kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -27,00   -0,16%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Menimbang bisnis bubble drink senilai Rp 4,7 Juta


Rabu, 07 Januari 2015 / 16:55 WIB
Menimbang bisnis bubble drink senilai Rp 4,7 Juta
ILUSTRASI. Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Ketut Sumedana


Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Tidak bisa dipungkiri jika bisnis minuman dingin seperti bubble drink masih menjanjikan. Meski sudah banyak kedai yang menawarkan minuman sejenis, nyatanya pemain baru terus bermunculan. Varian rasa yang banyak dan rasanya yang nikmat membuat peminat minuman ini tidak pernah sepi.

Salah satu pelaku usaha yang terjun ke bisnis ini adalah Eva Silvan, pemilik Bobalovers di Jakarta. Usaha ini berdiri pada Januari 2014 lalu dan langsung menawarkan kemitraan usaha. Saat ini gerai Bobalovers sudah ada tiga di Jakarta Selatan, yakni dua di antaranya milik sendiri dan satu gerai milik mitra.

Bobalovers mempunyai enam varian rasa, seperti Coffee Caramel, Mochacino, Creamy Chocolate, Green Tea, Strawberry, dan Tiramisu. Harga jual dibanderol mulai Rp 5.000 hingga Rp 7.000 per cup.

Konsep tempat usaha  adalah booth yang bisa ditempatkan di foodcourt, di depan sekolah, depan toko atau minimarket.  Jika berminat, Eva menawarkan paket investasi senilai Rp 4,7 juta. Mitra akan mendapatkan satu set rombong, peralatan usaha, cup, seragam karyawan, perlengkapan penyajian, dan peralatan promosi.

Jika mitra mau menggunakan mesin cup sealer, cukup menambahkan investasi Rp 900.000. Eva juga akan memberi bahan baku pertama terdiri dari aneka varian rasa sebanyak 2 kg. Bahan baku sebanyak ini bisa untuk 80 gelas.

Kerjasama ini untuk seumur hidup. Eva juga tidak mewajibkan mitra membayar biaya royalti. Hanya saja untuk bahan baku wajib beli dari pusat, berupa bubuk dan gelas kemasan. Bahan baku utama dia dapatkan dari pemasok bubuk minuman dingin yang telah bekerjasama dengannya.

Eva menargetkan, penjualan bisa mencapai 50 cup per hari. Sehingga target penjualan sekitar Rp 300.000−Rp 400.000 per hari. Maka dalam sebulan, mitra bisa mendapat omzet sekitar Rp 15 juta. Setelah dikurangi biaya operasional, laba bersih bisa mencapai Rp 2 juta per bulan. Target balik modal sekitar tiga bulan.

Eva mengklaim, kelebihan Bobalovers dibandingkan  yang lain adalah biaya investasi yang terjangkau serta bubuk es yang rasanya lebih enak.  Eva menargetkan hingga akhir tahun 2015, dia bisa memiliki 20 gerai, baik milik pusat maupun mitra. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×