat jumlah bibit sudah melimpah di pasaran.

Dia menggunakan media digital seperti Facebook dan membuka akun di marketplace untuk memasarkan produk. Konsumennya pun datang dari berbagai wilayah, seperti Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan Pulau Jawa.

Sekarang, dia tidak hanya fokus untuk menjual bibit tapi juga melakukan uji coba untuk membuahkan pamelo merah hingga maksima. Derman berniat menanam jeruk ini di  ketinggian 1.000 di atas permukaan laut (dpl).  "Bila semuanya berhasil, saya akan menggandeng mitra untuk bekerjasama membuat wisata agro," katanya.

Pembudidaya lainnya adalah Fatkhul Mujib pemilik Infotanamanbuah.com asal Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah. Anaz Muzaki, pengelola Infotanamanbuah.com mengatakan sudah mulai menjual bibit pamelo merah sejak awal tahun ini.  

Konsumennya pun berasal dari berbagai daerah seperti Makassar dan Batam.  "Banyak yang berminat membeli dan menanam pamelo merah, karena merupakan jeruk ini varietas baru serta punya keunikan berupa warna kulit dan dagingnya yang merah." katanya.

Infotanaman menjual bibit pamelo merah ini mulai dari Rp 200.000-Rp 800.000 per pohon tergantung ukuran tanaman. Dalam sebulan, ada puluhan bibit pamelo merah dipindahkan ke tangan konsumen. Alhasil, total penjualannya pun mencapai Rp 40 juta per bulan.       

Mempunyai penampilan yang tak lazimnya jeruk, Pamelo alias jeruk merah ini tak butuh perawatan khusus. Cara pengembangbiakannya pun sama seperti tanaman jeruk lainnya.

Menurut Derman Efendi, pembudidaya sekaligus pemilik Defa Flora Semesta Nursery asal Jember, tanaman ini paling cocok diperbanyak dengan cara okulasi alias tempel mata.

Dalam proses tempel ini, usahakan untuk memilih  batang jeruk jawa atau jeruk bali yang masih satu famili dengan pamelo. Pertimbangan lainnya adalah batang tanaman jeruk tersebut kokoh dan cocok untuk dilakukan tempel mata.

Jangan lupa, setelah penempelan mata tunas, pohon wajib ditutup kerobong plastik. Tujuannya, agar tidak rusak dan terkena jamur. Dalam waktu sebulan, tunas baru akan muncul, tunggu sampai mencapai umur tiga bulan untuk siap dijual.

Asal tahu saja, tanaman ini juga dapat diperbanyak menggunakan cara sambung pucuk. "Saya pernah coba teknik ini, tapi bagusnya di awal saja," tambah Derman.

Penanaman bibit bisa dilakukan di polibag atau langsung di tanah. Perawatannya pun cukup ringkas, karena penyiraman hanya dilakukan sehari sekali atau secukupnya saat musim kemarau. Bila musim penghujan, penyiraman bisa andalkan air hujan. Kalau kurang, baru dapat dilakukan penyiraman.

Untuk pertumbuhan yang maksimal, Derman menambahkan pupuk NPK sejak ukuran tanaman kecil. Sama seperti lainnya, tanaman ini membutuhkan sinar matahari yang cukup untuk membantunya melakukan proses fotosintesis. Umumnya, dalam waktu tiga tahun tanaman ini sudah bisa berbuah.

Sementara itu, menurut Anaz Muzaki, pengelola Infotanamanbuah.com,  waktu menanam pamelo yang tepat adalah saat musim hujan. Sebab, ia hanya mengandalkan air hujan pada musim ini.

Saat musim kemarau, proses penyiraman dilakukan dua kali sehari. Agar tumbuh maksimal, tanah sebagai media tanamnya dapat diberikan pupuk kandang dan juga pupuk organik. Pemberian pupuk juga harus rutin karena tanaman ini butuh nutrisi yang cukup besar dalam pertumbuhannya.

Saat mulai berbuah, jika ukuran buahnya sudah  sebesar bola tenis, baiknya dibungkus menggunakan kertas buah untuk menghindari serangan lalat buah.

Bagi para penghobi tanaman yang tidak mempunyai lahan besar di sekitar rumahnya, tanaman ini dapat ditempatkan dalam pot. Agar tanaman tampak cantik, baiknya dilakukan pemangkasan batang ketika sudah mencapai dua meter. "Idealnya tinggi tidak melebihi dua meter karena serangan buah lalat dapat menyebabkan buah busuk dan rontok." katanya.

Ada baiknya, Anda juga selalu cermat melihat batang-batang tanaman. Lantaran, batang pamelo rentan terkena jamur pada batang tanaman. Jika terdapat jamur, solusinya bisa dengan menyemprotkan obat kimia supaya jamur terkelupas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×