kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menuai sukses lewat baju band berlisensi


Minggu, 16 Desember 2018 / 07:00 WIB
Menuai sukses lewat baju band berlisensi


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Kecintaannya akan dunia musik mengantarkan Ary Budiman menuai puncak kesuksesan. Namun, bukan menjadi musisi, melainkan lewat bisnis merchandise band berlisensi, Rock Nation.

Ary mendirikan Rock Nation pada akhir 2012. Galerinya ada di kawasan Slipi, Jakarta Barat. "Saya adalah penggemar musik dan saat itu saya melihat ada peluang bisnis didalamnya," tutur Ary.  

Kejeliannya pun terbukti. Kini, saban bulan, Rock Nation menjual sekitar 1.000 pieces merchandise. Sekadar info, selain menyediakan t-shirt berlisensi dari ratusan grup musik dalam dan luar negeri, Ary juga melengkapi galerinya dengan produk sweater, topi, dan aksesoris lainnya. Harga berbagai barang suvenir itu mulai Rp 100.000 sampai Rp 400.000 per unit.  

Ary mengatakan, karakter konsumennya cukup unik. Pasalnya, sekitar 90% didominasi oleh pelanggan pria dengan rentang usia 20 tahun sampai 25 tahun.

Berdasarkan data penjualan, sekitar 80% transaksi berasal dari webstore official Rock Nation. Alhasil, konsumennya tersebar dari Sabang hingga Marauke. Tidak jarang, dia juga mendapatkan pembeli dari Malaysia dan Singapura.

Anak sulung dari dua bersaudara ini mengatakan, khusus merchadise band luar negeri, ia mendatangkannya  langsung dari Amerika dan Eropa. Ragam grup musiknya pun tidak melulu yang legendaris tapi juga idol populer seperti Ariana Grande, Madonna, sampai Backstreet Boys.  

Sedangkan, untuk band lokal ada yang diambil langsung dari manajemen band atau diproduksi sendiri. "Produksi merchandise band lokal hanya dilakukan untuk band yang kami ajak kerjasama," jelasnya.

Sampai sekarang ada lebih dari lima band lokal yang sedang menjalin kerjasama beberapa diantaranya SORE, The Upstairs, dan KOIL.

Ary bilang untuk proses produksi barang-barang band lokal, dia menggandeng mitra konveksi yang berada di Bandung dan Jakarta.       

Buah ketekunan Ary sejak bersekolah

Memulai usaha tak harus dengan modal besar. Ary Budiman telah membuktikannya. Mengawali Rock Nation pada 2010 lalu, dia hanya bermodal Rp 10 juta.  

Namun, sejatinya, Ary telah mengenyam dunia bisnis sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada saat itu, tahun 2006, ia berjualan t-shirt grup musik yang menjadi koleksinya.

Dari barang koleksi, Ary juga melengkapi dagangannya dengan mengambil produk dari penjual lainnya. Bisnisnya pun semakin besar.

Namun, belum lagi meraih sukses, Ary harus menelan pil pahit lantaran terlalu percaya dengan temannya. Barang dagangannya dibawa oleh temannya tanpa pembayaran.

Bisnis t-shirt pun terus dilakoni hingga lulus kuliah dan pindah ke Jakarta. Pada saat inilah, Ary menambah modalnya karena menilai bisnisnya cukup menguntungkan.

Pada 2010 itu, ia mulai membeli sejumlah t-shirt original band yang langsung didatangkannya dari luar negeri. Untuk mendorong penjualan, Ary juga aktif berpromosi di berbagai media. Mulai bazar hingga penjualan online, seperti Facebook dan Blackberry.   

Merasa bisnis yang digelutinya semakin berkembang, tahun 2012 Ary kembali menyuntikkan modal untuk menambah koleksi, sewa galeri, dan membayar gaji karyawan.

Kendala bisnis yang dialami Ary pada awal tahun dimulainya usaha adalah sulitnya membagi waktu. Karena semua aktivitas bisnisnya dilakukan seorang diri.

Sekedar info, saat itu bisnis clothing ini merupakan usaha sampingannya. Sedangkan, pekerjaan utamanya adalah staf disalah satu perusahaan gas negara.

Sekitar tahun 2017, laki-laki berkepala botak ini memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya untuk fokus menjalankan usaha pribadinya. Ia merasakan bisnisnya makin menguntungkan.  

"Sebenarnya kedua orang saya menyayangkan keputusan ini karena buat mereka tidak banyak orang yang bisa bekerja di perusahaan BUMN," ceritanya pada KONTAN.

Namun, setelah bisnisnya terus berkembang, kedua orang tuanya pun mulai dapat menerima dan memberikan dukungan untuk terus mengembangkan usaha.      

Produk bajakan menjadi tantangan bisnis

Berhasil menjalankan usahanya lebih dari lima tahun, tidak membuat Ary Budiman pemilik Rock Nation bisa bersantai. Meski tak lagi pusing membagi waktu untuk menjalankan bisnisnya, kini tantangannya adalah menyiasati fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar.

Maklum, seluruh merchandise grup musik mancanegara ini langsung didatangkan dari Amerika dan Eropa. Otomatis, saat nilai tukar rupiah sedang terpuruk, dia harus merogoh kocek lebih dalam untuk menambah varian produknya.

Meski begitu, Ary enggan mengerek harga. Dia mengaku, masih membanderol harga yang sama seperti tahun lalu. "Daya beli pasar menurun sehingga saya tidak mau menaikkan harga," katanya.

Berdasarkan data perusahaan, mereka baru mencapai sekitar 80% target penjualan dari target setahun. Anak sulung dari dua bersaudara ini pun optimistis dapat mencapai 20% kekurangan tersebut selama bulan Desember 2018. Caranya dengan memberikan potongan harga, gift away, gift voucher saat hari belanja nasional (Harbolnas) 12 Desember 2018.

Strategi ini sengaja dilakukan karena 80% penjualan produknya berasal dari webstore official Rock Nation. Selain itu, Ary juga bakal turut berpartisipasi dalam ajang Band Tshirt Day yang juga digelar bulan ini.

Tantangan usaha lainnya adalah memerangi produk bajakan yang sudah terlanjur banyak beredar dipasaran. Edukasi secara digital dan langsung kepada penggemar  dilakukan untuk berpindah membeli produk asli.

"Karena dengan produk berlisensi mereka bakal mendukung band tersebut terus bertahan dan produktif karena salah satu pemasukan band dari penjualan merchandise," jelasnya.

Disisi lain, persaingan bisnis ini sudah semakin ketat. Namun, Ary enggan menganggap pemain lain sebagai kompetitor. Dia memilih untuk saling mendukung bisnis dan menciptakan persaingan sehat sehingga tidak terjadi perang harga.

Awal tahun depan, Ary bakal memindahkan galerinya dari Slipi ke Kemanggisan, Jakarta Barat. Dia pun juga bakal menambah jumlah karyawan untuk membuat bisnisnya dapat lebih berkembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×