kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menjajakan listrik matahari hingga daerah pelosok


Sabtu, 27 April 2019 / 10:45 WIB
Menjajakan listrik matahari hingga daerah pelosok


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih adanya daerah yang belum ada listrik menjadi kesempatan bagi para pebisnis untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satunya dengan memanfaatkan energi baru terbarukan seperti sinar matahari yang banyak ada di Tanah Air.

Solusi inilah yang coba ditawarkan oleh perusahaan rintisan penyedia energi baru terbarukan, yaitu Weston Energy. Dengan produk yang bernama helios system, Weston Energy menawarkan penyediaan sumber energi untuk kebutuhan di daerah terpencil. Semisal untuk pencahayaan, pengisian daya, hingga kebutuhan energi yang lain.

Wynn Nathaniel Wijaya, pendiri dan Chief Executive Officer Weston Energy, mengatakan, usaha yang sudah beroperasi sejak tahun 2016 ini mulai mengembangkan layanan yang lebih spesifik lagi. Saat ini, pihaknya sudah mengembangkan layanan energi listrik berdasarkan kebutuhan dari masing-masing desa.

Dia mencontohkan, ada satu desa yang cuma membutuhkan listrik sekitar 1 kwh. Kebutuhan itu bisa dipenuhi dengan pembuatan alat khusus bagi daerah itu.

Malah, kalaupun ia bisa membuat pesanan jika ada desa tertinggal yang tidak cuma membutuhkan sumber energi saja, tapi juga ada layanan internet segala. "Jadi bisa menjadi satu kesatuan layanannya," katanya kepada KONTAN.

Dengan langkah ini, produk racikan Weston Energy sudah menerangi lebih dari 300 rumah. Kebanyakan berada di Sumba, Lombok, Palu dan Jember.

Sedangkan untuk proses dan skema penggunaan alat tersebut, dapat dibeli dengan sistem beli putus. Atau ada cara lain, yakni dengan memanfaatkan dana desa. Harga peralatan listrik tersebut antara Rp 2 juta sampai Rp 2,4 juta per unitnya.

Untuk bisa menjaring desa tersebut, Wynn menyatakan, pihaknya sudah bermitra dengan beberapa perusahaan. Dan perusahaan yang bersangkutan membuat program tanggung jawab sosial dengan memanfaatkan teknologi dari Weston Energy. Klien lainnya adalah dari desa-desa dengan memanfaatkan dana desa.

Dengan layanan itu, Weston Energy rata-rata sanggup menjual peralatan sumber energi tersebut antara 40 unit sampai 50 unit per bulan. Melihat respon yang positif, Wynn menargetkan pada tahun ini bisa meraup pertumbuhan bisnis hingga 30%.

Supaya target tercapai, ia bakal mengedukasi pasar, terutama ke target pasar yang belum terjamah. Ia juga membidik daerah urban yang belum secara optimal mendapatkan aliran listrik secara terpadu, yakni dengan layanan internet.

Nah, untuk mengembangkan produk listrik plus internet lebih lanjut, pihaknya tengah mencari investor yang bisa diajak bermitra dan kerjasama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×