kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Menjaring rumput laut di Brebes (1)


Jumat, 17 Oktober 2014 / 15:12 WIB
Menjaring rumput laut di Brebes (1)
ILUSTRASI. Inilah 4 Cara Transfer BCA, BRI, BNI, dan Mandiri ke ShopeePay melalui ATM


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

Sebagai salah satu daerah yang terletak di wilayah pantai utara Pulau Jawa, Kabupaten Brebes sangat cocok dijadikan tempat mengembangkan produksi komoditas laut seperti berbagai jenis ikan. Ternyata tidak hanya produk perikanan, di beberapa desa di Kabupaten Brebes juga dijadikan sentra pembudidayaan rumput laut, yakni di Desa Kalingangsa dan Desa Randusanga.

KONTAN sempat menyambangi salah satu desa tempat pembudidayaan rumput laut tersebut yakni di Desa Randusanga. Desa yang berada didekat Pantai Randusanga Indah itu merupakan desa pengembang terbesar rumput laut di Brebes.

Untuk mencapai lokasi tersebut hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari stasiun Brebes. Bila menggunakan kendaraan pribadi, Anda dapat mengambil arah timur menuju kelurahan Limbangan Wetan. Setelah itu, ambil arah utara. Jika sudah menemukan banyak rumput laut yang dijemur di sepanjang jalan, artinya Anda telah sampai di sentra tersebut.

Djarot salah satu petani rumput laut di sentra ini menceritakan, Desa Randusanga sudah menjadi sentra pembudidayaan rumput laut sejak tahun 1977. Awal mula tempat ini dijadikan tempat pembudidayaan rumput laut karena pemerintah setempat ingin memajukan tingkat ekonomi warga.

Ini upaya untuk memulihkan ekonomi warga pasca rusaknya tambak akibat budidaya udang. "Sebelumnya, sebagian besar warga desa memang berprofesi sebagai petani udang windu," kata Djarot.

Laki-laki berbadan tambun ini mengatakan, ada ratusan petani rumput laut yang beroperasi di sana. Lahan tambak antar satu petani dengan petani lainnya cukup dekat. Sebagian besar para petani di sana mengembangkan rumput laut di dalam tambak yang tidak jauh dari pemukiman warga.

Djarot bercerita, membudidayakan rumput laut cukup sederhana dan tidak memakan biaya perawatan yang tinggi. Lagipula, rumput laut dapat dipanen setiap bulan. Laki-laki yang juga berprofesi sebagai pengusaha kuliner ini bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp 20 juta setiap bulan dari menjual rumput laut.

Tidak heran, karena dalam sekali panen, Djarot bisa mengumpulkan rumput laut hingga mencapai 2,5 ton. Harga jualnya sekitar Rp 8.000 per kilogram (kg). Namun, dia mengaku harga jual kerap berfluktuatif.  Bila cuaca sepanjang tahun relatif baik, Djarot bisa panen rumput laut hingga mencapai 15 ton dalam setahun.

Petani rumput laut lainnya adalah Slamet Riyadi. Laki-laki berkulit gelap ini mengaku sudah menjadi petani rumput laut sejak tahun 2002. Dalam sebulan dia bisa memanen rumput laut sebanyak 2 ton dengan omzet penjualannya sekitar Rp 16 juta.

Selain bekerja sebagai petani, Slamet juga menjadi pengepul rumput laut. Dia menerima semua hasil panen petani yang berada di wilayah Randusanga. Untuk usahanya sebagai pengepul, dalam seminggu dia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 300 juta. Tapi dari situ, keuntungan bersihnya hanya sekitar Rp 200 hingga Rp 300 per kg. Biasanya rumput laut tersebut dia jual kepada produsen agar-agar.     n

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×