Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Tri Adi
Saat ini sangat mudah menemukan sentra perdagangan tanaman hias di wilayah Jabodetabek. Persaingan ketat di usaha tanaman hias ini membuat beberapa pedagang tanaman hias mulai mencari akal agar dagangannya tetap laku. Caranya dengan membungkus penjualan tanaman sekaligus dengan jasa pembuatan taman.
rumah tidak akan terlihat indah jika tidak ditumbuhi tanaman di depan atau belakang rumah. Untuk membuat taman, pemilik rumah bisa menyewa ahli lansekap atau memakai jasa desainer taman.
Terkadang, karena tarifnya lumayan mahal, orang enggan menyewa para desainer taman. Apalagi, jika lahannya hanya seluas beberapa meter persegi.
Untuk taman sekecil itu memang tidak perlu menyewa jasa desainer taman. Para pedagang tanaman hias di Taman Sinawang, Sawangan, Bogor, bisa menanganinya.
Mereka menawarkan jasa pemasangan taman plus menyediakan tanaman hias untuk taman ukuran kecil hingga menengah. "Sebulan saya bisa menangani tiga hingga lima pemasangan taman ukuran kecil," kata Agung Basuki, pemilik Sekarepdewek Nursery di sentra tanaman hias tersebut.
Dia memasang tarif lumayan rendah untuk jasanya, tapi tergantung dari ukuran, jenis tanaman dan kesulitan pembuatan. Dari pemasangan taman-taman kecil itu dia mendapat omzet Rp 15 juta-Rp 18 juta sebulan. "Keuntungan bersih semuanya sekitar Rp 500.000 per taman," imbuhnya.
Pemilik Citra Nursery, Udin Samsudin, menimpali, mahal atau tidaknya pemasangan taman tergantung dari jenis tanaman yang dipilih. Kalau memilih tanaman mahal, otomatis harga paket pemasangan juga lebih tinggi. "Biasanya pembeli dan penjual menyusun rencana anggaran belanja terlebih dahulu," katanya.
Menurut Udin, biasanya tanaman yang disusun dalam taman merupakan tanaman asal nursery yang bersangkutan. "Kalau tidak ada, si pedagang mencari di tempat lain di sentra ini juga," katanya. Udin bisa memperoleh omzet antara Rp 8 juta hingga Rp 15 juta sebulan.
Bisnis pemasangan taman ini menguntungkan, baik bagi pedagang yang mendapatkan order atau pedagang lain di sekitarnya. Sebab, di Taman Sinawang, para pedagang memiliki stok tanaman tertentu yang lebih banyak dibandingkan dengan pedagang lain, alias punya spesialisasi tanaman masing-masing.
Untuk mengerjakan satu taman ukuran 50-100 m2, setidaknya membutuhkan dua tenaga kerja dengan waktu pengerjaan sekitar seminggu. Agar jasanya lebih banyak dipakai orang, sebagian pedagang tanaman hias Sawangan memasarkan jasanya melalui komunitas tanaman. Termasuk penyusunan kapling tempat penjualan dengan konsep taman, sehingga terlihat lebih menarik.
"Ada juga promosi ke kompleks perumahan," kata Udin. Dia dan Agung sepakat, booming tanaman hias mulai surut. Hal itu bisa dilihat dari penghasilan yang mereka peroleh menurun lebih separuh dari tahun-tahun sebelumnya. "Dulu omzetnya bisa Rp 15 juta sebulan, tapi dalam enam bulan ini turun hingga setengahnya," kata Udin.
Agung mengatakan, meski dari sisi rupiah turun, dilihat dari kuantitas penjualan tanaman terjadi kenaikan. "Kenaikan jumlah tanaman yang dijual bisa mencapai tiga kali lipat dibandingkan ketika belum booming tanaman hias sekitar tahun 2002-2003 lalu," katanya.
Ia menambahkan, saat ini konsumen lebih banyak mencari tanaman hias yang harganya murah. Seperti tanaman-tanaman hias dengan harga kurang dari
Rp 50.000 per pot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News