Reporter: Maizal Walfajri, Nur Pehatul Janna, Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - Ada tangan terampil dibalik kenikmatan segelas cocktail atau mocktail. Bagi seorang bartender, keahlian meracik berbagai jenis minuman ini jadi pertaruhannya. Di belakang meja bar, posisi bartender layaknya seorang chef yang lihai meracik dan memadu-padankan berbagai bahan dan bumbu makanan.
Di Indonesia, kehadiran bartender sudah tak asing lagi. Para peracik minuman ini mulai bermunculan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali dan kota lainnya. Bahkan, belakangan kompetisi bartender kian semarak.
Para bartender berrlomba-lomba untuk menyajikan minuman dengan citarasa unik dan khas. Lainnya, tak sedikit dari mereka yang diminta menunjukkan keahlian junggling alias seni melempar botol.
Kadek Ayu Suarniti, bartender profesional asal Denpasar, Bali menilai dunia bartending didalam negeri kian dikenal oleh masyarakat luas. Bahkan, bartending seperti fesyen yang harus memperhatikan sikap saat meracik dan menyajikan minuman.
Perempuan 23 tahun ini mulai mendalami dunia bartending usai lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Ketertarikan Kadek berawal dari ajakan seorang teman untuk melihat dan berkenalan dengan seorang bartender di Bali.
Lantas, Kadek pun belajar secara otodidak. Ia butuh waktu 2-3 tahun hingga menjadi mahir, termasuk melakukan junggling. "Untuk menjadi profesional, saya masih belajar sampai hari ini," katanya.
Sama seperti dunia mode, saban tahun selalu muncul tren minuman dan teknik baru. Tahun ini, Tiki Cocktail, coktail klasik asal Kuba yang sedang naik daun di sejumlah bar di Bali dan kota-kota lainnya.
Meski terbiasa meracik minuman, perempuan berambut panjang ini butuh waktu sekitar satu sampai dua bulan untuk menguasai teknik dan meracik cocktail ini dengan pas. Media sosial, artikel atau ulasan bartender dari Amerika menjadi kiblatnya mencari ide baru.
Keahlian Kadek tak hanya dipertunjukkan di bar tempatnya bekerja, tapi juga berbagai event. Dalam seminggu, ada dua sampai tiga acara yang dia ikuti.
Rata-rata aksinya adalah membuat minuman dengan junggling. Satu kali pertunjukan berdurasi hanya 5 menit. Fee yang Kadek terima tiap pertunjukan berkisar Rp 400.000 sampai Rp 500.000.
Wajib hafal resep
Namun, sejatinya, menjadi bartender profesional tak mudah. Hafal resep klasik cocktail dan kreasi cocktail lainnya jadi poin penting. Selain itu, bartender harus mampu berkomunikasi baik dengan konsumen. Plus, bersikap sopan dan menyenangkan supaya pengunjung merasa nyaman.
Bartender lainnya adalah Jodi Virgianto yang melakoni profesinya di Shelter Cafe & Bar, Bandung. "Bartender sebagai pekerjaan tetap saya, sekaligus hobi," ujar Jodi.
Saat menjadi cleaning service di kafe tersebut, ia kerap mengamati apa saja yang dilakukan oleh bartender di bar. Karena tertarik, Jodi pun mulai belajar dan bertanya pada senior soal jenis dan nama gelas, menu, dan minuman. Tak lama, ternyata ia mendapat kesempatan masuk ke bar. "Itu tahun lalu, sebelum Ramadan," seru Jodi.
Sebelum resmi menyandang profesi bartender, ketika bartender istirahat, Jodi pun sempat melayani pengunjung bar. Ternyata racikan minumannya mendapat respon baik.
Jodi bilang, ada beberapa kunci yang harus dimiliki oleh seorang bartender. Pertama, kemauan yang kuat.
Kedua, rasa ingin tahu luas dan kemauan belajar yang lebih. Sebab, ilmu dalam dunia bartender sangat luas. "Kemampuan berkomunikasi juga penting, untuk memberi penjelasan yang tepat saat konsumen bertanya," ujarnya.
Buat komposisi pas
Jodi menilai profesi bartender unik. Ada seni dalam menakar minuman yang mengandung tingkat mabuk yang pas, sesuai permintaan konsumen. Ia akan merasa puas ketika konsumen mengapresiasi.
Soal penghasilan, Jodi mengatakan, sangat tergantung dari lokasi bekerja. Selain itu, bila bartender berhasil membuat menu baru dan laris, maka bartender akan mendapat komisi dari setiap penjualan 2%-5%.
Hingga saat ini, Jodi terus mengasah skill-nya baik dengan bertanya dan belajar pada senior, maupun belajar melalui internet. Meski jenis minuman mencapai ribuan, Jodi bilang, bartender harus paham jenis minuman spirit seperti Whisky, Vodka, Rum, Tequila dan Gin.
Pemain lain yang berprofesi sebagai bartender yaitu Wibie Indra. Bermula dari keinginannya bekerja untuk mendapatkan uang saku selama kuliah, kini Indra justru berhasil menjadi bartender profesional.
