kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meracik peluang wangi dari produk perawatan tubuh (2)


Sabtu, 21 Desember 2019 / 12:00 WIB
Meracik peluang wangi dari produk perawatan tubuh (2)


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pebisnis produk kecantikan dari bahan alami punya alasan tersendiri untuk terjun di bisnis produk yang diklaim tidak membahayakan tubuh serta lingkungan tersebut. Rata-rata mereka punya pengalaman pribadi yang membuatnya harus terjun di usaha tersebut. 

Misalkan Tamesewa, label produk wewangian asal Bandung yang dibesut oleh Meirani. Perempuan ini memulai usaha produk wewangian tersebut pada tahun 2016.
Ada alasan khusus yang membuatnya terjun di bisnis tersebut. Rupanya, keluarganya punya kegemaran memakai produk wewangian.  Namun, hobi ini membuat keluarga Meirani harus rela merogoh kocek lebih dalam.

Baca Juga: Segmen kosmetik rias berpeluang menggenjot kinerja Mandom (TCID)

Tak mau kedodoran dompet, ia bersama keluarga mulai mencoba meracik wewangian. Pilihan bahan baku jatuh ke produk alami. Seperti air suling, esensial oil, vitamin E. Dari bahan-bahan tersebut, terciptalah resep rahasia untuk membuat produk wewangian bagi tubuh. "Kami punya 25 produk varian wangi. Ada wangi rumput, tanah, mangga, vanili dan lainnya," tuturnya ke KONTAN.

Baca Juga: Alhamdulillah, pemain kosmetik akui tren penjualan terus naik usai beri label halal

Selain punya varian wangi yang unik, Meirani mengklaim produk pewangi darinya aman bagi kulit, terlebih bagi yang memiliki kulit sensitif. Produk ini juga katanya tidak meninggalkan noda di pakaian, hal yang kerap terjadi di produk parfum. Malah, pewangi dari Tamesewa bisa tahan lama sampai tiga jam di ruangan.

Sedangkan pemain lainnya yakni Ervina punya pengalaman buruk saat memakai produk kecantikan. Kulitnya menjadi bermasalah. Dan ia harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk berobat di dokter kulit. 

Dari pengalaman tersebut, dirinya langsung berusaha mencari cara membuat produk kecantikan, terutama untuk perawatan kulit yang tidak menimbulkan persoalan. Ia pun memilih bahan baku dari produk alami. Hingga akhirnya tercipta produk virgin coconut oil, infused oil dan hand lotion.

Seluruh pengerjaan produk ia buat secara handmade. Begitu juga bahan baku ia klaim tanpa pengharum dan bahan pengawet. 

Bisnis yang ia mulai pada 2017 ini mulai ada perkembangan. Secara perlahan omzetnya mulai menanjak, meski belum optimal, yakni sekitar Rp 2 juta sebulan. 

Hasil ini membuat dirinya berencana menambah varian produk Samala. Supaya lancar, dirinya tengah mengurus perizinan di BPOM.  Kalau izin sudah di tangan, dirinya bermaksud bisa memperbesar kapasitas produksi.

Meirani saat ini juga tengah fokus menyelesaikan perizinan dari usaha tersebut.  Jika izin di BPOM sudah ditangan, dirinya bakal mendirikan laboratorium. Ini menjadi lompatan bisnis berikutnya bagi dirinya yang menatap skala industri.        

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×