kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyambangi sentra buku legendaris, Kwitang (1)


Sabtu, 29 September 2018 / 06:05 WIB
Menyambangi sentra buku legendaris, Kwitang (1)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Sosok Rangga dan Cinta dalam film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) pasti melekat dalam benak para pemggemar film tanah air. Tentu masih ingat adegan romantis mereka berdua, saat Rangga memegang erat tangan Cinta, kala menyebrang jalan di pasar buku Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.

Nama Kwitang ternyata tak hanya berkesan bagi Rangga dan Cinta, tapi juga bagi para penggemar buku tanah air. Bagi banyak orang, Kwitang identik dengan sentra penjualan buku, baik bekas, baru, maupun buku langka atau terbitan lama. Di sana juga banyak terdapat buku-buku sastra legendaris yang susah ditemui di pasaran.

Kini, kondisi pasar buku Kwitang lebih sepi jika dibandingkan kondisinya dalam adegan film AADC pada 2002 lalu. Asril, salah satu pedagang buku di Kwitang mengatakan, banyak pedagang buku yang telah relokasi ke beberapa tempat, seperti di Atrium Senen, Tanah Abang dan Plaza Blok M. "Yang bertahan di sini tak sampai separuhnya. Padahal sebelum tahun 2007, di sini penuh pedagang," tuturnya.

Asril mengungkapkan, sebelum 2008, lokasi ini mudah dikenali karena masih marak pedagang kaki lima yang berjualan buku. Mereka menjual buku-bukunya sampai menutupi setengah Jalan Kwitang Raya. Pedagang buku itu mencapai kurang lebih 300-an orang.

Pasar buku Kwitang terletak di sepanjang sudut simpang lima Senen. Persisnya berada diantara Jalan Senen Raya dan Jalan Kwitang Raya. Namun saat ini sudah banyak pedagang yang berpencar dan berpindah tempat.

Beberapa pedagang, seperti Asril ada yang masih setia menjajakan dagangannya di pinggiran jalan. Tapi ada sejumlah pedagang yang menempati lantai 1 beberapa ruko, baik di sisi Jalan Senen Raya maupun Jalan Kwitang Raya. Satu ruko diisi oleh puluhan pedagang yang berbagi ruang untuk menggelar barang dagangan.

"Saya tetap di sini, karena pelanggan hanya tahu saya berjualan di sini," ungkap Asril. Tak hanya Asril yang setia dengan posisi lapaknya. Di sebelah lapak Asril, ada lapak milik Apin, pedagang buku Kwitang lainnya.

Ia juga setia berjualan di tempat tersebut sejak 1984 hingga kini. "Karena sejak dulu saya di sini, makannya sampai sekarang di sini juga. Lagipula pasar buku Kwitang ini tempatnya strategis dan mudah dijangkau oleh angkutan apapun," katanya.

Apin maupun Asril sama-sama menjual berbagai jenis buku, mulai dari buku diktat anak sekolah sampai buku pengetahuan umum spesifik, seperti ekonomi, teknik, kimia, fisika, kesehatan, dan sebagainya. Ada buku versi bekas maupun buku baru, semua mereka usahakan tersedia sesuai permintaan konsumen.

"Semua buku ada di sini, mau versi bekas maupun baru, semua kami usahakan cari untuk konsumen. Misal, konsumen cari buku spesifik, seperti karangan siapa, versi bahasa Inggris atau terjemahan, dan teebitan mana, kami usaha carikan sesuai yang diinginkan," jelas Apin.

Memang hal itulah yang selalu menjadi khas pasar buku Kwitang sejak dulu hingga kini. Setiap pedagang di Kwitang selalu memiliki stok berbagai buku dengan jumlah melimpah. Para pedagang buku tersebut berjualan sejak pukul 09.00 hingga pukul 18.00.              

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×