Reporter: Marantina, Noor Muhammad Falih, Pravita Kusumaningtias | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. tato tak lagi identik dengan pria. Sejak beberapa tahun terakhir, tato sudah menjadi seni yang digemari oleh berbagai kalangan, gender dan usia. Makanya, seniman yang ahli melukis tato pun mulai bermunculan. Supaya bisa memenuhi permintaan pecinta tato, mereka rajin mengikuti perkembangan tren merajah tubuh. Yang teranyar, yakni tato tiga dimensi (3D).
Berbeda dengan tato biasa, tampilan objek yang dilukis pada tubuh terlihat lebih nyata dan seakan hidup. Tato 3D pun mulai populer belakangan ini. Tentunya, untuk bisa membuat tato 3D, seniman tato butuh latihan dan pengalaman. Lantaran butuh keahlian khusus, tarif merajah tubuh ini pun terbilang tinggi.
Yusepthia Soewardi asal Bandung, adalah salah seorang seniman yang lihai membuat tato 3D. Ia mulai memperkenalkan tato tiga dimensi sejak 2003 silam. Sejatinya, seni tato sudah ditekuninya sejak 1999.
Pria yang kerap disapa Kenken ini menyebut, pembuatan tato 3D lebih rumit ketimbang tato biasa. Makanya, seniman tato harus memiliki kemampuan yang mumpuni, terutama mengenai shading atau pewarnaan tato. Pasalnya, alat dalam membuat tato 3D sangat banyak.
"Untuk menghasilkan gambar tato yang 'hidup', dibutuhkan banyak jarum, berbeda dengan tato biasa hanya butuh 1 jarum. Ini untuk memudahkan gambar tato terlihat bak potret," tutur lulusan STSI Bandung ini.
Setidaknya ada tiga jenis mesin perajah tubuh yang kerap digunakan, yaitu lining, shading, dan blocking. Seniman tato harus memahami fungsi masing-masing alat tersebut. "Itu semua proses, kalau sudah lama jadi tatto artist pasti lebih mahir," katanya.
Tak hanya itu, menurut Kenken, seniman tato juga mesti menguasai anatomi tubuh dan karakter klien. Hal ini penting untuk menghasilkan tato 3D yang bagus. Minimal, seniman harus tahu objek yang akan digambar cocok dilukis di bagian tubuh mana, supaya benar-benar nyata seperti foto.
Ruh tato 3 dimensi
Konon, karena tampak seperti gambar hidup, tato 3D dipercaya memiliki ruh. Jadi, tato 3D tidak bisa diletakkan sembarangan. Kata Kenken, ada bagian tubuh manusia yang dianggap memancarkan energi positif, seperti bagian tubuh kanan atas, dan depan. "Di bagian itu, paling cocok untuk menggambar tato yang bersifat religius, seperti lafaz Allah atau salib," ujar pemilik Kent Studio ini.
Setiap pekan, Kent Studio melayani sekitar 10 klien. Tarifnya beragam, mulai dari Rp 900.000 untuk ukuran tato 10x10 sentimenter (cm). Dari jasa merajah tato 3D ini saja, ia bisa meraup omzet minimal Rp 40 juta sebulan.
Seniman lain yang juga lihai melukis tato 3D adalah Dimas Praja. Melalui Carpe Diem Tattoo Studio ia menawarkan jasa merajah tubuh sejak 2007. Namun, ia sudah terjun dalam seni tato profesional sejak 2001.
Menurut Dimas, tato 3D merupakan aliran tato yang mengedepankan objek gambar seakan-akan memiliki ruang atau volume. Namun, efek ini hanya bisa dilihat dari beberapa sudut penglihatan.
Sejatinya, seni tato 3D sudah masuk Indonesia sejak 1990-an. Namun, kala itu belum begitu banyak seniman tato yang memiliki keahlian mengaplikasikan seni tato 3D. Barulah sejak tahun 2000-an, mulai muncul seniman tato yang memiliki keahlian tersebut.
Dimas bilang, untuk menguasai seni tato 3D, seniman harus menguasai teknik menggambar realisme. Dengan begitu, objek yang akan digambarkan di kulit bisa terlihat berisi seakan-akan memiliki volume.
Meski sama-sama mengusung seni tato 3D, namun setiap seniman memiliki keahlian dan karakteristik masing-masing. Alvin Eka Putra, seniman tato asal Jakarta bilang, untuk menghasilkan sebuah tato yang memiliki kesan 3D dibutuhkan permainan warna arsiran. "Mengarsirnya harus benar-benar sabar," ujar pendiri Something Tatto ini.
Menurutnya, model yang paling banyak diminta pelanggan adalah oriental dan realis. Proses pembuatan dimulai dengan membawa gambar atau ide ke studio. Kemudian didiskusikan di studio hingga tercapai kesepakatan desain akhir.
Alvin mematok tarif mulai dari Rp 300.000 untuk ukuran 10 centimeter persegi hingga Rp 20 juta untuk tato yang memenuhi hampir seluruh tubuh. Ia mengaku, setiap hari, paling bisa menerima satu klien. Maklum, pengerjaan tato bisa memakan waktu sampai seharian. Dalam sebulan, Something Tatto setidaknya bisa meraih omzet sekitar Rp 9 juta.
Sementara, Dimas di studionya, Carpe Diem Tattoo Studio, mematok tarif bervariasi, mulai Rp 5.000 - Rp 10.000 per cm. "Minimum sekali order Rp 300.000," ujar pria yang sempat mengenyam kuliah di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta ini.
Tiap bulan, ia bisa meraup omzet Rp 10 juta. Meski begitu, diakuinya, belum begitu banyak klien yang datang ke studionya untuk membuat tato 3D.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News