kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjajaki peluang bisnis butik sepatu


Jumat, 28 Juni 2013 / 13:11 WIB
Menjajaki peluang bisnis butik sepatu
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas di kawasan pembangunan lahan industri. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/rwa.


Reporter: Revi Yohana, Marantina | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Edward Forrer merupakan salah satu merek sepatu pria dan wanita yang cukup terkenal di pasar domestik. Merek sepatu asal Bandung ini diambil dari nama pendirinya, Edward Forrer.

Berdiri sejak tahun 1989, Edward Forrer kini memiliki total enam gerai di Bandung, Denpasar, Malang, dan Jayapura. “Dua gerai di Bandung milik sendiri, tapi sisanya milik franchisee,” kata Wulan Purnama Sari, Staf Marketing Edward Forrer.

Edward Forrer menawarkan waralaba sejak tahun 2008. Dalam kerjasama waralaba ini hanya ada satu paket investasi yang ditawarkan, yakni paket senilai Rp 200 juta.

Namun, investasi itu belum termasuk  franchise fee sebesar Rp 50 juta untuk kerja sama selama lima tahun, dan Rp 75 juta selama 10 tahun.
Dengan investasi sebesar itu, mitra akan mendapatkan fasilitas berupa desain interior, eksterior, stok sepatu awal, pelatihan karyawan, promosi, dan legalitas.

Mitra yang tertarik dengan tawaran ini harus menyiapkan toko seluas 100 meter persegi. Dalam sebulan, mitra diprediksi mengantongi omzet hingga Rp 50 juta dari penjualan 200 pasang sepatu. Adapun laba bersihnya sekitar Rp 6,369 juta saban bulan. “Target balik modal kami sekitar 37 bulan,” jelasnya.

Edward Forrer menyediakan aneka model sepatu pria dan wanita dengan banyak pilihan warna. Sepesang sepatu dihargai mulai Rp 250.000 – Rp 350.000.

Edward Forrer juga melayani orderan pembuatan sepatu dengan model dan warna tertentu sesuai selera konsumen. “Walau hanya pesan satu pasang sepatu dengan model tertentu akan kami layani,” tuturnya.

Potongan harga 45%

Menurut Wulan, setiap mitra Edward Forrer wajib membeli sepatu dari pusat. Setiap pasag sepatu mendapat potongan harga hingga 45% . “Kami menjual dengan sistem beli putus untuk franchisee,” kata dia.

Wulan mengaku, pihaknya kini tengah gencar-gencaranya menawarkan waralaba. Target tahun ini bisa menambah tiga gerai lagi di daerah Medan, Garut, dan Makassar. Selain pasar lokal, sepatu Edward Forrer juga sudah merambah pasar luar negeri, seperti Malaysia dan Rusia.

Evi Diah Puspitawati, Pengamat Waralaba dari International Franchise Business Management menilai, potensi pasar sepatu cukup besar lantaran banyak dibutuhkan masyarakat.

Namun demikian, ada beberapa tantangan bisnis ini yang perlu diantisipasi, seperti tren sepatu yang mudah berubah-ubah. Menyiasati perubahan tren ini, perputaran penjualan harus cepat.

Mitra juga harus tahu selera sepatu di daerahnya masing-masing. Menurut Evi, selera setiap kota bisa berbeda-beda. "Sistemnya juga perlu dipikirkan, misalnya stok yang tidak laku terjual dan ketinggalan zaman, apa boleh ditukar kembali ke pusat atau sistem beli putus?" ujar Evi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×