Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Tri Adi
Menjelang hari raya Idul Adha, kulit ketupat untuk menu hidangan Lebaran mulai diburu pembeli. Para pedagang musiman mulai bermunculan di berbagai daerah di Indonesia. Maklum, pada saat ini, omzet pedagang kulit ketupat bisa melonjak berlipat-lipat. Contohnya di pasar Palmerah, Jakarta Barat. Dalam sehari, omzet pedagang bisa tembus Rp 10 juta.
Ada salah satu ritual tahunan bagi umat Islam dalam menyambut hari raya Idul Adha, yakni membuat ketupat. Tradisi ini membuat bisnis kulit ketupat mulai marak di berbagai daerah di Indonesia. Di pinggir jalan hingga pasar tradisional, banyak pedagang yang menjajakan kulit ketupat.
Berdasarkan pantauan KONTAN di pasar Palmerah, Jakarta Barat, pada Senin (7/9), lapak pedagang kulit ketupat yang terbuat dari anyaman daun kelapa ini mulai diserbu pembeli. Para pedagang pun mendapatkan berkah berlimpah dari penjualan kulit ketupat.
Salah satu pedagang kulit ketupat di pasar Pal Merah yang ketiban rezeki Idul Adha adalah Ede. Pedagang berusia 30 tahun itu mengaku, penjualan kulit ketupat di lapaknya mengalami kenaikan dari hari biasa.
Menurut Ede, menjelang Idul Adha tahun ini, lapaknya bisa menjual hingga 1.000 kulit ketupat kosong per hari. Satu kulit ketupat dibanderol Ede Rp 10.000. "Kalau hari biasa, paling banyak hanya 200 kulit ketupat. Sementara saat Idul Adha bisa terjual 1.000 kulit," tutur Ede.
Ede mengaku mendapatkan pasokan bahan baku kulit ketupat berupa daun kelapa dari koleganya yang berada di Serang, Banten. Sayang, Ede enggan membeberkan harga pembelian daun kelapa per helainya.
Yang jelas, kata dia, terkadang ia terbentur seretnya pasokan daun kelapat. Pasalnya, menjelang hari raya Idul Adha, pasokan janur kelapa kerap tidak mampu memenuhi pesanan pelanggan kulit ketupat.
Karena itu, ia harus mencari bahan kulit ketupat dari pemasok lainnya. Dengan begitu, Ede tak kehilangan kesempatan baik untuk meraup omzet lebih dari penjualan kulit ketupat.
Ede mengklaim, pada momen Idul Adha, omzet penjualan kulit ketupat di lapaknya bisa mencapai Rp 10 juta per hari dengan laba bersih sekitar 30%. Pada hari biasa, ia hanya bisa meraup omzet sekitar Rp 2 juta. Ini artinya, omzet penjualan kulit ketupat di lapak Ede mengalami kenaikan lima kali lipat dibandingkan hari biasa.
Pedagang kulit ketupat lainnya yang mendulang kenaikan omzet jelang Idul Adha adalah Argan. Dia bilang, selain membeli kulit ketupat yang sudah jadi, banyak pelanggan membeli bahan mentah berupa daun kelapa. Untuk 10 helai daun kelapa, Argan membanderol harganya Rp 4.000.
Menurut Argan, yang berkongsi dengan koleganya bernama Roni, penjualan janur kelapa untuk bahan kulit ketupat di kiosnya naik dua kali lipat dibandingkan harga biasa. "Pada saat Idul Adha, kami bisa menjual 15.000 sampai 20.000 janur ketupat," ungkap Argan.
Bukan hanya satuan, Argan juga menjual bahan kulit ketupat dalam paket besar. Untuk satu kantong plastik berisi 200 helai daun kelapa, Argan membanderol harga Rp 80.000. "Kalau Idul Adha keuntungan dari penjualan janur kelapa memang cukup lumayan. Dalam sehari, kami bisa dapat Rp 5 juta sampai Rp 8 juta," kata pemilik Toko Alam Janur ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News