Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - Siang itu, sentra kuliner di sepanjang Waduk Gajahmungkur, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah nampak sepi. Maklum saja, saat KONTAN menyambangi sentra tersebut masih dalam suasana bulan Ramadhan. Namun, selama bulan puasa, deretan warung yang menjajakan wader, udang dan aneka ikan goreng garing tetap beroperasi.
Dari kejauhan, nampak tumpukan wader goreng, udang dan aneka ikan goreng yang siap disantap. Setiap warung yang menyajikan menu tersebut menggelarnya di bagian depan warung. Para pengunjung yang melintasi waduh pun bisa mengetahui keberadaan sentra ini.
Ajeng, salah satu karyawan rumah makan Pak Glinding mengatakan, selama bulan Ramadhan, kebanyakan pengunjung membeli wader goreng maupun udang untuk dibawa pulang. Sedangkan menjelang jam buka puasa, hampir setiap rumah makan mulai dipenuhi pengunjung. Biasanya mereka menggelar buka bersama (bukber) dengan keluarga maupun teman lama.
"Siang begini memang sepi, masih banyak yang puasa. Nanti sekitar jam 4, sudah mulai ramai karena banyak yang bukber. Biasanya anak sekolah atau keluarga, kadang ada juga yang reuni. Apalagi kalau sudah mulai banyak yang mudik, bakal lebih ramai lagi," tuturnya.
Ajeng mengatakan permintaan wader goreng meningkat tajam saat libur Lebaran. Wader goreng adalah menu yang menjadi favorit pembeli. Permintaan wader goreng bisa meningkat sampai 2,5 kali lipat dibanding hari biasa. Sedangkan untuk udang dan aneka ikan goreng permintaannya juga meningkat sampai 1,5 kali lipat.
"Menjelang libur Lebaran gini, kami selalu nambah pasokan. Jadi pasokannya lebih banyak dibanding hari biasa. Soal berapa nambahnya, saya kurang tau, tapi yang jelas stoknya lebih banyak," tuturnya. Ajeng bilang, saat pekan biasa, pasokan wader, udang dan aneka ikan goreng, rata-rata bisa habis dalam jangka waktu dua minggu sampai sebulan.
Sedangkan selama Ramadhan sampai libur Lebaran, pasokan bisa habis dalam waktu tiga hari sampai dua minggu.
Slamet Sulardi, pemilik rumah makan Sari Raras juga membenarkan jika permintaan wader meningkat tajam saat libur Lebaran. Bahkan, ia mengatakan, sebanyak 1,5 ton wader goreng bisa ludes dibeli pelanggan kurang dari satu minggu. "Banyak pelanggan yang sudah memesan jauh-jauh hari untuk dibawa sebagai oleh-oleh dari Wonogiri," ungkapnya.
Jika setiap hari dua rumah makan Sari Raras milik Slamet bisa memproduksi wader goreng sekitar 100 kilogram (kg). Maka, selama bulan Ramadhan dan libur Lebaran, pasokannya ditambah sampai tiga kali lipat. Slamet mengatakan perputaran penjualan berlangsung sangat cepat saat Ramadhan sampai Idul Fitri.
Ia menjelaskan, bahwa hampir semua warung di sentra kuliner Waduk Gajahmungkur mengolah wader, udang dan aneka ikan goreng sendiri. Semua bumbu dibuat secara mandiri, begitu pula dengan proses menggoreng. Semua proses diproduksi sendiri, sehingga pemilik warung tau betul kualitas bahan yang digunakannya.
"Sepertinya hampir semua warung menggoreng sendiri, termasuk Sari Raras. Bahan baku mentahnya yang kami ambil dari nelayan atau peternak. Semua bahan baku adalah hasil Waduk Gajahmungkur," tandas Slamet. n
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News