Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Perkembangan era teknologi seakan memaksa setiap pekerja punya keahlian dasar menggunakan komputer. Maka, usaha kursus komputer pun menjamur, terutama di daerah-daerah yang relatif masih minim pengetahuan komputer. Inilah yang dilirik Galih Raditya, sehingga membuka Raditya Kursus Komputer di Ciledug, Tangerang sejak 2009.
Ia terbilang jeli melihat prospek usaha ini. Buktinya, setelah lima tahun berjalan, sudah tujuh gerai Raditya Kursus Komputer yang beroperasi. Dua gerai milik pusat di Ciledug dan Cakung. Sisanya gerai kepunyaan mitra yang tersebar di Makassar, Bangka, Surabaya, hingga Batam. Memang, sejak 2010, ia telah menawarkan kemitraan usaha.
Raditya Kursus Komputer menawarkan enam materi kursus, yaitu pengoperasian Microsoft Office, desain grafis, teknisi, website, arsitektur software dan internet marketing. Tarif setiap materi berkisar Rp 600.000 hingga Rp 1,8 juta per kurikulum selama sebulan.
Dalam sebulan dilaksanakan delapan kali pertemuan. Satu kali pertemuan berdurasi dua jam. Galih menjamin, setiap siswa sudah menguasai teknik dasar sesuai waktu yang ditetapkan. Jika siswa masih belum menguasinya saat jatah pertemuan sudah habis, siswa tersebut mendapat pertemuan tambahan gratis sebanyak 1-2 kali.
Berminat? Galih menawarkan paket investasi senilai Rp 60 juta. Mitra akan mendapat 8 unit komputer, yang terdiri atas 3 unit spesifikasi Microsoft Office, 2 unit spesifikasi desain grafis, 1 unit spesifikasi teknisi, dan 2 unit untuk admin.
Selain itu, pusat menyiapkan rekrutmen dan pelatihan dua tenaga pengajar, standar prosedur dan pemasaran. Modal tersebut juga sudah mencakup franchise fee selama lima tahun. Tambahan Rp 15 juta wajib disetor jika masa kerjasama lima tahun sudah berakhir.
Balik modal 8 bulan
Kata Galih, mengacu gerai yang sudah beroperasi, setiap bulan satu gerai bisa mengumpulkan omzet sekitar Rp 10 juta - Rp 15 juta. "Pengalaman saya, setelah beroperasi enam bulan, omzet bulanan bisa mencapai Rp 20 juta,” klaimnya.
Target keuntungan bersih mencapai 40%. “Pengeluaran paling besar cuma untuk gaji pegawai," imbuh Galih.
Jika target itu tercapai, mitra diperkirakan bisa baik modal dalam delapan bulan. Setiap bulan mitra wajib membayar biaya royalti 10% dari omzet. Uang ini akan dikembalikan ke mitra dalam bentuk modul untuk siswa dan biaya pemasaran.
Ketua Himpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia Levita Supit menilai, dari segi nilai investasi, kemitraan ini menyasar kalangan menengah ke bawah. Jadi, pasar yang dibidik sudah tepat, karena sangat luas, mengingat kemampuan kelas ekonomi itu terbatas pada penggunaan teknologi komputer.
“Tidak semua orang mampu beli komputer, tapi umumnya diharuskan bisa mengoperasikan komputer untuk bekerja. Mereka akan lari ke kursus komputer dengan biaya terjangkau,” papar Levita.
Selain itu, target pasar kursus komputer bukan hanya dari kalangan pekerja, tapi sampai anak kecil. Oleh karena itu, bisnis ini harus bergerak linier dengan kemajuan teknologi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News