Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi
Mudik saat hari raya keagamaan sudah menjadi tradisi yang dilakukan mayoritas penduduk di wilayah perkotaan. Tak terkecuali, mudik juga dilakukan para pembantu rumah tangga (PRT). Kondisi ini membuka peluang bisnis penyedia PRT infal atau PRT pengganti. Omzetnya ratusan juta rupiah.
Momen Lebaran bukan hanya mendatangkan berkah bagi pelaku usaha yang bergerak di sektor perdagangan. Tapi, juga dirasakan oleh para penyalur pembantu rumah tangga (PRT) inval atau pengganti.
Maklum, menjelang Lebaran, biasanya kebutuhan tenaga PRT inval meningkat pesat. Jasa mereka dibutuhkan untuk mengantisipasi terbengkalainya pekerjaan rumah ketika pembantu utama mudik.
Kondisi itu membuat sejumlah perusahaan penyalur PRT inval kebanjiran order. Simak saja penuturan Martin Peranginangin, pimpinan Tiara Kasih Bunda, agen penyalur jasa PRT di Cibubur, Jakarta Timur.
Martin selalu mendapatkan pesanan dari para pelanggan saban tahun menjelang Lebaran. "Pada Lebaran tahun ini, kami telah menjalin kerja sama dengan 100 agen PRT atau sponsor untuk menyediakan PRT infal," kata lelaki yang telah menekuni usaha ini sejak tahun 2005.
Meningkatnya permintaan jasa PRT inval juga dibenarkan Ujang Ridwansyah, pimpinan Karya Bunda Mandiri, penyalur jasa PRT di Kalideres, Jakarta Barat. Dia bilang, biasanya permintaan jasa PRT infal akan mengalir pada hari ketiga sebelum Lebaran. "Karena para pemilik rumah harus memastikan pembantunya mudik atau tidak," imbuhnya.
Saat ini, menurut Ujang, pihaknya belum banyak menerima permintaan PRT inval dari pelanggannya. Tapi, dia yakin, tahun ini dia akan menyalurkan PRT inval sebanyak 500 orang atau sama seperti tahun lalu.
Sebagian besar PRT inval yang disalurkan Karya Bunda Mandiri berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Antara lain, Lampung, Bandung, dan Pekalongan, Jawa Tengah.
Berbeda dengan Tiara Kasih Bunda yang mayoritas menyalurkan PRT berasal dari berbagai daerah di Jawa. "Di antaranya Pandeglang, Purwakarta, Cilacap, Sragen, dan Ngawi," kata Martin.
Sayangnya, lanjut dia, selama ini permintaan PRT kerap tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang tersedia. Dia memberi contoh, pada awal Ramadan tahun ini dia mendapat permintaan PRT infal sebanyak 200 orang. Namun, hingga sepekan menjelang Lebaran, dia baru bisa menyalurkan 100 orang kepada pelanggannya. "Saya perkirakan permintaan PRT di Lebaran tahun ini mencapai 500 orang," ujarnya.
Tentu saja, Martin memasang tarif lebih atas pelanggan yang ingin menggunakan jasa PRT inval. Setiap pelanggan wajib membayar biaya administrasi Rp 450.000 per orang PRT. Adapun upah jasa PRT inval Rp 60.000- Rp 70.000 per hari atau Rp 1,8 juta- Rp 2 juta per bulan.
Berbeda dengan Karya Bunda Mandiri yang menetapkan tarif administrasi Rp 500.000 per orang. Adapun upah PRT sebesar Rp 80.000-Rp 100.000 per hari atau Rp 1,5 juta-Rp 2 juta sebulan.
Ada harga, tentu ada kriteria. Baik Martin maupun Ujang menetapkan beragam kriteria calon PRT inval. Di antaranya, memiliki kemampuan lengkap tentang pekerjaan rumah tangga. Selain itu, batas usia PRT infal adalah 35 tahun. Ini terkait dengan faktor kesehatan.
"Biasanya seorang inval dapat menggantikan pekerjaan tiga pembantu sekaligus," kata Ujang. Dia mengaku, dari bisnis PRT inval, pihaknya bisa meraup omzet Rp 250 juta per bulan. Adapun Martin bisa mendulang pendapatan Rp 225 juta per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News