Reporter: Teodosius Domina | Editor: Rizki Caturini
Saat ini minum kopi menjadi bagian tidak terpisahkan dari gaya hidup modern. Warung kopi juga menjadi tempat yang nyaman untuk bertemu dengan sahabat hingga melakukan pertemuan bisnis.
Peluang ini ditangkap oleh PT Warung Indonesia lewat Kedai 27. Michael Alfredo, salah satu tim marketing gerai minuman kopi ini menjelaskan, Kedai 27 menjadi alternatif tempat ngopi khusus kelas menengah ke bawah.
Kedai 27 berdiri Februari 2013 dan mulai menawarkan kemitraan pada 30 Oktober 2015. Hingga awal April ini, Kedai 27 telah menjalin kerjasama dengan 8 mitra di Pontianak, Palu, Palembang, dan Bali. "Bahkan ada investor yang sudah memborong paket kemitraan di Amerika Serikat dan Singapura," ujar Michael.
Ia mengklaim, kemitraan Kedai 27 diminati karena rasa kopi yang disajikan cocok di lidah masyarakat. Bahan baku kopi bukan kopi instan yang tersedia di pasaran. "Kami mengolah biji kopi sendiri," ujarnya.
Varian kopi yang dijajakan diantaranya kapresso, kapresso susu, kopi tubrik, kapresso Toraja, es kapresso tarik, es doppio toraja, kappucino, mochacino dan sebagainya.
Kedai juga menawarkan menu makanan, seperti mi instan, roti bakar, kentang goreng spagheti, kentang goreng mi hot senza dan sebagainya. Harga jual menu mulai Rp 7.000-Rp 15.000. Untuk makanan, Kedai 27 juga memiliki tempat pengolahan bumbu makanan sendiri. "Jadi dari segi rasa pasti terjamin," ujarnya.
Investasi Rp 70 juta
Untuk menjalin kemitraan dengan Kedai 27, Anda harus menyediakan dana investasi Rp 70 juta. Biaya itu mencakup mesin kopi, bahan baku senilai Rp 5 juta, peralatan makan, lemari pendingin, , biaya opening dan semua perlengkapan berjualan komplit. Namun, itu belum mencakup biaya interior dan lokasi usaha. Gerai kopi biasanya juga dilengkapi dengan space untuk suatu penampilan, misalnya musik atau stand up comedy.
Maka setelah ditambahkan dengan biaya lokasi usaha dan interior, total investasi yang dikeluarkan bisa sekitar Rp 130 juta. "Tapi tentu saja fleksibel mengikuti kemampuan mitra," imbuhnya.
Michael menargetkan, Kedai 27 rata-rata memperoleh omzet Rp 37,5 juta per bulan. Setelah dikurangi monthly fee 10% dari omzet, bahan baku, sewa tempat dan lain-lain, laba bersihnya sekitar Rp 9,75 juta. "Monthly fee akan kami kembalikan lagi ke mitra sebesar 3% setiap tiga bulan. Jadi bisa dikatakan monthly fee-nya 7%," imbuhnya.
Pengamat waralaba, Levita Supit menilai, peluang kedai kopi masih terbuka lebar karena pasarnya luas. Hanya karena pengusaha sejenis sudah banyak, mitra harus menentukan ciri khasnya sebelum membuka usaha. "Kenyamanan outlet juga menjadi aspek utama karena biasanya konsumen butuh waktu berlama-lama.," katanya. Jika pelanggan betah, kemungkinan repeat order semakin besar. n
PT Warung Indonesia
Jln. Pucang Anom No, 14C Surabaya, Jawa Timur
Telp. (031) 5029531
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News