kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyesap kesegaran fulus buah-buahan


Sabtu, 23 November 2019 / 12:15 WIB
Menyesap kesegaran fulus buah-buahan


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semua orang sudah mahfum bahwa buah merupakan salah satu asupan sehat yang direkomendasikan oleh banyak pihak, termasuk oleh ahli medis. Maklum, di dalam buah banyak terkandung vitamin, mineral hingga lemak yang baik yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Sayangnya, konsumsi buah orang Indonesia per kapita masih jauh dibawah standar yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yakni minimal sekitar 70 kilogram per tahunnya. "Saya dengar data terbaru hanya 40 kilogram per kapita per tahun," kata Martin Widjaja, Chief Executive Officer Go Fruit, Senin (18/11).

Baca Juga: Semakin mudah belanja sayur buah via aplikasi

Ada beberapa penyebab konsumsi buah rendah. Mulai dari sulit mendapat pasokan buah bagus, hingga rantai distribusi yang panjang dari petani buah ke konsumen.
Fakta inilah yang membuat Martin mendirikan aplikasi Go Fruit pada tahun ini. Tujuannya adalah menyajikan aneka buah segar ke konsumen dengan mudah.

Baca Juga: RUU Kewirausahaan dorong bisnis start up

Lewat aplikasi ini, konsumen bisa memesan secara online dan mendapatkan buah pesanan dengan diantar langsung atau di tempat pengambilan (pick up point).

Atau bisa membeli di toko Go Fruit. Saat ini Go Fruit punya dua toko yang baru dibuka April 2019, yakni di Pasar Modern BSD, Tangerang serta Pasar Puri Indah, Jakarta Barat. Start up ini juga sudah mempunyai dua contoh gerai penjualan yang ada di Taman Tekno, BSD dan yang kedua di daerah Karawang, Jawa Barat. Kelak, dua gerai Go Fruit itu bakal menjadi cikal bakal ekspansi gerai buah ke depannya.

Meski tergolong baru, hingga kini Go Fruit sudah menggandeng 200 pelapak buah. Tak cuma menjadi kepanjangan tangan Go Fruit dalam menjajakan ragam buah ke konsumen, pelapak buah ini juga diberi ragam pelatihan, terutama dari sisi manajemen. Seperti pelatihan point of sales (POS), dan lainnya. Intinya adalah memudahkan si pelapak untuk urusan pembukuan dan inventori buah, dan tentunya sudah melek teknologi. "Persoalan bagi pelapak buah adalah dari sisi manajemennya," jelasnya.

Makanya, saat ini, pihak Go Fruit tidak terlalu gencar untuk ekspansi bisnis. Fokus perhatian mereka adalah membina para pelapak buah ini yang menjadi jaringan bisnis start up tersebut.

Apalagi Go Fruit menyediakan ragam buah. Ada 50 varian buah, baik lokal maupun impor, yang tersedia dalam beberapa varian. Ada buah dalam kemasan karton, beku, serta produk minuman buah. Tentu butuh manajemen stok yang benar.

Nantinya juga si pelapak  binaan bisa menerima pembayaran digital yang engah naik daun. Tak lupa juga bisa menawarkan promosi dan sejenisnya.
Untuk mendatangkan buah dari petani langsung sendiri, Go Fruit sudah menggandeng start up Tanihub. Dan diharapkan pasokan buah menjadi lancar setelah bermitra dengan Tanihub.

Rupanya, pembenahan yang tengah dilakukan oleh Go Fruit ini ada maksudnya. Start up ini tengah merancang ekspansi bisnis dengan skema kemitraan atau waralaba.  
Martin menyebut gerai mereka di BSD dan Puri Indah sebagai gerai percontohan untuk ruko. Selain itu ada dua tipe kemitraan lagi yakni tipe rumah dan lapak.
Dengan upaya ini Go Fruit menargetkan membina 3.500 pelapak buah paling cepat tiga tahun nanti.                    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×