kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Menjajal peruntungan dari butik fesyen


Kamis, 08 Januari 2015 / 15:15 WIB
Menjajal peruntungan dari butik fesyen
ILUSTRASI. Dakkochi merupakan salah satu jenis street food yang biasanya dijajakan oleh para penjualnya di pasar/tempat tertentu di Korea.


Reporter: Yuthi Fatimah | Editor: Rizki Caturini

Ceruk pasar di bisnis di sektor fesyen terutama pakaian masih terbuka lebar. Berbagai macam konsep bisnis mulai dari distro, factory outlet, dan butik terus menarik para pelaku usaha untuk mencoba peruntungan di bidang ini. Banyak di antara pengusaha yang tertarik menggeluti bisnis ini adalah kalangan anak muda.

Salah satu gerai fesyen yang ikut meramaikan sektor ini adalah Akakida. Konsep usaha ini adalah butik yang menawarkan berbagai produk fesyen anak muda seperti kemeja, kaus, jeans, sepatu,dompet dan lain-lain.

Usaha ini didirikan oleh Yuda Fajrin bersama salah satu aktor muda ibukota Adipati Dolken serta beberapa rekan lainnya. Usaha ini baru berdiri sejak Agustus 2014. Selain membuka gerai sendiri, mereka juga menawarkan kemitraan usaha untuk mengembangkan bisnis.

Saat ini Akakida sudah memiliki empat butik, yaitu tiga butik miliki mitra yang berada di Tasikmalaya, Batam, Brunei Darussalam dan satu butik milik pusat di Kemang, Jakarta Selatan.

Paket investasi kemitraan usaha yang ditawarkan senilai Rp 60 juta untuk di dalam negeri. Sementara untuk mitra di luar negeri seharga Rp 80 juta−Rp 120 juta. Mitra akan mendapatkan fasilitas lisensi merek, produk awal berupa 80 jenis pakaian, dan dukungan pemasaran. Investasi tersebut di luar sewa tempat beserta renovasi atau desain interior.

Ada sistem setoran

Manajemen pusat tidak mengutip biaya royalti, namun ada sistem setoran ke pusat sebesar 50% dari omzet yang didapat mitra tiap bulan. Target setoran dari mitra berkisar Rp 5 juta sampai Rp 20 juta per bulan. "Kalau di Indonesia setoran berkisar Rp 5 juta−Rp 10 juta per bulan. Kalau di luar negeri bisa sampai Rp 20 juta per bulan," ujar pria berusia 26 tahun ini.

Harga jual produk yang ditawarkan Akakida berkisar Rp 99.000−Rp 1,4 juta per potong. Dari sini, mitra dapat meraup omzet minimal Rp 80 juta sebulan. Target balik modal kurang dari setahun. "Namun, ini tergantung lokasi, jumlah penjualan dan harga sewa tempat setiap bulan," ujar Yuda.

Yuda bilang, keunggulan Akakida adalah produk yang dijual adalah merek premium dengan kualitas standar internasional. Targetnya di tahun ini total mitra Akakida bisa bertambah menjadi tujuh mitra. "Tahun ini akan segera launching Akakida di Johor, Kuala Lumpur, dan Melbourne," kata Yuda.

Erwin Halim, pengamat bisnis dari Proverb Consulting mengatakan, karena bisnis ini bermain di level menengah ke atas, jadi harus memiliki brand usaha yang kuat. Menurut Erwin, prospek bisnis butik fesyen masih bagus karena sekarang sudah menjadi kebutuhan dan tren di masyarakat.

Agar bisnis ini tidak terseok di tengah jalan, Erwin menyarankan agar model yang diproduksi harus terus mengikuti tren kekinian dan pemasarannya pun harus kuat.             n

AKAKIDA     
Jl Kemang 1 No 72 Kav C4, Kemang, Jakarta Selatan.
HP: 081298940552

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×