Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi
Cangkang kerang ternyata bisa dibuat menjadi aneka bentuk kerajinan yang indah dan bernilai seni tinggi. Selain ramah lingkungan, kerajinan tangan dari cangkang kerang juga bisa mendatangkan rupiah. Peminat kerajinan cangkang kerang ini pun tidak hanya pasar domestik saja, tetapi juga sampai ke Eropa.
Cangkang kerang bila tidak dimanfaatkan hanya menjadi limbah atau sampah yang berserakan mengotori jalan atau pekarangan. Namun berkat sentuhan tangan nan terampil, cangkang kerang itu bisa berubah menjadi kerajinan yang cantik dan indah.
Tak hanya itu, kerajinan dari cangkang kerang ini pun mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Seperti yang dilakukan oleh I Darmaya, pemilik PT Caspla Bali yang bermarkas di Denpasar, Bali.
Darmaya menangkap peluang untuk mengolah cangkang kerang itu menjadi kerajinan yang bernilai tinggi. Ia mulai mengolah cangkang kerang itu pada 2002 lalu. Saat itu, ia melihat banyak cangkang kerang berserakan terbuang di wilayah pesisir pantai Bali.
Melimpahnya cangkang kerang itu membuat Darmaya berpikir untuk menjadikan cangkang kerang menjadi kerajinan yang bermutu dan bernilai seni. Lantas, ia membentuk cangkang itu menjadi aneka kerajinan seperti kalung, cincin, gelang, pigura, meja, kursi, vas bunga dan masih banyak lagi. "Selain mengurangi volume limbah, cangkang kerang merupakan bahan baku berkualitas untuk kerajinan," kata Darmaya.
Karena unik, kerajinan cangkang kerang itu banyak digemari hingga ke pasar mancanegara. Alhasil, Darmaya sukses meraup laba dari kerajinan cangkang kerang yang sebelumnya tak berguna itu.
Darmaya bilang, kulit kerang memiliki karakter material yang keras dan berkilau. Inilah yang menjadi daya tarik utama kerajinan cangkang kerang ketimbang kerajinan dari bahan lain seperti kayu atau batu.
Sejak menekuni usaha kerajinan cangkang itu, Darmaya kini telah mendesain lebih dari 5.000 motif. Salah satu desain Darmaya yang terkenal adalah bingkai foto berukuran 10 sentimeter (cm). "Selain bingkai, banyak bentuk kerajinan yang bisa dibuat dari cangkang," kata pria asli Bali itu.
Untuk menjaga produksi, Darmaya membeli cangkang dari pengepul seharga Rp 20.000 - Rp 50.000 per kilogram (kg), tergantung kualitas dan ukuran cangkang.
Darmaya memang mengincar cangkang unggulan yang berukuran besar dan memiliki warna menarik karena dia sengaja membidik pasar kelas atas. Ia memasarkan kerajinan cangkang itu melalui toko aksesori yang ada Denpasar dan beberapa kota lain di Bali. Tak hanya itu, ia juga memenuhi pesanan dari hotel-hotel yang bertebaran di Pulau Dewata.
Soal harga, Darmaya menjual produk kerajinan itu mulai harga Rp 5.000 hingga Rp 1 juta per pieces. Khusus untuk bingkai foto, Darmaya menjualnya mulai dari harga Rp 50.000 hingga Rp 8 juta per buah.
Hingga kini, Darmaya mampu memproduksi hingga ribuan produk kerajinan cangkang. Selain menjualnya di Bali, Darmaya juga memasarkan produknya di toko aksesori di Lombok. Untuk menambah pelanggan Darmaya tak keberatan membuat kerajinan cangkang dengan desain dari pemesan kerajinan.
Dengan ketekunan dan keuletan mengolah cangkang kerang itu, Darmaya bisa mendulang omzet hingga Rp 300 juta per bulan. Penjualan Darmaya bahkan bisa naik 400% saat ada pesanan dari Eropa yang biasanya datang di bulan September hingga November. "Saya eskpor enam kontainer, dengan nilai US$ 50.000 per kontainer," terang Darmaya.
Kerajinan milik Darmaya banyak digemari orang Eropa karena bentuknya yang unik sehingga dinilai cocok untuk suvenir Natal.
Pengusaha lain yang mengolah cangkang kerang menjadi kerajinan menarik itu adalah Teguh Adi Prabowo, Pemilik Puspa Guna di Surabaya. Teguh menjadi perajin cangkang kerang sejak 1997 lalu.
Laki-laki berusia 37 tahun itu mengaku tergiur mengolah cangkang kerang karena melihat potensi pasarnya yang besar dari kalangan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Teguh mempunyai ciri khas produk kerajinan cangkang kerang berupa hiasan dinding. Dalam sehari, mantan petani rempah itu menjual hingga 70 buah kerajinan yang dibanderol mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 300.000 per buah.
Salah satu produk unggulan Teguh adalah hiasan dinding cangkang yang membentuk desain batik. Untuk membuat desain seperti itu, Teguh mengaku memilih sendiri cangkang kerang yang keras dan memiliki karakter warna yang menarik. "Cangkang itu harus dipilah, karena tidak semua cangkang kerang keras dan kuat," jelasnya.
Selain itu, cangkang kerang tersebut mesti dibersihkan untuk menghilangkan bau amis yang kadang-kadang masih menempel di cangkang.
Selain menjual kerajinan hiasan dinding itu ke pasar domestik, Teguh sempat melayani pasar ekspor. Tercatat pada tahun 2000 hingga 2010, ia rutin mengirim 300 buah kerajinan tangannya itu ke Eropa. "Tapi sejak tahun 2011 ekspor turun karena Eropa lagi terkena krisis," keluh Teguh.
Sewaktu Teguh masih rutin ekspor ke Eropa itu, omzet Teguh berkisar antara Rp 40 juta-Rp 60 juta per bulan. Setelah ekspor terhenti, omzet Teguh turun menjadi Rp 20 juta per bulan."Kami harap pasar pesanan kerajinan cangkang kembali bergairah ke Eropa," ujar Teguh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News