kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik peluang usaha makanan beku saat PPKM


Jumat, 06 Agustus 2021 / 17:26 WIB
Menilik peluang usaha makanan beku saat PPKM
ILUSTRASI. Bisnis yang masih bertahan saat pengetatan pematasan, salah satunya usaha makanan beku atau frozen food.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memperpanjang aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berlevel hingga 9 Agutus nanti. Dengan adanya PPKM tentu berdampak pada sektor usaha, namun tak sedikit juga yang bertahan di tengah pembatasan yang berlaku.

Bisnis yang masih bertahan salah satunya usaha makanan beku atau frozen food. Santi Indriyana pemilik Bonles Frozen Food asal Bontang, Kalimantan Timur menyebut, sejak pandemi usahanya mengalami kenaikan omzet. Meski pertengahan tahun 2020 sempat ada penurunan namun kini omzet Bonles Frozen Food cenderung stabil.

Sebelum pandemi, biasanya saban bulan Santi mampu meraup omzet Rp 80 juta sebulan. Kemudian awal pandemi omzet usahanya melesat hingga 100%.

"Kondisi Januari sampai Maret 2021 itu omzet Rp 110 juta - Rp 120 juta sebulan. Dan Alhamdulillah kondisi itu stabil sampai sekarang," kata Santi kepada KONTAN.

Asal tahu saja, untuk pemasaran Santi hanya mengandalkan sosial media untuk produk makanan bekunya. Selain itu, Santi juga memiliki dua reseller yang memasarkan produk Bonles Frozen Food secara online.

Baca Juga: Industri makanan-minuman rumahan harus punya sertifikat SPP-IRT, apa itu?

Alasan Santi belum memasarkan produk makanan bekunya di toko-toko lantaran terganjal izin BPOM. Santi menerangkan, untuk masuk ke toko-toko produknya harus sudah mengantongi izin dari BPOM.

Saat ini, Santi tengah mengurus perizinan agar produk makanan bekunya dapat dijual secara online dan offline. Tahun ini, Santi berharap sudah mengantongi izin BPOM untuk produk makanan bekunya.

"Kalau makanan keringkan butuhnya sertifikat halal sama PIRT, kalau khusus frozen harus ada izin BPOM. Ini masih proses. Semoga segera bisa dapat," ungkapnya.

Cakupan produk makanan beku milik Santi saat ini masih di wilayah Kalimatan Timur. Namun, Santi menceritakan ada juga pesanan dari wilayah lain. Hanya saja Ia belum berani menyanggupi permintaan lantaran khawatir produk terlalu lama di perjalanan dan akhirnya rusak.

"Karena produk saya tanpa pengawet jadi takut ngga bisa tahan. Pernah coba kirim ke Jawa Timur itu seperti ayam ungkep, rica-rica itu masih bisa. Tapi kalau yang ikan, lele masih belum berani," ujarnya.

Bonles Frozen Food memiliki beberapa produk makanan beku, diantaranya olahan ayam ungkep, lele, ikan nila, bebek, bandeng dan munjair. Harga yang dipatok mulai dari Rp 38.000 hingga sekitar Rp 90.000. Untuk bulan Juli lalu Santi membutuhkan sekitar 150 ekor unggas dan 300 kilogram ikan untuk produksi frozen food.

Santi sudah mulai usaha makanan beku sejak 2016. Kini ia sudah memiliki empat karyawan yang membantu produksi produk Bonles Frozen Food. Rencananya Ke depan Santi ingin membuka cabang Bonles Frozen Food di Balikpapan.

Pemain di sektor usaha frozen food lainnya ialah Aulia Rahmawati Tsaniya, pemilik Inafish.id asal Magelang, Jawa Tengah. Berbeda dengan Bonles Frozen Food, Inafish.id fokus pada produk olahan ikan beku dan ikan segar frozen.

Selain memproduksi sendiri, Niya sapaan akrabnya juga menggandeng beberapa UMKM perikanan di Jepara untuk menyuplai produk manakan beku ke Inafish. Meski sebagian produk bekerja sama dengan UMKM lain, Niya memastikan kualitas, standar produksi dan merk selalu terjada sesuai dengan SOP Inafish.id.

"Ada olahan ikan, ada juga ikan fresh frozen. Sebagian produksi sendiri sebagian kita kerjasama sama salah satu UMKM dan pedagang ikan," kata Niya.

Produk makanan beku yang tersedia di Inafish.id antara lain, fish bubble potato, ebi furai, kaki naga, bakso ikan, otak-otak bandeng dan siomay udang. Produk makanan beku tersebut dibandrol mulai dari Rp 20.000 - Rp 40.000. Untuk ebi furai dan siomay udang sekali produksi di Inafish.id rata-rata 20-30 pieces, sedangkan untuk kerjasama dengan UMKM perikanan di Jepara sekali produksi bisa sampai 300 pieces.

Sama seperti Bonles Frozen Food, Inafish.id juga hanya memanfaatkan sosial media untuk pemasaran produknya. Setiap bulannya Niya menerima rata-rata 50-80 orderan. Sayangnya Ia tak merinci berapa omzet yang didapatkan dalam sebulan. Terkait dengan aturan PPKM, Niya mengakui terdapat penuruan pesanan hingga 40%.

"Apalagi penurunan kerasa banget pas setelah idul adha kemarin," kata Niya.

Pesanan yang datang ke Inafish selain dari Magelang juga berasal dari Jakarta, Semarang dan Yogyakarta. Ke depannya Niya ingin melebarkan cakupan wilayah Inafish.id ke beberapa kota. "Dan kami ingin bisa membuat rumah produksi sendiri," ujar Niya.

Selanjutnya: Inilah bisnis kecil-kecilan yang bisa memberi keuntungan besar hingga jutaan rupiah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×