kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjadi galeri bersama para pebisnis artisan


Sabtu, 24 Februari 2018 / 12:05 WIB
Menjadi galeri bersama para pebisnis artisan


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Untuk meningkatkan kondisi ekonomi para perajin daerah, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) membuka Gerai Nusantara di Bogor, Jawa Barat, 2015 lalu. Mereka ingin mendekatkan  hasil karya perajin pada konsumennya.  

Ada beragam produk yang dijajakan mulai dari kain tenun, tas anyaman, rangkaian manik-manik, sampai dengan hasil bumi seperti kopi dan madu. Produk yang dianggap tidak punya daya tarik pun akan didandani lagi oleh tim Gerai Nusantara. Mereka memberi sentuhan inovasi, supaya barang menjadi lebih bernilai.

Ambil contoh, tikar anyaman menjadi tas anyaman. Harga barang-barang ini mulai dari dari Rp 20.000 sampai Rp 20 juta per unit.

Rina Agustine, Manager Gerai Nusantara menjelaskan, AMAN memang berusaha memberi nilai tambah pada suatu produk supaya bisa lebih berharga. Selain itu, Gerai Nusantara juga menjadi ujung tombak pemasaran dengan mendekatkan pada konsumen.

Selain menyasar konsumen perorangan, mereka juga menyasar lembaga pemerintahan dan swasta. Dalam sebulan, Gerai Nusantara minimal mengantongi omzet  Rp 50 juta. "Seluruh hasil keuntungan disalurkan kepada perajin dalam bentuk pelatihan," katanya pada KONTAN, Rabu (14/2).

Salah satu pelatihan yang baru dilaksanakan adalah marketing. Alhasil, para perajin diwilayah Dobo, Nusa Tenggara Timur berhasil membangun galeri mandiri yang menjadi sentra penjualan hasil karya artisan setempat.

Selain itu, dalam jangka waktu tertentu para artisan terpilih dari beberapa daerah diajak untuk mengunjungi Gerai Nusantara untuk melihat-lihat produk hasil karya lainnya. Tujuannya, untuk memberikan inspirasi bagi artisan.

Namun, Rina mengatakan kendala yang kerap muncul adalah tidak pastinya jumlah  produksi para pengrajin. Maklum, menenun atau menghasilkan produk khas daerah setempat bukanlah pekerjaan utama mereka. Misalnya, saat ada ritual, mereka berhenti produksi karena memang ada larangan. Alhasil, proses produksinya pun jadi lebih lama. Rina pun sering menyampaikan kondisi tersebut kepada pelanggan bila mereka meminta produk yang sama tapi tidak ada stok.

Promosi Galeri Nusantara sendiri belumlah gencar. Rina hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. "Para pemburu barang ini pasti mempunyai komunitas dan kebanyakan mereka ingin melihat secara langsung barangnya," jelanya.

Sekedar informasi, saat ini ada sekitar 2.000 komunitas yang tergabung dalam AMAN. Dari seluruhnya, hanya sekitar 50 produk yang masuk Gerai Nusantara. Barang. Pemilihan produk berdasarkan jenis produknya,  nilai ekonomi, serta respon pasar.              

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×