Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Tempat pijat ramai dicari orang. Maklum, jasa pemijatan mampu melepas penat dan pegal setelah beraktivitas, apalagi di perkotaan. Salah satu yang menawarkan jasa ini adalah Pijat Keluarga Indonesia yang dirintis O.A. Yuwono pada 2007.
Usaha ini menyediakan delapan paket pijat, yaitu pijat ala Jepang shiatsu dan terapi yumeiho, pijat tradiosional Jawa, tradisional Bali, reflexology, pijat Thailand, dan totok wajah hingga oil candle massage. Yuwono membidik kalangan ekonomi menengah. Makanya, tarif pijat dibanderol mulai Rp 30.000 hingga Rp 200.000 per paket.
Sejak tiga tahun lalu, ia pun mulai menawarkan kemitraan. Sekarang, sudah ada enam gerai Pijat Keluarga Indonesia yang tersebar di Jakarta, Bekasi, Banjarmasin, Padang dan Depok.
Jika ingin menjadi mitra Pijat Keluarga Indonesia, calon mitra perlu merogoh kocek sebesar Rp 65 juta. Dengan menyetor investasi tersebut, mitra berhak mendapatkan dukungan pemasaran, dekorasi beserta seluruh alat-alat pendukung pijat, izin usaha, dan pendidikan gratis bagi para terapis pijat selama empat tahun.
“Kami tidak membatasi jumlah terapis milik mitra yang ingin ikut pelatihan. Jadi selama empat tahun, mitra boleh mengirimkan para terapisnya," papar Yuwono.
Durasi pelatihan terapis akan berlangsung selama lima hari. Dari delapan jenis pijat yang ditawarkan Pijat Keluarga Indonesia, setiap terapis boleh memilih empat di antaranya. Namun, untuk totok wajah dan oil candle massage dijadikan materi bonus bagi para calon pemijat, sehingga total tipe pijat yang dipelajari setiap terapis ada enam jenis.
Terapis akan dilatih di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pijat Sehat yang juga merupakan sekolah pijat milik Yuwono.
Kata Yuwono, jumlah tenaga pijat yang diperlukan tergantung luas gerai milik mitra. Biasanya satu gerai berukuran 6 x 15 meter, memperkerjakan enam tenaga pemijat. "Rata-rata, dalam satu gerai dibutuhkan 3-10 tenaga pemijat,” ungkap pria lulusan S2 Magister Manajemen di STIE IPWIJA Jakarta ini.
Royalti fee 8%
Paket investasi tersebut, sudah termasuk biaya kemitraan selama empat tahun. Namun, di samping itu, Yuwono memungut biaya royalti sebesar 8% dari omzet bulanan mitra.
Gerai mitra diperkirakan bisa membukukan omzet berkisar Rp 7 juta hingga Rp 30 juta sebulan, tergantung lokasi. Dengan keuntungan bersih 2-%-30%, mitra ditargetkan bisa balik modal sekitar 1-1,5 tahun.
Konsultan waralaba, Khoerussalim Ikhsan menilai, bisnis pijat seperti ini memiliki standarisasi yang susah. “Sebab ini bukan mencetak produk barang, melainkan mencetak manusia menjadi tenaga ahli pijat. Sedangkan setiap manusia memiliki keahlian yang berbeda-beda,” paparnya.
Makanya, ia menyarankan calon mitra harus lebih waspada terhadap kemungkinan para calon terapis yang berbeda-beda kemampuan.
Dari segi pasar, Khoerussalim bilang, usaha pijat masih berpotensi, terutama di kota-kota besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News