kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyeduh fulus dari kopi dan aneka minuman kekinian


Sabtu, 01 Februari 2020 / 11:20 WIB
Menyeduh fulus dari kopi dan aneka minuman kekinian


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren bisnis kedai kopi masih belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Bahkan usaha ini semakin menjamur dengan berbagai varian rasa. Aneka kedai tak cuma menyuguhkan kopi hitam dan kopi susu, tapi memadukan dengan cokelat, teh hijau dan varian rasa lainnya.

Melihat bisnis tren yang mekar ini, Kris Diandro asal Jakarta memberanikan diri membuka kedai kopi pada awal 2019 dengan label Kopi Tuya. Dan sejak  dua bulan terakhir ini ia sudah membuka kemitraan usaha.
 
Upaya menjalin kemitraan ini tidak sia-sia. Jumlah gerai Kopi Tuya semakin menjamur dan jumlahnya kini sudah mencapai 29 gerai yang tersebar di sekitar Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Bali, Manado dan lainnya. Sedangkan gerai milik sendiri tetap semata wayang dan berlokasi di Tanjung Duren, Jakarta Barat.
 
Kalau ada yang tertarik, Kopi Tuya menawarkan paket kemitraan Rp 40 juta dan Rp 50 juta selama tiga tahun. Dengan paket terebut, mitra akan mendapatkan booth, peralatan dan perlengkapan usaha,  media promosi seperti menu, brosur, dan sebagainya. 
 
Paket investasi ini masih belum termasuk pembelian bahan baku awal. Untuk itu, mitra masih harus menambah modal sekitar Rp 10 juta untuk bisa mendapatkan bahan baku yang setara 700 cup - 800 cup, termasuk bahan-bahan lainnya. 
 
Setelah berjalan, mitra juga wajib membeli bahan utama di pusat. Seperti biji kopi, cup, dan bubuk minuman non kopi lainnya.
 
Sistem kemitraan ini juga akan dikenakan biaya royalti  sebesar Rp 1 juta per bulannya. Biaya ini diperuntukkan untuk kegiatan promosi mitra.
 
Saat beroperasi, gerai Kopi Tuya bakal menyajikan beragam menu kopi kekinian serta menu non kopi. Mulai dari kopi susu, kopi tiramisu, kopi rose, kopi rum raisin, kopi  matcha, kopi hitam dan menu non kopi seperti es cokelat, cokelat raspberry, cokelat chips, boba aren, boba bomb dan boba berry dengan banderol harga mulai dari Rp 10.000 per cup sampai Rp 26.000 per cup.
 
Lewat skema kemitraan tersebut, Kris optimistis mitra usaha bisa memenuhi target penjualan per hari minimal 60 cup sampai 200 cup. Dengan target tersebut, maka mitra bisa balik modal kurang dari satu tahun. Adapun balik modal yang tercepat, Kris mengklaim bisa dalam waktu tiga bulan saja. Rupanya, untuk mempercepat penjualan Kopi
Tuya sudah menggandeng pesan antar online.
 
Maklum, perpaduan gerai Kopi Yuya yang kekinian dengan aneka menu kopi dan non kopi yang tersaji diklaim bisa menarik minat target pasar, yaitu kalangan milenial. Apalagi segmen pasar ini sampai saat ini masih doyan minuman kekinian tersebut. Ia pun optimistis bisa gaet 200 mitra lagi sepanjang tahun ini.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×