kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,25   -3,11   -0.33%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meraup berkah usaha dari booming digital


Senin, 08 Agustus 2016 / 16:30 WIB
Meraup berkah usaha dari booming digital


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: S.S. Kurniawan

Revolusi digital yang telah banyak mengubah dunia sejak era 1980-an, semakin hangat memengaruhi perubahan sosial masyarakat di seluruh dunia.

Riset bank asal Singapura DBS Bank, yang dipublikasikan dalam DBS Asian Insight, beberapa waktu lalu, mencatat, digitalisasi teknologi bukan cuma mengubah model bisnis.Dia juga mampu menghasilkan produk domestik bruto (PDB) lebih cepat dibanding teknologi pendahulu.

Sebagai gambaran, mesin uap membutuhkan waktu 80 tahun untuk menghasilkan 1% PDB. Sedangkan teknologi digital cuma butuh waktu 15 tahun.

Asia tercatat sebagai salah satu benua yang tengah merekam proses revolusi digital nan luar biasa. Pemicu revolusi salah satunya adalah ledakan pemakaian ponsel pintar.

Selain itu, pemicu lain adalah pemakaian media sosial sebagai kanal iklan pemasaran yang makin mumpuni.

Menurut Lembaga periset digital marketing eMarketer, pengguna aktif ponsel pintar di Indonesia tahun ini akan menembus 69,4 juta orang. Angka itu diprediksi akan mencapai 103 juta orang pada tahun 2018 mendatang.

Di saat yang sama, penetrasi smartphone yang makin masif mendongkrak pula kegemaran orang Indonesia bersosial media. Facebook, sebagai contoh, menjadi media sosial paling digemari di Indonesia hingga negeri kita sempat dijuluki The Facebook Country.

Mengutip DailySocial, ada sekitar 82 juta pengguna Facebook aktif di negeri ini. Angka itu setara gabungan pengguna Facebook di Thailand, Filipina dan Vietnam.

Sedang pengguna Instagram di Indonesia telah menembus 22 juta orang. Popularitas Instagram mulai membayangi Twitter di negeri ini.

Angka-angka itu menguatkan tesis bahwa di Indonesia tengah tengah berlangsung booming teknologi digital yang luarbiasa. Dengan populasi 250 juta, Indonesia berpotensi menjadi raksasa digital Asia, bahkan dunia.

Pemasaran digital

Bagi para pelaku usaha, fenomena booming teknologi digital dan pemakaian masif media sosial sulit untuk diabaikan begitu saja. Strategi bisnis tidak bisa lagi kaku pada pakem lama. Pemasaran dan promosi niscaya akan ketinggalan bila hanya terpaku pada trik-trik konvensional semata.

Pemasaran non-konvensional atau digital melalui kanal online, baik lewat pemanfaatan media sosial maupun e-commerce menjadi strategi yang harus dipertimbangkan.

Asnan Furinto, pengamat dan praktisi pemasaran Universitas Bina Nusantara, menilai, strategi pemasaran konvensional saja akan kurang ampuh mendongkrak kinerja bisnis. “Mengikuti perkembangan masyarakat, pemasaran digital berbobot penting saat ini,” terang dia.

Mengabaikan perubahan perilaku masyarakat yang sekarang semakin lekat dengan dunia digital justru membuang  peluang mendongkrak performa bisnis. Dengan kata lain, strategi pemasaran mau tidak mau juga harus menubruk kanal-kanal online melalui digital marketing.

Bahkan, di era seperti sekarang, tidak sedikit pengusaha yang malah mampu mencetak pertumbuhan omzet luar biasa hanya dengan mengoptimalkan pemasaran dari sisi online. Pengalaman Atina Maula, pendiri dan pemilik Vanilla Hijab, produsen jilbab dan pakaian muslim, membuktikan hal itu.

Di awal-awal merintis bisnis, perempuan yang baru berusia 23 tahun ini memasarkan dan mempromosikan produk hanya dari akun Instagram. “Saya rajin mengomentari akun-akun pengikut atau followers para selebgram (selebriti di Instagram) untuk mendapatkan followers,” cerita Atina.

Target dia, dalam sehari mengomentari minimal 200 akun pengikut tiga hijabers - sebutan untuk selebriti berjilbab, yang kondang sebagai selebgram tadi. Spam komentar dia geber hingga followers akun Instagram @vanillahijab mendekati 400.000 pengikut saat ini.

