Reporter: Rani Nossar | Editor: Tri Adi
Melihat banyak limbah akar dan kayu jati di wilayah tempat tinggalnya di Bojonegoro, Rudi Irvanto memiliki ide untuk mengolahnya menjadi kerajinan tangan. Lewat usaha Jawa Painting, kini Rudi bisa memproduksi sekitar 300 unit kerajinan kayu dengan omzet Rp 30 juta per bulan.
Berasal dari daerah yang banyak ditumbuhi pohon jati dijadikan peluang berbisnis yang menarik bagi Rudi Irvanto. Pria asal Bojonegoro, Jawa Timur ini masih berstatus mahasiswa Kedokteran Hewan di Universitas Airlangga. Namun, sejak SMA bersama sang kakak di tahun 2012, Rudi mendirikan usaha kerajinan dari limbah akar kayu jati bernama Jawa Painting yang berasal dari singkatan Jati Waste Painting.
Rudi bercerita, wilayah tempat tinggalnya di Bojonegoro, khususnya di kawasan Kapas dan Banjarejo banyak tumbuh pohon jati, selain itu banyak juga perusahaan yang mengelola kayu jati. Sehingga, banyak limbah kayu kayu jati yang hanya teronggok begitu saja. Banyak masyarakat sekitar mengambil limbah kayu tersebut untuk kayu bakar saja.
Darisitu, Rudi memiliki inisiatif untuk bisa memanfaatkan limbah kayu yang berkualitas ini untuk menjadi kerajinan yang bernilai tinggi. Kebetulan, ayahnya adalah pemahat kayu, sehingga Rudi sedikit banyak cukup familier dengan bidang usaha kerajinan kayu.
Dengan modal beberapa ratus ribu rupiah hasil patungan dengan sang kakak dan modal sebesar Rp 6 juta dari program wirausaha dari kampusnya, Rudi mengembangkan produk kerajinan yang diproduksi dengan mengolah limbah kayu untuk dilukis, dan dibentuk menjadi berbagai barang rumah tangga seperti tempat tisu, lukisan, asbak, jam dinding, stoples, replika kendaraan, lampu, dan banyak lagi.
Para penduduk desa dia berdayakan untuk mengumpulkan kayu dan memasok kepadanya. Sebagian lagi dia pekerjakan untuk melakukan finishing dalam proses produksi. "Sebagian besar warga tersebut adalah ibu rumah tangga atau janda-janda," kata dia.
Rudi membutuhkan sedikitnya 1 kubik limbah kayu untuk produksi selama dua bulan. Saat ini ia dibantu oleh enam orang karyawan yang mulai memotong, mengampelas, dan finishing, sedangkan pembuatan desain dia lakukan sendiri.
Kapasitas produksi kerajinan kayu buatannya bisa mencapai 300 buah per bulan. Dan semuanya habis terjual. Rudi bilang ada pengepul yang ambil tiap minggunya.
Harga produknya mulai dari Rp 50.000-Rp 150.000 per buah untuk barang rumah tangga, sedangkan lukisan kayu dibanderol antara Rp 60.000-Rp 1,25 juta per buah tergantung tingkat detil dan ukuran.
Produk Jawa Painting ini sudah dijual ke berbagai kota seperti Jepara, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, dan Jakarta. Rudi mengaku bisa mengantongi omzet hingga sekitar Rp 20 juta-Rp 30 juta per bulan.
Tahun lalu Rudi mendapat bantuan modal dari program wirausaha DIKTI senilai Rp 10 juta. Rencananya uang tersebut akan dia gunakan untuk membuka showroom anyar di Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News