kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,72   -5,64   -0.61%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyeruput manisnya bisnis puding nan lembut


Kamis, 09 Juli 2015 / 11:15 WIB
Menyeruput manisnya bisnis puding nan lembut


Reporter: J. Ani Kristanti, Marantina | Editor: Tri Adi

Banyak orang beranggapan, bisnis kuliner merupakan bisnis yang mudah dilakoni. Syaratnya, produk Anda bisa menyesuaikan dengan lidah konsumen hingga mendapat respon baik. Selain itu, yang harus diingat, pelaku bisnis kuliner juga harus kreatif dan pandai membaca tren.

Seperti yang dilakukan oleh  Yunita Adriana. Perempuan yang memiliki kegemaran masak-memasak ini akhirnya menjual silky pudding setelah membaca  tren dessert tersebut berkembang belakangan ini.

Yunita pun ikut menikmati manisnya bisnis puding lembut ini sejak Januari 2015. Penjualannya terus meningkat. Bahkan, minggu-minggu terakhir ini, pesanan terus saja mengalir.

Warga Bintaro, Jakarta Selatan ini mengintip celah bisnis silky pudding atau puding sutera dari sebuah acara pengajian yang menghidangkan puding sutera ini sebagai menu penutup (dessert). “Saya lihat bisnis ini menarik,” kata dia.

Lantas, Yunita pun mencoba-coba resep puding sutera yang didapatnya dari internet. Dengan beberapa inovasi, akhirnya dia menemukan resep yang pas. “Saya coba jual, ternyata responsnya bagus banget,”
kisah dia.

Berbeda dengan puding biasa, seperti namanya, puding sutera memiliki tekstur yang lembut lantaran menggunakan lebih banyak susu. Namun begitu, jenis puding ini juga terlihat kenyal seperti agar. Oleh karena itu, cara menikmati produk ini  cukup diseruput saja.

Saat ini, Yunita menjual ratusan puding sutera setiap minggu. Selain memenuhi pesanan yang datang, dia juga menyiapkan produk ready stok dan menitipkannya di beberapa gerai penjual makanan di seputar Bintaro.

Silkypudding Adyta tersedia dalam delapan varian rasa, yaitu rasa cokelat, stroberi, pisang, taro, cappucino, bubble gum, green tea, dan mangga. Yunita bilang, bila anak-anak menyukai rasa cokelat, mangga dan bubble gum, orang dewasa lebih banyak memilih rasa green tea dan taro.

Dia menjual silky pudding ini mulai harga Rp 5.000 untuk gelas atau cup kecil. Sedangkan, cup besar dijualnya dengan harga Rp 8.000. Khusus untuk pesanan, dia bisa membuat silky pudding dalam kemasan jar atau botol jika konsumen memintanya. “Saat ini, banyak pesanan untuk arisan, ulang
tahun, dan lainnya,” ungkap Yunita.

Ketika bicara silky pudding, nama Puyo tak boleh dilewatkan. Pasalnya, usaha milik Adrian Christopher Agus bersama sang adik, Euginie Patricia Agus ini bisa dibilang pelopor produk sikly pudding di Jabodetabek. Adrian memulai usahanya sejak Juli 2013. Resep puding lembut didapat dari sang ayah yang memang hobi membuat
puding.

Ia mengatakan, silky pudding secara umum tampak sama dengan puding biasa. Akan tetapi, ada perbedaan dalam proses pembuatan sehingga Puyo bisa punya tekstur yang sangat lembut. Namun, bila cup kemasan Puyo dibalikkan pun, isi pudingnya tidak tumpah. Bahan baku utama pembuatannya ialah susu nabati.

Awalnya, Puyo punya lima varian rasa. Sekarang, Adrian menambah jumlahnya sehingga Puyo memiliki sembilan varian rasa, seperti taro, bubble gum, choco, green tea, hazelnut, leci, mangga, dan jeruk. Tiap cup Puyo dibanderol dengan harga Rp 12.500.

