kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjaring fulus dari layanan penyedia ragam kuliner


Sabtu, 03 Agustus 2019 / 10:40 WIB
Menjaring fulus dari layanan penyedia ragam kuliner


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis kuliner hingga kini merupakan salah satu yang paling menjanjikan. Maklum, semua orang butuh makan dan minum, membuat bisnis ini seolah tidak lekang dimakan waktu. Tak heran jika ragam bisnis berbasis kuliner bermunculan, mulai dari tempat makan, katering, hingga pembuat produk aneka makanan.

Faktor inilah yang membuat Anthony Gunawan menyediakan aplikasi yang mengumpulkan ragam bisnis kuliner ke dalam satu aplikasi berlabel Wakuliner sejak Agustus 2017. Jadi kalau ada pihak yang butuh katering, produk camilan atau oleh-oleh, hingga produk kopi serta informasi tawaran waralaba kuliner dan kuliner legendaris bisa didapat di aplikasi tersebut.

Baca Juga: Potensi daerah makin terkenal lewat Potensiana.com

Untuk layanan katering contohnya, Wakuliner bisa menyediakan hingga 15.700 menu. "Baik itu untuk kebutuhan harian atau event, layanan katering kami yang terlengkap di Jakarta," klaim Anthony yang juga Chief Executive Officer Wakuliner kepada KONTAN.

Untuk sementara, katering hanya bisa dilayani di seputar Jabodetabek saja. Beda dengan layanan produk kuliner oleh-oleh, camilan serta produk kopi. Layanan ini bisa dipesan hingga ke 158 kota di Indonesia.

Baca Juga: Foodizz.id mencari peruntungan dengan jualan ilmu kuliner

Hasil tersebut tidak terlepas dari mitra bisnis yang sudah digandeng Wakuliner. Ada 20 perusahaan katering di sekitar Jakarta, serta sekitar 1.000 UMKM kuliner di berbagai wilayah yang ada di Indonesia.

Hasilnya, untuk pesanan katering yang masuk hingga kini adalah sekitar 30.000 bungkus (pax) perbulannya. Sayang, Anthony tidak merinci hasil yang diraih dari layanan kuliner oleh-oleh dan produk makanan lainnya.

Yang pasti, Anthony menjelaskan bahwa sistem bisnisnya ini bisa beragam. Sistemnya bisa B2B (business to business), B2C (business to consument) atau juga B2G (business to government).

Rupanya dalam satu tahun terakhir ini, Wakuliner lebih fokus melayani fitur katering. Layanan katering pun dia klaim terbilang komplit, mulai dari masakan tradisional hingga barat dan jenis katering. Sebut saja, nasi kotak hingga prasmanan dan model gubuk.

Baca Juga: Madhang mulai merambah area tempat makan

Untuk bisa mengoptimalkan bisnis, pihaknya tengah menyelesaikan beberapa kendala yang kerap dihadapi oleh para pebisnis start up. Yang paling utama adalah ketersediaan sumber daya manusia yang mumpuni, dari bidang teknologi, pemasaran, hingga penjualan. "Solusinya, kami memakai networking, IT consulting dan staffing agency, serta direct referral dan word of mouth," jelas Anthony.

Jika persoalan tersebut teratasi, ia pun optimistis Wakuliner bisa menerima pesanan hingga 300.000 paket per bulannya. Makanya, ia tengah menyiapkan beberapa fitur dan layanan terbaru dari Wakuliner ke depannya supaya makin optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×