Hasilnya luarbiasa. Atina dengan merek Vanilla Hijab kini telah mampu mencetak omzet  ratusan juta setiap pekan, hanya dari akun Instagram! Tanpa toko fisik, tanpa membayar mahal untuk iklan di sana sini.

Sekilas sepertinya terdengar mudah menerapkan strategi pemasaran digital, terlebih dengan pemanfaatan media sosial. Namun, apa, iya, sesederhana itu?

Menurut Asnan, bila seorang pelaku usaha hendak menerapkan strategi pemasaran nonkonvensional, pertama-tama yang harus dipikirkan adalah diferensiasi. Sebenarnya ini adalah resep umum pemasaran, yaitu terkait market positioning.

Namun, dalam ranah pemasaran digital, bobot diferensiasi yang ditawarkan oleh pemilik bisnis harus lebih kuat. “Segmen yang disasar harus tepat, yaitu solusi apa yang ditawarkan oleh si pengusaha,” kata Asnan.

Misal, Atina dengan Vanilla Hijab, khusus menyasar pemakai hijab yang membutuhkan hijab berkualitas bagus dengan harga terjangkau. Contoh lain, aplikasi ojek online seperti Go-Jek yang unggul karena menawarkan solusi transportasi riil bagi warga kota yang akrab dengan kemacetan lalu lintas.

Diferensiasi yang kuat juga ketepatan segmen sasaran akan membantu Anda menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Asnan mengingatkan, pemasaran nonkonvensional bukanlah berarti sekadar ikut-ikutan tren memakai teknologi untuk kegiatan pemasaran.

“Namun, bagaimana kegiatan klasik pemasaran menjadi lebih efektif dan efisien dengan memanfaatkan teknologi,” kata dia.

Kegiatan klasik pemasaran, antara lain pengelolaan harga, promosi, tempat, produk, segmentasi, target dan positioning. Maka itu, kendati pun Anda hendak memanfaatkan jalur daring untuk memasarkan produk, prinsip-prinsip marketing harus tetap Anda terapkan.

“Pada akhirnya, proposisi nilai dan diferensiasi produklah yang menjadi modal utama pemasar agar produk berhasil,” terang Asnan.

Malah, apabila menyasar jalur daring, Anda harus memperhatikan pula tuntutan ekstra menghadapi dinamika bisnis yang lebih tinggi dan cepat. Sebagai contoh, dari sisi komunikasi dengan konsumen.

Dalam pemasaran daring, komunikasi dan lalu lintas interaksi berlangsung real-time tanpa tatap muka. Alhasil, pengelolaan komunikasi harus lebih berhati-hati dan profesional demi menghindari miskomunikasi.

“Karena setiap percakapan dengan pelanggan atau calon pelanggan di platform online atau media sosial merupakan moment of truth yang kritis bagi si pemasar,” terang Asnan.

Pemilik usaha harus mau berinvestasi khusus dari sisi waktu agar bisa mengelola media sosial agar selalu aktif, menarik dan segar. Media sosial atau pun platform jualan daring ibarat etalase tempat Anda memajang produk.

Untuk mendukung itu, bila perlu pebisnis memiliki sendiri tim khusus pengelola media sosial.

Nah, berikut kanal-kanal pemasaran daring yang bisa Anda manfaatkan:

n Media Sosial

Popularitas media sosial di Indonesia menjadikan lini ini sebagai salah satu pilihan kanal pemasaran favorit. Facebook dan Instagram boleh dibilang menduduki urutan pertama pemasaran para pebisnis daring, terutama bagi pebisnis kelas usaha kecil dan menengah (UKM). Maklum, keduanya bisa Anda manfaatkan gratis.

Untuk berjualan di Facebook, Anda bisa memakai laman Fan Page. Semakin banyak “likes” pada laman Anda, berarti khalayak toko Anda pun makin banyak.

Merekalah konsumen potensial produk Anda. Hanya, bila dahulu Facebook bisa menjangkau banyak khalayak, sejak 2014 media sosial populer itu mengubah algoritma.

