kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menjala cuan tambak udang ala Baba Rafi


Minggu, 11 November 2018 / 07:30 WIB
Menjala cuan tambak udang ala Baba Rafi


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Sejak lama Indonesia dikenal dengan hasil laut dan perikanannya. Seperti ikan dan udang. Bahkan, produk-produk laut dan perikanan itu menjadi komoditas ekspor andalan negeri ini. Usaha di seputar tangkapan laut dan perikanan pun cukup menjanjikan.   

Sejumlah pengusaha pun tertarik terjun ke bisnis ini. Seperti Hendy Setiono, founder sekaligus CEO Baba Rafi. Selain berbisnis kuliner, Hendy juga menekuni bisnis tambak udang sejak 2016 lalu.

Dalam bisnis ini, dia menjalin kerjasama dengan Charoen Pokphand, sebagai operator kolam Bagi Hendy, investasi tambak udang ini cukup menguntungkan. Jenis udang yang dibudidayakannya adalah udang vaname yang punya pasar cukup luas dan hasil panennya cepat terserap.

Setelah mendapatkan hasil  yang memuaskan, Hendy pun menawarkan kemitraan Tambak Udang Vaname. Lokasinya ada di Lampung dan Subang. Saat ini, sudah ada 87 kolam milik mitra yang berjalan. Mitranya berasal dari berbagai kota mulai dari Jakarta, Surabaya, Makassar dan kota lainnya.

Hendy menyebut, kelebihan usaha tambak udangnya terletak pada tenaga pengelola tambak dalam jumlah banyak yang sudah berpengalaman. "Hasil panennya pun langsung ditampung oleh Charoen Pokphand," katanya pada KONTAN, Kamis (8/11).

Tambak Udang Vaname Baba Rafi menawarkan kemitraan dengan nilai investasi Rp 250 juta. Fasilitas yang didapatkan adalah satu unit kolam dengan luas 1.000 m², tenaga pengelola tambak, bibit udang, dan kebutuhan lainnya.

Menerapkan sistem full operation, kemitraan tambak udang ala Baba Rafi ini mengenakan bagi hasil keuntungan bersih sekitar 30% untuk manajemen dan 70% sisanya untuk mitra. "Tim manajemen Baba Rafi akan mengirimkan semua laporan kepada mitra per siklusnya," tambahnya.  

Berdasarkan perhitungan Hendy, dalam waktu empat siklus alias 16 bulan mitra sudah bisa balik modal. Dengan total penjualan hasil panen Rp 150 juta per siklus.  Setelah dikurangi biaya pakan dan operasional, porsi keuntungan bersihnya sekitar 30%-35% dari total penjualan.  

Sampai dengan akhir tahun, Hendy optimis dapat menjaring 14 mitra baru. Sehingga, total kolam yang dibuka akan berjumlah  sekitar 100 unit.

Djoko Kurniawan, Konsultan Usaha menilai bisnis tambak udang vaname punya potensi yang baik jika dikelola secara profesional. Mengingat udang adalah produk yang masih punya market yang cukup luas. Perkembangan dunia kuliner dan peluang ekspor membuat udang banyak dicari.

Untuk menjaring mitra yang lebih banyak maka manajemen harus memberikan bukti bahwa usaha ini punya hasil yang baik sehingga bisa menarik investor baru.

Dalam bisnis model tambak udang ini yang penting adalah cerita baik yang diberikan oleh investor sebelumnya.  Jika hasil memuaskan investor maka akan banyak cerita baik yang akan mampu menarik investor baru.  Jadi bisnis jenis ini kesuksesannya banyak dipengaruhi oleh testimoni dari investor yang sebelumnya ikut.                  

Tambak Udang Baba Rafi
Graha Baba Rafi, Ruko Manyar Garden Regency Kav 29-30, Jl. Nginden Semolo 109, Surabaya
HP: 081331148865

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×