kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyulap limbah kaca jadi perabot rumah nan klasik


Kamis, 25 Januari 2018 / 10:25 WIB
Menyulap limbah kaca jadi perabot rumah nan klasik


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Botol kaca bekas di rumah biasanya dibiarkan berserakan, menumpuk atau berakhir di tong sampah. Di tangan perajin kreatif, siapa sangka jika limbah kaca bisa dijadikan produk kerajinan yang unik dan ciamik. Dengan kreativitas yang tak terbatas, limbah kaca tersebut diolah menjadi perabot dan ternyata bisa jadi peluang usaha yang menguntungkan.

Salah satu perajin yang menyulap limbah kaca menjadi produk kerajinan yang bernilai jual tinggi adalah Suyanto asal Bantul, Yogyakarta. Limbah kaca yang semula hanya jadi barang rongsokan, di tangan pria 53 tahun ini disulap jadi aneka perabotan eksklusif bernilai jual tinggi.

Beberapa tetangga yang berprofesi menjadi pengepul barang bekas menginspirasi Suyanto. Saya lihat limbah kaca sering banyak yang menumpuk dan jarang habis terjual. Beda dengan limbah kertas yang lebih banyak peminatnya," kenangnya.  

Berawal dari ide tersebut, ia bersama sang istri mendirikan Surya Citra Mozaik (SCM) pada tahun 2010. Aneka jenis dan bentuk potongan kaca mampu diracik Suyanto menjadi beragam produk perabot rumah yang unik dan klasik. Beragam perabot hasil olahan limbah kaca itu antara lain, kotak tisu, cermin, guci, vas bunga, kap lampu, jam dinding, wadah aroma terapi, kaligrafi bahkan gapura pernikahan dengan desain yang mengesankan.

Dia menyatakan, modal awal membuat kerajinan ini hanya Rp 1 juta. Modal tersebut dia gunakan untuk membeli mesin ampelas. "Sedangkan limbah kaca,  saya mendapatkan dari tetangga dan pengepul limbah kaca di sekitar Bantul," kenang Suyanto.

Aneka perabot hasil kreasi limbah kaca tersebut dibanderol mulai Rp 10.000 sampai belasan juta rupiah. Harga tersebut tergantung pada model, ukuran dan tingkat kesulitannya. Suyanto mengaku, kini bisa mengantongi omzet sampai Rp 15 juta per bulan. Bahkan jika sedang ramai permintaan, omzetnya bisa sampai dengan Rp 20 juta per bulan.

Meski produksinya masih tergolong kelas rumahan, namun produk SCM milik Suyanto telah diminati konsumen mancanegara. Konsumen mancanegara tesebut ditemuinya saat mengikuti berbagai pameran kerajinan. Sebagian besar dari mereka berasal dari Maroko, Afrika Selatan, Jerman, Spanyol, India, Malaysia, China, dan Korea.

Suyanto mengatakan ragam produk yang biasa dipesan oleh konsumen mancanegara seperti bingkai foto, vas bunga, kaca, sampai kotak tisu. "Kalau target pasar, walaupun bahannya limbah, tapi karena penampilan, konsumen bilang penampakannya ini eksklusif. Jadi sasarannya menengah ke atas. Dan sebetulnya kerajinan seperti ini di Indonesia masih sangat jarang," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×