kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menjelang lebaran, produsen kue kering kebanjiran


Selasa, 14 Juli 2015 / 10:05 WIB
Menjelang lebaran, produsen kue kering kebanjiran


Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Tri Adi

Di bulan Ramadan seperti ini, permintaan kue kering membeludak untuk persiapan Lebaran. Para produsen kue kering pun meraup omzet berlipat. Lewat online dan reseller, order berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia. Di tengah tingginya order yang masuk, banyak dari mereka menambah karyawan untuk mengejar target pesanan.

Hari Idul Fitri tidak lama lagi. Menjelang Idul Fitri, para pengusaha kue kering. mulai kebanjiran pesanan. Maklum, saat ini, kebanyakan orang memilih untuk membeli kue ketimbang membuat sendiri.  

Erni Lionarta, produsen kue asal Serang, Banten ini misalnya, dia mengaku sudah kewalahan menerima pesanan kue kering. Pada momen seperti ini, pemilik kue kering dengan brand Bellarosa ini bisa menerima pesanan hingga 100.000 paket selama bulan Ramadan.

Satu paketnya terdiri dari enam toples dengan enam varian kue kering. Harganya dibanderol antara Rp 50.000-Rp 85.000 per paket. Erni mengaku, harganya bisa murah karena produksinya sudah skala industri. "Omzet yang kami dapat selama Ramadan ini bisa mencapai Rp 5 miliar," katanya kepada KONTAN.

Dengan harga terjangkau, ia fokus membidik konsumen kelas menengah ke bawah. Ada pun produksi kue keringnya terdiri dari kue nastar, keju, putri salju, kue kacang, kue cokelat, dan lainnya. Dengan dibantu, reseller kota, Bellarosa kini sudah melayani pesanan dari berbagai kota di Indonesia. "Bulan Ramadan ini, semua merasakan berkahnya, termasuk karyawan kami yang merupakan warga sekitar Serang," jelasnya. Erni sendiri mengaku sudah menekuni bisnis kue kering sejak tahun 2005.

Pemain lainnya adalah Reisja Fina, pemilik Diva's Home Made Cookies di Jakarta. Ia sudah memulai bisnis kue kering sejak tahun 1998. Fina menjual berbagai macam kue kering, seperti nastar, kastengel, skippy peanut, sagu keju, putri salju, lidah kucing, green tea almond, fruit cookies, dan masih banyak lainnya.

Fina bilang ada sekitar 32 item aneka rasa kue kering yang diproduksinya. Untuk harga dibanderol mulai
Rp 65.000 hingga Rp 115.000 per toples. Fina mengklaim, keunggulan kue kering buatannya menggunakan bahan baku original dengan kualitas bagus.

Bahkan, ada juga beberapa produk yang topping-nya di buat sendiri oleh Fina demi meningkatkan cita rasanya kue tersebut. "Saya produksi selai nanas, coklat dan lainnya," jelasnya.

Menurut Fina, produknya yang paling laris saat ini, yaitu kue nastar, kastengel, dan kue kacang yang memakai skippy. Saat ini fokus penjualan masih lewat online, dan ke depannya ia ingin memiliki offline store sendiri.

Meski masih skala home made, menjelang Lebaran atau Natal kapasitas produksinya bisa mencapai 3.000 toples, dengan omzet mencapai Rp 195 juta.

Di tengah banyaknya order, ia bisa mempekerjakan delapan karyawan. Produk Diva's Home Made Cookies sudah merambah pasar Jabodetabek, Sumatra, Kalimantan, dan Jawa.

Bahkan lewat reseller, ada yang sudah sampai luar negeri seperti ke Malaysia, Singapura, London, Aussie, Jerman dan masih banyak lagi. Kebanyakan reseller di luar negeri adalah rekan-rekannya sendiri.          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×