kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyisir kampung tas Bojong Rangkas, Bogor (bagian 1)


Jumat, 29 Maret 2019 / 10:50 WIB
Menyisir kampung tas Bojong Rangkas, Bogor (bagian 1)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain terkenal dengan hawanya yang sejuk dan masih terhampar pemandangan hijau menyejukkan mata, Bogor juga dikenal sebagai salah satu sentra industri mode atau fashion Tanah Air. Di sana ada ratusan bahkan ribuan perajin mode yang tersebar di sejumlah sentra produksi. Beragam produk mode mulai tas, sepatu, sampai pakaian, diproduksi oleh para perajin kelas mikro dan menengah asal kota hujan tersebut.

Salah satu sentra produksi tas di Bogor yang banyak dikenal adalah daerah Tajur. Namun belum banyak orang mengetahui bahwa selain Tajur ada daerah penghasil tas yang lain. Siapa sangka jika sebuah kampung kecil yang terletak di Desa Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor juga menjadi kampung penghasil tas sejak puluhan tahun silam.

Kampung tas di Desa Bojong Rangkas sendiri terletak sekitar 14 kilometer (km) dari pusat Kota Bogor. Untuk mencapai kampung ini, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum.

Dari Jakarta, Anda bisa menggunakan kereta komuter arah Bogor. Setelah sampai stasiun Bogor, Anda lanjut ke terminal Bubulak menggunakan angkutan AK 02 ( Sukasari-Terminal Bubulak) atau AK 03 (Terminal Baranangsiang-Terminal Bubulak). Kemudian lanjut dengan bus AKB nomor 5 untuk sampai ke kampung tas Bojong Rangkas.

"Kampung tas ini sudah ada sejak 1991, kebetulan saya yang pertama kali buka usaha bikin tas di sini. Pelan-pelan warga sekitar banyak yang ikut membuat tas," kata Deni Mulyadi, pelopor perajin tas di Bojong Rangkas kepada KONTAN.

Setelah dua tahun usahanya berjalan, barulah muncul dua sampai tiga orang yang mengikuti jejaknya menjadi perajin tas. Seiring berjalannya waktu, para perajin tas di Desa Bojong Rangkas terus bertambah. Menurut Deni, kini lebih dari 150 warga menggantungkan hidupnya dari kerajinan tas dan produk mode lain, seperti dompet, sabuk, dan sebagainya.

Saat KONTAN berkunjung, nampak deretan toko yang menjual aneka tas buatan para perajin di kampung tersebut. Kini, aneka produk tas menjadi turbin penggerak roda perekonomian sebagian besar warga Desa Bojong Rangkas tersebut.

Denyut ekonomi di sentra ini juga dirasakan Nurhayanti. Perajin tas ini sudah menggeluti usaha tersebut sejak 1999 atau setelah krisis moneter. "Dari usaha bikin tas ini juga saya bisa makan dan menyekolahkan anak-anak," ucapnya.

Perempuan yang akrab disapa Nur ini mengatakan beragam produk tas hasil tangan para perajin tersebut dibanderol dengan harga yang relatif murah, sesuai dengan bahan yang digunakan, model, dan jumlah pesanan. Semakin banyak pesanan mengalir, maka harganya pun bisa ditawar dengan harga grosir. "Rata-rata emang begitu, pesan di atas 100 unit bisa kena harga grosir," tuturnya.

Sedangkan harga jual aneka tas hasil hasil dari sentra Bojong Rangkas dibanderol mulai dari Rp 50.000, Rp 100.000, Rp 250.000 hingga jutaan rupiah. Konsumen juga bisa memesan tas dengan model dan bahan sendiri alias custom. Lantas para perajin akan menggarap tas sesuai permintaan konsumen.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×