kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyulap limbah kaca jadi mozaik cantik


Minggu, 23 Desember 2018 / 06:15 WIB
Menyulap limbah kaca jadi mozaik cantik


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Bagi sebagian besar orang, limbah kaca mungkin akan dibuang begitu saja. Namun siapa sangka jika kepingan kaca tersebut bisa disusun menjadi mozaik nan apik. Karya seni ini juga memiliki nilai jual dan jadi peluang bisnis yang menjanjikan.

Peluang itulah yang digarap oleh Piping Maskumambang asal Bogor, Jawa Barat. Resah dengan jumlah limbah kaca yang makin menumpuk, ia pun menyulapnya menjadi aneka produk dekorasi rumah. "Di daerah sini, limbah kaca banyak dan biasanya hanya ditumpuk, karena banyak distributor kaca di sini," ungkapnya.

Dari keresahan tersebut, Piping membesut Saung Beling pada tahun 2015. Ia mengaku, belajar seni mozaik secara autodidak. Dengan modal akses internet, ia belajar dari berbagai video tutorial di Youtube. Mulai dari membuat alas atau dasar produk sampai menyusun potongan-potongan kaca hingga nampak apik. Semua dilakukannya sendiri.

Saung Beling yang dikelola Piping menjual aneka produk dekorasi rumah dengan sentuhan mozaik, seperti cermin, guci, dan stepping stone. Harga aneka produk mozaik dari limbah kaca tersebut dibanderol mulai
Rp 300.000 sampai Rp 600.000 per buah. Pembeli produk Saung Beling sebagian besar datang dari wilayah Bogor dan sekitarnya. Namun, Piping mengatakan, sempat beberapa kali mengirimkan produknya ke Jakarta, Surabaya, Lombok, Semarang dan Bandung.  

Dia menjelaskan, waktu awal menjual cermin mozaik ini tidak langsung mendapat pasar. "Mungkin karena waktu itu saya salah lokasi juga karena lokasi gerai saya tidak sesuai dengan target pasar. Tapi lama kelamaan, alhamdulillah, makin banyak pembelinya," tandasnya.

Piping mengatakan, selama proses produksi tidak ada kesulitan teknis yang berarti. Ia yakin semua orang jika mau belajar soal mozaik pasti bisa membuatnya. Hanya saja, pasar untuk kerajinan mozaik limbah ini diakuinya lumayan susah. Apalagi,  saat ia mengeluarkan produk stepping stone yang terbuat dari limbah keramik.

Dia sempat membuat stepping stone dari limbah keramik, tapi pasarnya sedikit. "Masih lebih banyak yang suka stepping stone dari batu-batu alam dibanding dari limbah keramik. Jadi karena pasarnya enggak ada, saya stop, fokus buat cermin," katanya.

Dari hasil membuat produk mozaik dari limbah kaca tersebut, Piping bisa mengantongi omzet hingga Rp 10 juta per bulan. Ia mengatakan, modal yang dikeluarkan juga tidak terlalu besar.

Namun, dana untuk membeli alat pemotong kaca dan perlengkapan lain juga relatif besar. "Bahannya yaitu triplek untuk alas atau dasar, lem kayu, limbah kaca dan alat potong kaca. Sebelum ditempelkan, limbah kaca dipotong-potong dulu sesuai desain, selanjutnya baru ditempel," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×