kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menikmati kenyalnya laba bakso Pak Joko


Senin, 11 Oktober 2010 / 13:41 WIB
Menikmati kenyalnya laba bakso Pak Joko
ILUSTRASI. Museum Mini di Galeri Bursa Efek Indonesia (BEI)


Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Bakso merupakan salah satu panganan favorit masyakat Indonesia. Maklum, selain rasanya yang lezat, harga makanan berbentuk bola daging dengan guyuran kuah panas ini terjangkau semua lapisan masyarakat.

Jadi, jangan heran, jika panganan yang disajikan dalam wadah mangkuk ini mudah ditemukan di berbagai sudut kota. Mulai dari bentuk jajanan di pinggir jalan, hingga pusat perbelanjaan, seperti mal.

Sad Nugroho adalah salah satu pelaku usaha yang mencoba peruntungannya di bisnis ini. Lelaki yang akrab disapa Nugroho ini membuka kios bakso dengan nama Pondok Bakso "Pak Joko" di bilangan Bintaro, Tangerang.

Menurut Nugroho, pondok bakso ini adalah peninggalan orang tuanya yang telah merintis usaha ini sejak 1980. Dia mengikuti jejak sang ayah karena dia yakin usaha bakso masih berprospek cerah.

Dengan dalil itu pula, pada tahun 2008, Nugroho mulai membuka tawaran kemitraan kepada masyarakat yang berminat terjun ke usaha ini. "Ini karena banyaknya permintaan, terutama dari Jakarta dan Tangerang," imbuhnya.

Keputusan Nugroho itu terbukti tepat. Pasalnya, kini pondok bakso yang berpusat di Bintaro itu telah memiliki 15 gerai. Dua gerai di antaranya adalah miliknya sendiri, sisanya milik 12 orang mitra.

Bagi calon mitra yang ingin bergabung, Nugroho menyediakan paket kemitraan berkonsep booth. Paket investasinya dibanderol Rp 20 juta.

Dengan dana investasi awal sebesar itu, mitra akan mendapatkan peralatan dan perlengkapan usaha, bahan baku awal, dan hak kemitraan selama tiga tahun. "Kami tak mengutip royalty fee kepada para mitra," kata Nugroho.

Lelaki berusia 43 tahun ini menambahkan, mitra yang bergabung akan mendapatkan keuntungan lain, yaitu adanya sertifikasi produk kesehatan dari pemerintah. "Bakso kami telah mendapatkan sertifikat dari Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan," kata Nugroho, sembari berpromosi.

Selain itu, dia mengklaim, kemitraan usaha yang ditawarkannya juga menjanjikan untung yang lumayan. Contohnya, dengan harga jual bakso per porsi Rp 8.000-
Rp 10.000, setiap gerainya bisa menjual bakso hingga 50 porsi per hari. Dari penjualan sebanyak itu, rata-rata pendapatan setiap gerai berkisar Rp 450.000 hingga Rp 500.000 per hari atau sekitar Rp 13 juta-Rp 15 juta sebulan. Omzet sebesar itu bisa bertambah, jika mitra mau menyediakan fasilitas tambahan berupa layanan pesan antar (delivery order).

Menurut perhitungan Nugroho, dengan rata-rata omzet sebesar tadi, mitra akan balik modal selambat-lambatnya dalam kurun 10 bulan. "Semua tergantung dari pemilihan lokasi dan inisiatif mitra dalam berpromosi," imbuhnya.

Salah seorang mitra Pondok Bakso "Pak Joko" adalah Dewi Kushariadi, yang bergabung sejak dua bulan lalu. Saat ini dia telah membuka dua gerai sekaligus, yang berlokasi di Radio Dalam, Jakarta Selatan dan Pondok Aren, Tangerang.

Ketika awal membuka usaha ini, omzet Dewi hanya sekitar Rp 100.000 per hari. Tapi, kini, dia mampu menjual bakso hingga 70 porsi sehari. Ke depan, Dewi menargetkan bisa menjual bakso 100 porsi per hari di tiap gerainya, sehingga dia bisa balik modal sebelum bulan ke-10.

Dewi optimistis targetnya itu bisa tercapai. Pasalnya, salah satu gerainya di Radio Dalam menempati lokasi usaha yang cukup strategis. Selain di pinggir jalan, lokasi tersebut juga merupakan daerah padat penduduk.

Pondok Bakso Pak Joko
Jl. Bintaro Raya Selatan,
Blok S4/No. 1 Sektor II
Bintaro Jaya, Tangerang
021-2619 9622

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×