kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjaring cuan dari penyuka hewan berkaki delapan (bagian 1)


Sabtu, 17 Agustus 2019 / 11:00 WIB
Menjaring cuan dari penyuka hewan berkaki delapan (bagian 1)


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak orang awam yang langsung takut tatkala mendengar nama tarantula alias laba-laba raksasa. Maklum bentuk tubuhnya yang berkaki delapan dan berbulu bisa membuat bulu kuduk berdiri. Tapi ada juga orang yang justru menjadikan binatang yang mampu mengeluarkan jaring tersebut menjadi piaraan dan koleksi pribadi.

Inilah yang membuat para pembudidaya dari hewan yang masuk keluarga theraphosidae dan masuk dalam kelas athropoda tersebut masih bisa eksis hingga kini. Salah satunya Aldo Tan, pemilik Lapak Kaki Delapan. Ia sudah berkiprah di bisnis tersebut sejak delapan tahun lalu. "Cukup banyak penggemar tarantula di Indonesia karena keunikannya," katanya kepada KONTAN.

Baca Juga: Singgih Januratmoko, peternak rakyat yang berhasil melenggang ke Senayan

Saat ini, Lapak Kaki Delapan sudah memiliki ratusan jenis spesies tarantula dengan harga mulai dari Rp 50.000 per ekor sampai Rp 800.000 per ekor. "Konsumen kami masih di Indonesia. Untuk harga termurah adalah yang berukuran kecil," jelasnya.

Jenis tarantula yang dimiliki Aldo umumnya bagi pasar pemula (beginner). Yaitu jenis brachypelma dan grammostola. Adapun tarantula yang termahal biasanya berukuran lebih besar.

Sayang, Aldo tidak bersedia memerinci omzet yang ia peroleh dari menjual hewan hobi tersebut. Yang jelas, untuk pemasarannya hingga kini masih dilakukan via online lewat media sosial.

Baca Juga: Hingga Juni, realisasi KUR sektor peternakan capai Rp 3,42 triliun

Pemain lainnya adalah Felix Suryatama, pemilik Gudang Tarantula, yang sudah merintis bisnis hewan piaraan tersebut sejak November 2012. Saat ini, ia mempunyai lebih dari 1.000 tarantula berbagai spesies dan ukuran. Harganya juga beragam. Mulai dari puluhan ribu rupiah hingga jutaan rupiah.

Dari sekian banyak spesies tarantula, yang paling banyak dicari para konsumen adalah jenis cyriopagopus spsumatran tigeraphonopelma chalcodes, serta aphonopelma bicoloratum. "Tarantula ini lebih untuk koleksi pribadi," jelas Felix kepada KONTAN.

Dalam memasarkan hewan hobi tersebut, Felix tidak cuma mengandalkan toko offline-nya, tapi juga sudah memanfaatkan penjualan online via media sosial. Hasilnya, para pemesan hewan unik tersebut tidak cuma berasal dari pasar dalam negeri saja, tapi juga sampai luar negeri. "Kami juga melayani cash on delivery (COD) di Jakarta, Bekasi, serta Bandung," tuturnya.

Hasilnya, hingga kini Felix sanggup meraup omzet minimal Rp 7 juta sampai Rp 10 juta per bulannya. Nilai omzet bisa saja bertambah apabila dirinya ikut ragam pameran. Selain itu juga sebagai ajang untuk menjelaskan tarantula sebagai hewan yang tak berbahaya.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×