kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menonton kemitraan pisang bugil tanpa sensor


Minggu, 08 Oktober 2017 / 11:05 WIB
Menonton kemitraan pisang bugil tanpa sensor


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Kudapan pisang hingga kini masih punya banyak penggemar. Entah itu dalam bentuk gorengan, rebusan atau langsung berbentuk buah. Banyak pebisnis mulai meracik panganan pisang ini supaya tidak sama dengan yang sudah ada.

Salah satunya yang dilakoni Masayid Sanusi Assegaf. Di tangannya, pisang tampil lebih menarik dengan balutan tepung renyah serta tambahan taburan parutan aneka rasa. Usaha kulinernya ini ia namai Pisang Bugil.

Bisnis ini sudah Masayid lakukan sejak akhir tahun lalu di Yogyakarta. Mendapatkan respon baik, kini jumlah gerai Pisang Bugil sudah mencapai 15 unit. Semua gerai tersebut  berada di Kota Gudeg.  

Selang beberapa bulan, pria yang akrab disapa Sayid ini mulai membuka kemitraan di awal 2017. Meski masih baru, sudah ada enam mitra yang bergabung. Para mitra tersebar di Muntilan, Magelang dan Malang.

Pertumbuhan bisnis tersebut, kata Sayid tidak terlepas dari makanan pisang yang masih bisa eksis hingga kini. Sebab jenis makanan ini masih bisa dikonsumsi oleh segala kalangan.  

Ia sendiri membidik target pasar menengah ke bawah. Maklum, harga jual Pisang Bugil dipatok Rp 10.000-
Rp 14.000 per porsi dengan 14 variasi taburan. Seperti coklat, keju, greentea dan lainnya.  "Produk kami tergolong makanan kekinian karena topping mengikuti trend dan selera pasar," katanya kepada KONTAN, Jumat (22/9).

Bila tertarik dengan usaha ini, ada dua paket kemitraan Pisang Bugil. Pertama, Paket Indoor senilai Rp 5 juta. Fasilitas yang didapatkan, seluruh perlengkapan memasak, bahan baku awal 100 porsi, pelatihan, branding, dan perlengkapan tambahan lainnya.

Kedua, Paket Outdoor sebesar Rp 6 juta. Fasilitas yang didapatkan mitra sama dengan paket diatas dan yang membedakan cuma bentuk booth saja. Mitra pun wajib mengambil bahan baku utama berupa tepung crispy dari pusat. Sedangkan untuk bahan yang lain bisa diperoleh dari tempat lain.

Berdasarkan perhitungannya, balik modal bisa dua sampai tiga bulan. Dengan catatan mitra bisa meraup penjualan Rp 4 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya operasional dan bahan baku, porsi keuntungan bersih bisa  50% dari omzet.
Saat ini, Sayid masih fokus  mengembangkan gerai yang ada dan terus mencari mitra yang cocok dengannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×