Dus, walau jumlah “likes” di Fan Page Anda mencapai 10.000 “likes”, posting produk Anda cuma bisa menjangkau atau dilihat oleh 500 pengguna atau 5% dari total fans laman Anda.

Anda bisa memanfaatkan Facebook Ads untuk mempromosikan produk Anda lebih intens. Tapi, layanan ini berbayar mulai US$ 1-US$ 5 per hari. Menurut Asnan, kelebihan Facebook adalah dia cocok untuk bisnis dengan segmen pasar luas dan menyasar semua kalangan.

Selain Facebook, Anda bisa memanfaatkan Instagram atau IG. Media sosial ini justru banyak dipilih sebagai kanal pemasaran pengusaha UKM.

Salah satu pelaku adalah Eka Putri atau Uthi, pemilik gerai online tas dengan akun @picquetbags. “IG cukup efektif mendongkrak penjualan,” kata dia.

Ada banyak teknik memperbesar pengikut yang potensial menjadi konsumen produk Anda. Misal, melalui hashtag atau tanda pagar (tagar) yang memudahkan pencari produk menemukan Anda. Bisa juga melalui trik promosi khusus.

Contoh, melalui trik shout for shout (SFS). Ini adalah cara promosi yang membuat sesama online shop saling mempromosikan. Pengalaman Uthi, trik ini cukup efektif mengerek jumlah pengikut hingga 200-300 akun setiap hari.

Memakai jasa endorse selebgram juga bisa Anda pilih. Beberapa selebgram memasang tarif endorse hingga jutaan rupiah. Syukur-syukur bila selebgram itu adalah juga pelanggan produk Anda.

Anda bisa menikmati jasa promosi gratis! Seperti pengalaman gerai kuliner daerah @nasikrawuyukhar yang mendapat tambahan hampir 200 followers dalam sehari saat produknya dipromosikan oleh seorang pelanggan yang ternyata selebgram. “Penjualan juga terdongkrak seiring jumlah pengikut yang makin banyak,” ujar Teguh Firmansyah, pemilik gerai kuliner daring itu.

Instagram juga Path, menurut Asnan, cocok sebagai media promosi dan pemasaran produk seputar customer experience, seperti wisata kuliner, gaya hidup, dan busana. Karena itu, media sosial ini membutuhkan asupan konten visual yang kontinu dan artistik.

Walau cukup efektif menjadi kanal pemasaran, media sosial mencukupi di fase awal pemasaran saja, terutama untuk proses membangun brand awareness. Begitu transaksi makin besar, segmen pelanggan meluas, menurut Asnan, pengusaha harus membangun sisi tangible.

“Perlu membuat gerai, showrooms, layanan pelanggan, kecuali bisnis yang berbasis internet murni,” kata Asnan.

n Webstore

Memiliki webstore sendiri bisa menaikkan brand awareness Anda. Walau untuk itu, Anda harus merogoh kocek untuk membeli dan memelihara sistem e-commerce.

“Beli sistem Rp 15 juta dan maintenance sekitar Rp 3 juta per bulan,” cerita Erie Nugraha, pemilik www.rajamotoronline.com.

Agar penjelajah dunia maya mengetahui keberadaan Anda, Anda perlu memaksimalkan search engine optimization (SEO) atau optimasi mesin pencari melalui keyword yang tepat. Kanal pemasaran melalui webstore bisa Anda kombinasikan dengan mengoptimalkan media sosial.

Agar pengunjung webstore mendapatkan nilai lebih, jangan segan membagi konten yang bermanfaat seperti tip dan trik tertentu yang berkaitan dengan produk Anda. Bisa pula memajang review produk laiknya Blog. Dus, toko daring Anda tidak melulu memajang barang dagangan.

n Marketplace

Marketplace di Indonesia semakin banyak ragam. Ada yang gratis menawarkan lapak jualan, seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Olx.co.id, Rakuten, dan Elevania. Ada pula yang berbayar atau kerjasama konsinyasi, seperti Lazada, Blibli, dan Zalora.

Di marketplace gratis, yang Anda butuhkan adalah konsistensi mempromosikan laman toko Anda agar bisa tampil di halaman depan aplikasi marketplace tersebut. Sedangkan marketplace berbayar mewajibkan penjual menyetor deposit sejumlah tertentu, baru penjual bisa berjualan.

Mana yang lebih oke, silakan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×