kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.806.000   14.000   0,78%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Menunggu durian runtuh kemitraan surabi durian


Kamis, 08 Januari 2015 / 15:18 WIB
Menunggu durian runtuh kemitraan surabi durian
ILUSTRASI. Mengenal apa itu penyakit vitiligo, penyebab, ciri, serta efek samping penyakit kulit yang sedang banyak dibicarakan saat ini.


Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Surabi atau serabi merupakan kudapan tradisional Indonesia. Berbeda dengan dulu, kini sajian menu dan rasa surabi makin variatif. Maklumlah, banyak penjual surabi melakukan inovasi rasa. Sebut saja surabi duren, cokelat, pisang, dan lainnya.

Seperti dilakukan Hasanuddin yang mengusung merek Surabi Duren Wow. Usaha  yang berbasis di Cikupa, Tangerang ini menawarkan banyak varian rasa. Antara lain surabi  durian keju, durian keju coklat, durian stroberi, durian bluberi, durian nanas, durian apel, dan masih banyak lagi.

Harga surabi ini dibanderol mulai Rp 6.000 hingga Rp 8.000 per porsi, tergantung pilihan rasanya. Berdiri Agustus 2014, Surabi Duren Wow kini resmi menawarkan kemitraan usaha. Sekarang ini sudah ada tujuh gerai Surabi Duren Wow di Cikupa, Bekasi,  Yogyakarta, dan Surabaya.

Hasanuddin mengklaim, surabi buatannya dijamin enak karena menggunakan durian asli. Saus durennya lezat dengan tekstur seperti fla. Rasanya juga pas dan tidak terlalu manis.  "Bahan baku duren saya dapat dari Medan. Semua saya buat dengan resep sendiri," ujarnya berpromosi.

Sebagai pelengkap dagangan, Hasanuddin menyediakan aneka minuman. Misalnya es gelembung (bubble ice). Dalam kemitraan ini, Hasanuddin mematok biaya investasi sebesar Rp 15 juta. Mitra mendapat satu set counter booth, tungku surabi, cetakan penutup, tabung gas, sendok, piring, stoples, banner, brosur, daftar menu, dan sebagainya.

Selain itu, ada pasokan bahan baku sebanyak 10 kilogram (kg) untuk 60 porsi surabi. Kemitraan ini dibatasi sampai lima tahun. Setelah itu mitra wajib membayar biaya perpanjangan sebesar Rp 15 juta.

Namun, mitra tak perlu membayar royalty fee.  Alhasil, semua keuntungan menjadi milik mitra. Dalam sehari, mitra ditargetkan bisa menjual minimal 40 porsi. Dari situ, bisa mengantongi omzet kotor Rp 250.000 per hari, atau Rp 8 juta per bulan. Ada pun laba bersihnya sekitar 35% dari omzet.

Dengan laba sebesar itu, mitra diperkirakan bisa balik modal sekitar enam bulan. Hasanuddin menargetkan, hingga akhir tahun ini  bisa menambah sekitar 20 gerai baru, baik milik sendiri maupun milik mitra. "Saya optimistis target itu bisa tercapai," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×