kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menusuk peluang laba cilor dari Bandung


Sabtu, 24 September 2016 / 08:00 WIB
Menusuk peluang laba cilor dari Bandung


Reporter: Teodosius Domina | Editor: Johana K.

Kota Bandung terkenal dengan jajanan olahan tepung aci atau tapioka, seperti aci goreng (cireng), aci yang dicolok (cilok), dan sebagainya. Nah, baru-baru ini muncul lagi olahan lain yang disebut cilor, yaitu aci yang dibalut dengan telur lalu digoreng.

Sensasi kenyal serta harganya yang murah meriah membuat hidangan ini menjadi jajanan favorit. Potensi ini dimanfaatkan oleh Mona Mulya dengan menawarkan brand Cilor Gaptek. Merintis usaha sejak pertengahan 2015, ia resmi menawarkan kemitraan bulan Juni 2016. Saat ini ada 7 gerai Cilor Gaptek di Bandung dan Tangerang.

Nilai investasi yang ditawarkan terdiri dari paket Rp 1,8 juta dan paket Rp 4,9 juta. Fasilitas yang didapat pada paket Rp 1,8 juta diantaranya bahan baku awal, hak penggunaan merek Cilor Gaptek, serta perlengkapan promosi.

Sedangkan pada paket Rp 4,9 juta mendapat bahan baku awal, hak penggunaan merek, peralatan masak, booth dan bantuan untuk mendapat karyawan. "Yang perlu disiapkan hanya lokasi usaha saja," tutur Mona.

Harga jual Cilor Gaptek Rp 1.000 per tusuk. Namun biasanya dijual dalam satu porsi yang berisi 5 tusuk cilor dengan harga Rp 5.000. "Harga jual untuk mitra di Bandung dan Jabodetabek harus sama," ujarnya.

Mona mengklaim, dalam satu hari masing-masing gerai di Bandung bisa menjual hingga 1.000 tusuk cilor. "Tapi untuk mitra di Tangerang sampai saat ini masih ratusan per hari," kata Mona.

Ia sendiri menargetkan, mitra usaha bisa menjual sekitar 300 tusuk dalam satu hari. Dari situ, omzet yang bisa dikantongi sekitar Rp 300.000 per hari atau Rp 7,5 juta sebulan. Omzet itu dengan asumsi hari Minggu tidak berjualan. Setelah dikurangi gaji, sewa tempat, biaya bahan baku dan biaya operasional lainnya, keuntungan yang bisa dicapai sekitar Rp 3 juta saban bulan. "Kalau target itu tercapai, dalam 1 atau 2 bulan saja sudah balik modal," tutur Mona.

Agar target tercapai, ia menyarankan mitra usaha memilih lokasi usaha di tempat-tempat strategis, seperti sekolah, kampus atau kompleks perumahan.

Mona menargetkan, setiap bulannya bisa menambah mitra usaha. Untuk itu, ia memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Twitter untuk berpromosi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×