kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyulam laba usaha sulam kerawang Khas Gorontalo


Kamis, 19 Februari 2015 / 18:06 WIB
Menyulam laba usaha sulam kerawang Khas Gorontalo


Reporter: Dinda Audriene Muthmainah | Editor: Havid Vebri

Hampir di tiap daerah di Indonesia pasti memiliki corak kain khas daerah masing-masing. Tak terkecuali di daerah Gorontalo. Meski luas provinsi ini terbilang kecil, tapi sudah lama daerah ini memiliki sulaman khas yang diberi nama sulaman kerawang. Kerajinan tangan yang sudah turun temurun ini masih berkembang di Gorontalo.

Hampir di setiap kabupaten ada toko yang menjual berbagai barang dengan hiasan sulam kerawang. Salah satu pedagang yang menyediakan sulaman kerawang adalah Hj. Iko Lihawa Mentali.

Ia menjual sulaman kerawang dalam beberapa bentuk produk kerajinan, mulai pakaian, kerudung, peci, mukena, kipas, hingga bahan yang belum dibentuk tapi sudah disulam. "Ada sekitar 250 perajin sulam kerawang yang bermitra dengan saya," katanya.

Menurut Iko, 250 perajin itu terbagi dalam beberapa kelompok perajin. Setiap kelompok terdiri dari 10 orang. Setiap bulannya, satu perwakilan kelompok mengambil kain darinya untuk dibagikan ke sembilan anggota lain buat disulam.

Biasanya ada 30 kain-35 kain yang dibagikan untuk setiap kelompok. Upah yang diberikan kepada para perajin sekitar Rp 25.000–Rp 150.000 per produk, tergantung jenis bahan dan motifnya.

Semakin besar motif yang dibuat maka upahnya semakin besar, begitu juga dengan jenis bahannya. Hal ini juga menentukan harga jual. Perempuan berumur 65 tahun ini membanderol harga jual produknya mulai Rp 50.000 per lembar–Rp 500.000 per lembar.

Untuk yang masih berbentuk bahan saja per lembar dihargai sekitar Rp 150.000–Rp 250.000. Sementara yang sudah menjadi baju dihargai Rp 200.000–Rp 500.000, kerudung dan peci Rp 50.000–Rp 150.000.

Iko yang sudah menekuni usaha sejak 1988 ini dapat meraup omzet sekitar Rp 50 juta per bulan. Adapun margin usahanya sekitar 60% dari omzet. Omzet itu didapat dengan kapasitas produksi 500 pieces per bulan. Sedangkan rata-rata penjualan 350 lembar–400 lembar.

Kebanyakan barang yang dibuat sesuai permintaan konsumen, sisanya untuk stok di toko. Pemain lainnya adalah Arifin Kasin. Ia juga memberdayakan beberapa tetangga di sekitar rumahnya untuk membuat kerajinan sulam kerawang. Namun tak sebanyak Hj. Iko, perajin yang menjadi mitra usahanya hanya sekitar 10 orang.

Jenis produk yang dibuathanya dua, yakni bahan dengan hiasan sulaman kerawang dan batik kerawang. Pria yang sudah berjualan hiasan sulam kerawang dari tahun 2001 ini tak memiliki toko. Ia hanya menggunakan rumahnya sebagai tempat produksi sekaligus penjualan.

Dalam sebulan, ia menghasilkan 30 produk yang terdiri dari 10 bahan dan 20 batik kerawang. "Konsumen masih sebatas Gorontalo," ujar Arifin. Omzetnya dalam sebulan Rp 6 juta dengan laba 50%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×