Setelah sukses dengan produk silky pudding, Adrian menambah varian produk, yaitu silky drink. Produk ini, kata Adrian, merupakan minuman yang diberi topping puding Puyo. Harga minuman ini ialah Rp 23.000 per cup.

Adrian mengungkapkan, potensi usaha ini sangat bagus. Terbukti pada 2013, Puyo hanya dijual di mal Living World, Alam Sutera. Nah, sepanjang tahun lalu, Puyo menambah enam gerai penjualan. Sementara, tahun ini Puyo kembali menambah delapan gerai. “Jadi totalnya ada 14 gerai Puyo di Jabodetabek,” sebut Adrian.

Kapasitas produksi silky pudding di Puyo saat ini mencapai 3.000 cup per hari. Menurut hitung-hitungan KONTAN, dari usaha ini Puyo bisa mencatatkan omzet sekitar Rp 1 miliar saban bulan.

Dengan potensi usaha yang kinclong, tak heran banyak pemain lain yang juga melirik usaha yang sama. Adrian menyadari persaingan usaha semakin ketat.

Namun, ia yakin Puyo tetap unggul karena dari segi rasa dan tekstur, Puyo lebih baik dari produk lainnya. “Produk lain ada yang kurang manis, ada juga yang teksturnya tak lembut,” imbuhnya bernada promosi.

Begitu pula dengan Yunita. Dia melihat potensi usaha ini cukup bagus setelah melihat pesanan yang tiada henti. Apalagi, bisnis dessert ini menyenangkan karena bisa dibuat dalam waktu cepat dan gampang proses pembuatannya. “Jadi, saya bisa menerima pesanan satu hari sebelumnya, terutama dari konsumen yang punya acara mendadak,” kata dia. Profit yang bisa dikantongi dari usaha ini berkisar antara 40%-50%.


Pembelian kontinyu
Usaha ini bisa dimulai dari beragam skala. Mau merintisnya dari kecil atau langsung besar seperti yang dilakukan Adrian. Namun, bila langsung skala besar, Anda harus menetapkan standar produk yang tinggi untuk meminimalisir risiko kerugian.

Bila ingin merintis usaha ini dari skala kecil, Anda bisa meniru langkah Yunita yang memulai usaha ini dengan modal Rp 100.000 dengan skala rumahan. Tapi, itu hanya untuk membeli bahan baku tanpa peralatan. Sementara, Adrian mengawali bisnisnya dengan modal sebesar Rp 5 juta, untuk membeli kulkas bekas dan bahan baku.  

Beruntung Adrian punya ayah yang memiliki resep puding enak. Namun, jangan khawatir. Anda bisa mencari resep dan cara pembuatan silky pudding ini dengan browsing di internet. Namun, seperti Yunita, Anda juga harus pandai berinovasi dari bahan-bahan yang dipakai, untuk mendapatkan rasa dan tekstur yang pas.

Yunita mengakui dirinya memang pandai dalam menentukan bahan baku. Termasuk, takaran hingga menghasilkan silky pudding yang sesuai dengan selera lidah konsumennya.

Yunita bilang, banyak konsumen memuji pudingnya lebih berasa susu. “Jadi, rasanya ada, ditambah milky,” ujar dia. Perpaduan susu dan air inilah yang menentukan kelembutan silky pudding.

Inovasi pun dilakukannya, yakni memadukan puding dengan karamel. Jadi, Silkypudding Adyta tampil dengan dua lapisan. “Karena kalau hanya satu lapis, tanpa karamel, menurut saya terlalu eneg,” kata Yunita yang membuat sendiri resep pudingnya.  

Hingga saat ini, dia pun hanya menggunakan bahan-bahan berkualitas untuk menghasilkan produk yang sempurna. “Saya memakai susu dengan kualitas baik dan rasa yang tak bikin eneg. Kalau gula, saya memakai produk premium,” jelas dia.