Pria asal Indramayu yang akrab disapa Wibie ini merintis karir bartendernya sejak 2006 di Bandung, tepatnya di Bandung Badung Cafe. Namun, awalnya, Wibie menjadi waitress di kafe tersebut. Karena rasa keingintahuan yang tinggi terhadap profesi bartender, Wibie pun diam-diam memperhatikan aksi bartender di bar.
“Saya tadinya kerja sebagai waitress, tapi saya suka lihat bartender-bartender lagi aksi di tempat saya kerja. Saya lihat kok keren ya, bagus, aktif sekali bisa juggling bottles, dari sanalah saya mulai tertarik,” ujarnya.
Beruntung, nasib baik berpihak pada Wibie. Pemilik bar yang merupakan Ketua Himpunan Bartender Indonesia Bandung tersebut melihat ketertarikannya. Lantas, Wibie pun ditawari untuk menggeluti dunia bartender.
Ia mengatakan, pengetahuannya tentang teknik bartender semata-mata diperoleh hanya dengan memperhatikan para bertender yang sedang show saja. Namun, banyak yang bilang, cara Wibie memainkan botol baik juggling maupun shake sangat unik dan berbeda dengan bartender lain.
“Saya tidak ikut pelatihan, pengetahuan saya tentang teknik muncul begitu saja saat saya sedang show dan saat sedang kosong pun saya sering memanfaatkannya dengan mencoba gaya-gaya atau teknik baru” jelasnya.
Ditanya soal pendapatan, Wibie mengaku selain mendapat gaji pokok dari bar tempatnya bekerja, ia juga mendapat upah per show. Di sela-sela kesibukannya, dia juga sering menerima job untuk tampil dengan mematok jumlah bayaran berdasarkan acara apa yang akan didatangi. “Paling sering itu ambil saat acara malam tahun baru. Acaranya juga dipilih yang fee-nya sesuai. Seperti show di Kampung Gajah yang dibayar Rp 4 juta-Rp 6 juta untuk show 15 menit," ujarnya.
Menurutnya, menjadi seorang bartender tidaklah mudah, banyak tantangan dan hal yang harus diperhatikan di luar masalah teknik dan gaya pertunjukan. Misalnya, pengetahuan tentang minuman dan sejarahnya.
“Bartenter harus piawai, selain gerakan dan gaya kita juga harus menghafal jenis minuman, fungsi minuman, kadar minuman, hingga sejarah minuman tersebut, karena kalau tidak paham tentang semua itu nantinya akan berdampak buruk ke pelanggan” ujarnya.
Selain itu, kata Wibie, menjadi seorang bartender harus selalu mensugesti diri sendiri agar bisa menahan emosi dan harus selalu bisa mempertahankan senyuman guna menghibur tamu yang datang.
“Kalau sudah di balik meja bartender saat itu juga kita sudah harus menghipnotis diri kita sendiri agar bisa terus tersenyum dan menahan emosi," pesan Wibie. Ia pun punya tips agar pekerjaannya tak menjadi tekanan, sebaiknya profesi itu dijadikan hobi sehingga menyenangkan dan selalu enjoy saat tampil," tuturnya.
Oleh karena itu, tambah Wibie banyak hal yang telah didapatkan selama menjadi bartender. Selain pengalaman kerja, ia bisa bertemu dengan hal-hal dan orang-orang baru. “Kami tiap hari senang terus ya, karena kami bisa bertemu dengan orang-orang baru dari banyak kalangan, bahkan sampai bos-bos besar juga ada,” ujarnya.
Giat belajar, berlatih dan berkompetisi
Sudah pernah merasakan asam-garam dalam menjalani profesinya sebagai bartender, Kadek Ayu Suarniti berbagi tips untuk para pemula atau anak muda yang ingin terjun ke dunia bartending.
Pertama, harus siap menerima resiko. Artinya siap untuk memulai pekerjaan dari menyiapkan segala keperluan di meja bar sampai dengan membersihkan meja bar setiap akhir jam kerja.
Kedua, giat belajar dan berlatih. Tujuannya, untuk meningkatkan ketrampilan meracik dan melakukan berbagai teknik dalam membuat minuman. Selain itu, dengan rajin belajar dari berbagai sumber, akan memberikan banyak inspirasi ide serta mengetahui tren yang sedang ramai di dunia bartending Internasional.
Ketiga adalah fokus. Kadek mengaku, rasa bosan pasti akan menghampiri karena rutinitas yang begitu-begitu saja. Maka setiap bartender harus dapat mengalahkan perasaan tersebut dan terus fokus.
Wibie Indra, Bartender di Bandung Badung Cafe menambahkan, bagi pemula yang ingin bergabung sebagai seorang bartender selain harus memahami teknik dan aturan kerja, mereka juga harus aktif bersosialisasi. Ambil contoh, dengan ikut di komunitas dan sebagainya.
“Kuncinya itu hanya banyak menjalin pertemanan, ikut komunitas paling utama karena disana kita bisa berbagi ilmu, latihan, hingga diskusi tentang teknik-teknik baru,” ujarnya.
Selain itu, kompetisi juga menjadi ajang yang baik untuk melatih dan menantang kemampuan diri sendiri. Ketiga bartender dalam tulisan di atas memang aktif dalam berbagai kompetisi. Salah satunya, ajang pencarian bartender yang dibuat oleh Heineken belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News