Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi
Bento atau makanan khas Jepang yang disajikan dalam kotak makanan termasuk paling laris di Indonesia. Lantaran banyak peminat, bento kini sudah banyak dijajakan. Salah satu penjajanya adalah Oto Bento yang berkantor pusat di Bogor, Jawa Barat.
Berdiri sejak 1998 di bawah bendera Oto Bento Group, Oto Bento mulai menawarkan kemitraan di tahun 2005 lalu. Andi Firmansyah, Manajer Operasional Oto Bento Group mengatakan, prospek bisnis bento masih menjanjikan, terutama di kawasan timur Indonesia. "Di sana masih jarang pemainnya," kata Andi.
Namun, di daerah lain, khususnya di Pulau Jawa, persaingan bisnis bento memang sudah lumayan ketat. "Dalam beberapa tahun terakhir pesaing makin banyak," katanya.
Kendati tingkat persaingan bisnis kian ketat, Andi mengklaim, Oto Bento memiliki sejumlah keunggulan dibanding pebisnis bento lain. Ia mengklaim, Oto Bento adalah satu-satunya brand bento yang menawarkan banyak pilihan daging pada menu yang dihidangkan.
"Kami memakai daging sapi, ayam, udang, ikan dan rajungan. Rencananya, nanti kami juga akan menggunakan daging ikan lele untuk menu baru selanjutnya," urainya.
Selain memperbanyak pilihan daging, ukuran bento yang mereka sajikan juga lebih besar 10% dibanding kompetitor. Kendati ukuran porsinya lebih besar, Andi mengklaim, harga menu mereka lebih murah dari kompetitor. "Jadi, kami juga memberikan harga sedikit lebih murah, namun dengan kualitas setara dengan kompetitor," kata Andi.
Untuk wilayah Indonesia bagian timur, Oto Bento membanderol menu mulai Rp 14.500-Rp 36.000 per porsi. Sementara di Jawa dan Sumatra dibanderol Rp 11.000-Rp 29.000 per porsi. "Indonesia bagian timur harganya lebih mahal karena ada ongkos pengiriman bahan baku," imbuh Andi.
Saat ini, Oto Bento telah memiliki 117 gerai yang semuanya milik mitra. Selain di Jawa, outlet tersebut tersebar dari Jambi hingga Ternate.
Oto Bento menawarkan tiga paket investasi. Yakni, paket counter senilai Rp 38 juta, ruko Rp 90 juta, dan resto sebesar Rp 195 juta. Semua paket investasi sudah termasuk peralatan, kerja sama lima tahun, dan pelatihan karyawan.
Yang membedakan setiap paket adalah jumlah fasilitas yang diberikan. Andi memperkirakan, mitra bisa meraup omzet sebesar Rp 450.000 hingga Rp 2 juta per hari. Dengan laba bersih sekitar 20%, mitra bisa balik modal dalam waktu enam sampai 18 bulan. "Dalam kemitraan ini kami sama sekali tidak mengutip royalty fee," katanya.
Untuk menunya sendiri tersedia 16 pilihan menu paket, 12 menu personal, dan dua menu nasi goreng. "Sedangkan menu andalan kami adalah katsu, teriyaki, dan sukiyaki," jelasnya.
Saat ini, Oto Bento sedang gencar berpromosi di wilayah timur Indonesia. Ia menargetkan, hingga akhir 2012 ini bisa membuka 20 gerai baru di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Menurutnya, pasar bento di timur Indonesia belum terjamah pemain besar. "Kami ingin menjadi market leader di sana," jelasnya.
Khusus wilayah timur ini, Oto Bento menyiapkan paket eksklusif dengan investasi Rp 85 juta-Rp 185 juta. Dalam paket ini, Oto Bento menjanjikan peralatan dua kali lebih bagus dari paket standar. "Ini bagian dari upaya kami untuk menguasai wilayah Indonesia Timur," jelasnya.
Yuli Chen, mitra Oto Bento di Jambi mengaku, prospek bento di wilayahnya cukup bagus. "Pasarnya terbuka dan pesaingnya minim," tuturnya,
Ia bergabung sejak Juli 2010 lalu dengan mengambil paket resto. Saat itu harganya masih Rp 185 juta. Dengan harga jual Rp 12.000-Rp 33.000 per porsi, omzetnya saat ini Rp 2 juta-Rp 2,5 juta per hari.
Dengan omzet sebesar itu, Yuli mengaku telah balik modal pada awal 2012 lalu. "Saat ini saya berpikir untuk memindahkan lokasi usaha saya agar omzetnya bisa lebih tinggi," katanya.
Oto Bento Group
Pamoyanan Hijau Blok F No.9, RT 004/08,
Pamoyanan,
Bogor Selatan
Telp: 0251-8211755
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News