Untuk lokasi usaha, tentu saja, Anda bisa memulai dari dapur di rumah Anda. Maklum, peralatan dan proses pembuatannya tak butuh tempat yang luas. Untuk tahap awal, peralatan yang dibutuhkan hanya berupa panci, gelas takar dan mixer untuk mengaduk bahan-bahan.

Awalnya, Adrian juga memproduksi puding di dapur dan garasi rumahnya. Namun, seiring pertumbuhan permintaan, tempat itu tak lagi bisa menampung kebutuhan produksi. Sekarang, Adrian punya pabrik untuk memproduksi Puyo di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD).

Adrian bilang, ia menyewa ruko dua lantai di kawasan itu agar biaya sewa tidak terlalu mahal. Selain itu, ada lima gerai Puyo di daerah Tangerang Selatan. Dus, lokasi pabrik memudahkan urusan logistik.

Untuk mengirim produk Puyo ke gerai-gerai, Adrian menggunakan empat mobil didesain khusus agar bisa menjaga suhu makanan tetap rendah. “Silky pudding ini harus dalam keadaan dingin terus,” kata dia.

Namun, jika skala usaha masih kecil, seperti Yunita, Anda bisa memanfaatkan cool box untuk pengiriman. Jangan lupa, dalam cool box itu juga diselipkan ice pack untuk menjaga suhu puding tetap dingin.

Lantaran produksinya di Bintaro, pengiriman gratis hanya berlaku di seputar Bintaro. Adapun untuk pengiriman ke wilayah Jakarta, Yunita akan menetapkan batasan minimal order, yakni 100 cup bila ingin ongkos kirim gratis. “Bisa juga 50 cup, tapi ada ongkos kirimnya,” terang dia.

Adrian menambahkan, kendala dalam usaha ini sangat beragam. Ketika merintis usaha, ia sempat kesulitan mendapatkan mal yang tepat agar biaya sewa tak terlalu mencekik. Ia juga kerap terkendala dalam menemukan staf produksi sesuai standarnya.

Sekarang, Puyo memiliki total 100 orang karyawan. Selain mengurus produksi, logistik dan manajemen usaha, karyawan ini juga bertugas menjaga ruko. Tiap gerai dijaga oleh sekitar empat orang.

Belakangan, dengan banyaknya gerai penjualan, Adrian harus rela dipusingkan dengan urusan customer service. Adrian selalu mengajak konsumennya berinteraksi melalui jejaring media sosial.

Ia juga sering mengadakan promosi dengan memberikan hadiah pada konsumen setia Puyo. Cara ini dianggapnya ampuh membuat orang tertarik untuk terus membeli produk Puyo.

Sama seperti Adrian, Yunita juga menuturkan, pentingnya pesanan rutin dan berulang dari para konsumen dalam bisnis ini. Oleh karena itu, pelaku usaha ini harus benar-benar memperhatikan kualitas.  

Selain itu, pemain baru juga harus pandai menyesuaikan rasa puding ini dengan lidah konsumen yang dibidiknya. Dari sinilah, Yunita menuai sukses. “Dari yang pertama beli, dua hari beli lagi dan terus berlanjut. Itu artinya, rasa puding saya cocok dengan lidah mereka,” jelas dia.

Sementara itu, Adrian juga kerap mendengarkan tanggapan konsumen. ”Kalau ada yang minta rasa baru, kami pertimbangkan untuk kembangkan. Kami juga selalu menanggapi feedback negatif yang datang ke Puyo,” tuturnya.

Ekspansi besar-besaran juga jadi salah satu strategi Adrian agar Puyo tidak kalah saing. Makanya, ia berencana menambah gerai di kota-kota lain. Adrian juga ingin meningkatkan kualitas Puyo agar punya standar internasional.

Nah, jika Anda menyukai bisnis kuliner, puding sutera bisa masuk pertimbangan.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×