Reporter: Revi Yohana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Steak bukan lagi makanan asing bagi lidah masyarakat Indonesia. Penikmat sajian ini kian meluas, mulai kelas atas hingga bawah. Oleh karena itu, sekarang, tak sulit menemukan penjaja steik, baik yang berupa restoran sampai jenis warung steak
di pinggir jalan.
Nampaknya, peluang berbisnis steik ini masih cukup menjanjikan. Tak heran, pemain baru masih terus bermunculan. Salah satunya berupa tawaran membuka usaha steik dari RJ Steak asal Jakarta.
Bisnis ini dimulai pertengahan 2012, dan kini punya satu gerai pusat di kawasan Tarumanegara, Jakarta. Gerai RJ Steak menawarkan menu utama sirloin, karage, dan chicken steak.
Pemilik RJ Steak Togan Tjaris mengklaim, steik yang dia sajikan berkualitas bagus, namun dengan harga yang terjangkau. "Untuk sirloin, saya betul-betul pakai sirloin daging Australia," ujarnya. Adapun untuk steak berbahan dasar ikan, dia memilih ikan dori. Beragam menu steik di RJ Steak berbanderol harga mulai Rp 25.000 hingga Rp 35.000 per porsi.
Untuk mempercepat perkembangan bisnisnya, Togan mulai menawarkan sistem kemitraan usaha RJ Steak, sejak awal tahun ini.
Omzet Rp 96 juta
Omzet Rp 96 juta
Togan menawarkan paket kemitraan dengan investasi Rp 208,425 juta. Mitra akan mendapat perlengkapan memasak, tata interior, dan furnitur tempat, berikut pelatihan karyawan, seragam, serta bahan baku awal. Investasi itu sudah mencakup sewa tempat tahun pertama. Mitra hanya perlu mencari lokasi seluas 75 m².
Dia memperkirakan mitra bisa meraup omzet sampai Rp 96 juta tiap bulan, asalkan bisa menjual 100 porsi sehari. Adapun, laba bersih ditargetkan sekitar 20% dari omzet Jika berjalan lancar, mitra diharapkan sudah bisa balik modal dalam waktu setahun.
Kata Togan, pihaknya sangat mengontrol gerai milik mitra, yaitu dengan kunjungan rutin beberapa kali dalam seminggu ke gerai para mitra. Tujuan kegiatan itu untuk mengatasi masalah yang biasa timbul di awal membuka usaha. Oleh karena itu pula Togan tidak akan menerima banyak mitra. Tahun ini dia hanya berencana membuka 3 gerai sampai 4 gerai milik mitra. Namun, untuk pendampingan dan bantuan pemasaran dari pusat, Togan mengutip biaya 30% dari laba bersih mitra.
Pengamat waralaba dari Entrepreneur College Khoerussalim Ikhsan bilang, pasar steak masih bagus, jika gerai ditempatkan di pusat kota. Namun, dia menilai, harga Rp 25.000 - Rp 35.000 per porsi, lebih cocok bagi kalangan menengah atas. Dengan begitu, lokasi harus di pusat perkantoran atau perbelanjaan.
Jika mitra menempatkan gerai di pinggiran kota, target 100 porsi nampaknya akan sulit didapat. Apalagi, nama RJ Steak terhitung baru. Menurut dia, gerai makanan yang baru dibuka jarang menembus penjualan 100 porsi sehari, kecuali mereknya sudah sangat dikenal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News