Reporter: Revi Yohana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pertumbuhan jumlah mobil menjadi mata rantai bagi bisnis yang menjanjikan bagi bisnis yang berhubungan dengan mobil. Salah satunya jasa perawatan mobil.
Salah satu usaha perawatan mobil yang berkembang adalah Q-Blink. Berlokasi di Medan, pemilik usaha ini yakni Limas Kosim sudah membuka dua gerai Q-Blink.
Oh iya, sebelum membuka Q-Blink, Limas juga terbilang sukses membuka bengkel mobil Sehat Pro Auto Clinic sejak 1989 silam. Kini usaha bengkel Limas bahkan sudah memiliki 14 cabang.
Agar usahanya semakin bergigi, mulai bulan Maret ini, Limas menawarkan kemitraan Q-Blink. Q-Blink adalah jasa perawatan mobil, yang menyasar kelas menengah ke atas. Ada tiga jasa yang ditawarkan, yakni car beauty salon , paint coating, dan cuci mobil.
Khusus untuk jasa cuci mobil, Limas mengklaim, Q-Blink mampu memberikan pelayanan bintang lima. Pasalnya, dia menawarkan hingga 30 jenis menu cuci mobil, seperti healthy car wash. Setelah mobil dicuci, dilanjutkan mobil akan masuk proses plasma ionisasi yang diklaim mampu membunuh bakteri dalam interior mobil.
Pelanggan juga bisa memilih wax serta shampoo yang diinginkan. "Harga cuci mobil kami mulai dari Rp 55.000-Rp 450.000 sekali cuci," kata Limas.
Tiga pilihan
Ada tiga paket kemitraan yang ditawarkan Q-Blink. Pertama, paket Ekspres dengan dana investasi Rp 50 juta. Paket ini hanya menawarkan jasa car beauty salon. Luas tempat yang dibutuhkan untuk paket ini 60 meter persegi (m²).
Kedua, Paket Mini dengan biaya investasi Rp 125 juta. Paket ini terdiri dua layanan, yaitu car beauty salon dan paint coating. Tempat yang dibutuhkan 100 m².
Ketiga, paket Workshop seharga Rp 1,5 miliar. Paket ini merupakan yang terlengkap yaitu menyediakan jasa cuci mobil, car beauty salon dan paint coating. Mitra perlu tempat seluas 900 m².
Setiap paket kerjasama mengikat lima hingga enam tahun. Paket meliputi biaya, renovasi tempat, perlengkapan, seragam, serta bahan baku awal. Setiap bulan, mitra wajib membayar management fee 10% dari omzet. Pada 6-12 bulan pertama gerai berjalan, mitra juga dikenai running fee 5% dari omzet bulanan untuk biaya pengelolaan oleh kantor pusat.
Limas menghitung, tiap bulan mitra bisa meraih omzet Rp 33 juta hingga Rp 140 juta, tergantung paket. Adapun, target laba berkisar 10%-20%. Dengan laba itu, Mitra diproyeksikan balik modal sekitar 1,5 tahun sampai tiga tahun.
Pengamat waralaba dari Franchise Technology Utomo Njoto mencatat, ada tiga poin yang perlu diperhatikan calon mitra. Pertama, target balik modal, perlu ada pembuktian historis dari gerai yang dikelola pemilik Q-Blink.
Kedua, perlu mencari lokasi yang pas, jika menyasar kelas menengah atas. Ketiga, kualitas bahan baku dan sumber daya manusia harus terus terjaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News