kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menyeruput laba dari bisnis minuman kopi


Senin, 26 Agustus 2013 / 16:57 WIB
ILUSTRASI. Pekerja melintas di depan layar indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU


Reporter: Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Minuman kopi punya banyak penggemar. Tak hanya terbatas orang dewasa, kini kalangan remaja pun gemar menyeruput kopi. Apalagi, kini pebisnis kuliner berkreasi menyajikan aneka rasa minuman kopi.

Salah satu yang melirik peluang bisnis ini adalah Ninu. Ia merintis usaha Saung Java Coffe di Jakarta Pusat sejak akhir 2010. Dengan gerai berbentuk booth ia menawarkan 11 rasa kopi, mulai dari capuccino, luwak hingga  kopi black forest.

Selain itu, ada pula belasan varian minuman cokelat, green tea dan bubble.  Aneka minuman itu dibanderol seharga mulai Rp 5.000 hingga Rp 8.000 per cup, tergantung ukuran gelas.

Ninu yakin, usaha ini banyak peminat. Menurutnya, meski banyak kompetitor, namun setiap brand punya karakteristik masing-masing. "Rasa yang kami tawarkan berbeda. Serbuk minuman yang kami racik semuanya berasal dari bahan-bahan asli, bukan perasa buatan. Kopi, krimer dan gula semuanya asli," klaimnya.

Lantaran banyak peminat, Ninu membuka tawaran kemitraan sejak pertengahan 2011. Sekarang, sudah ada 20 gerai yang tersebar di Jabodetabek, Surabaya, Medan, hingga Aceh. Satu gerai milik pusat, sisanya kepunyaan mitra.

Tertarik menjajal usaha ini? Ada tiga paket usaha, yaitu tipe booth knock down seharga Rp 4 juta. Lalu, tipe booth neon box dengan investasi Rp 7 juta, dan tipe booth berbentuk cangkir senilai Rp 9 juta. Selain booth, mitra berhak mendapatkan blender, x-banner, brosur, SOP, dan bahan baku awal.

Saban bulan, mitra diperkirakan bisa meraup omzet minimal Rp 1,5 juta. Dengan laba bersih mencapai 40%, mitra ditargetkan bisa balik modal sekitar tiga hingga enam bulan.

Pihak pusat tidak mengutip biaya royalti, namun mitra wajib membeli bahan baku berupa bubuk dari pusat.

Supaya bisnisnya lebih berkembang, Ninu rajin menambah varian rasa, serta gencar promosi lewat Facebook. Ia berambisi menambah lima gerai baru hingga penghujung tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×