kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menyulap sampah menjadi tas dan suvenir cantik


Kamis, 15 Juni 2017 / 14:20 WIB
Menyulap sampah menjadi tas dan suvenir cantik


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Seseorang bisa mewujudkan kepedulian pada lingkungan dengan beraneka ragam cara. Sebut saja upaya penanaman pohon hingga mendaur ulang peralatan dan perkakas yang tidak terpakai.

Perilaku peduli lingkungan itu pun bisa mendatangkan laba yang menggiurkan. Contohnya, Yulia yang mengolah sampah kemasan plastik yang tidak terpakai menjadi aneka tas, rompi, rok, dompet koin, hiasan dinding, tikar dan lainnya.

Perempuan asal Dusun Jati Anom, Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan ini sudah menekuni kerajinan daur ulang sejak tahun 2010 silam. Kerajinan daur ulang sampah kemasanini juga turut melibatkan warga sekitar.

“Selama ini masyarakat banyak memilih bekerja yang memicu kreatifitas di tempat lain, dan hal itu sudah biasa. Kalau setiap ibu rumah tangga bisa membuat sesuatu yang menghasilkan produk kreatifitas itu baru berbeda,” ujar Yulia kepada KONTAN.

Sejak awal merintis kerajinan daur ulang, Yulia sudah melibatkan warga sekitar. Bersama seorang sahabatnya bernama Yati, ia mendatangi rumah warga satu persatu untuk diajak dalam kegiatan daur ulang ini. Tepat tahun 2010, mereka pun memberikan pelatihan kepada ibu-ibu rumah tangga untuk membuat produk daur ulang di balai warga setiap minggunya.

Selain ibu-ibu, Yulia juga mengajak anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan ini dengan mengumpulkan sampah yang berserakan di sekitar rumah.

Setiap anak sejak usia dini sudah diwajibkan untuk mengumpulkan sampah dari rumah ataupun yang dilihat di lingkungan dan dibawa ke balai warga untuk diproduksi. Rata-rata satu anak bisa membawa satu tas berisi sampah plastik makanan dan minuman. Dalam satu hari, sampah yang terkumpul bisa mencapai 3 kilogram (kg) bahkan lebih.

Sebelumnya, desa ini memang tampak kumuh dengan sampah kemasan yang berserakan di mana-mana. Ini terjadi lantaran, kesadaran masyarakat menjaga lingkungan sangat minim.

Sampah kemasan dan koran bekas yang diperoleh lalu didaur ulang menjadi beberapa produk kerajinan bernilai jual, seperti rompi, rok, tas, hiasan dinding, tikar dan lainnya. Proses produksinya memiliki tingkat kerumitan masing-masing.

Proses produksinya sendiri  melalui beberapa tahap. Awalnya sampah kemasan dibersihkan kemudian dibuat pola yang diinginkan. Selanjutnya, dipotong sesuai ukuran yang diinginkan lalu dilem dan direkatkan hingga tidak mudah sobek.

Setiap produk yang dihasilkan dihargai mulai Rp 15.000-Rp 75.000 per pieces. Omzet yang diperoleh mencapai jutaan per bulan. Kini, usaha daur ulang ini menjadi salah satu binaan  PT Tirta Investama, produsen air minum Aqua di Pasuruan.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×