kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,47   7,12   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meraup laba dari pembuatan boneka dari lumut


Kamis, 14 Januari 2016 / 16:21 WIB
Meraup laba dari pembuatan boneka dari lumut


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Tri Adi

Faldi Adisajana, sukses memperkenalkan karya uniknya, yakni boneka yang terbuat dari lumut dan tanaman hias. tanaman. Ide ini didapat setelah melihat banyaknya potensi tanaman hias di Indonesia. Di bawah bendera Planter Craft, boneka lumutnya telah merambah berbagai daerah di Indonesia.

Menciptakan produk ramah lingkungan yang sukses mencuri perhatian pasar memang tidak mudah. Apalagi ide yang dibangun haruslah berbeda dengan produk lainnya yang sudah terkenal.

Nah, salah seorang yang sukses membuat produk kreatif dari bahan ramah lingkungan ini adalah Faldi Adisajana, seorang mahasiswa tingkat akhir jurusan Agribisnis, Universitas Padjajaran, Bandung.

Di bawah bendera usaha Planter Craft, ia sukses membuat boneka unik yang terbuat dari lumut dan tanaman. Ide ini didapat setelah melihat banyaknya potensi tanaman hias di Indonesia dibandingkan negara lainnya. "Setelah dikreasikan menjadi boneka, nilai jualnya menjadi tinggi dan responnya positif,” ucap Faldi yang merintis usaha bersama rekannya bernama Anwar Imannurdin.

Awalnya gagasan itu muncul saat mereka mengikuti proyek lomba wirausaha kampus yang diselenggarakan oleh rektorat. Gagasan ini mendapat respon positif sehingga mereka keluar sebagai juara. "Akhirnya kami resmi launching boneka Planter Craft di sosial media Juni 2015," jelasnya.

Ia membuat boneka dari tanaman sukulen, kembang goyang, kaktus, anggrek, dan bonsai dengan tatakan kayu. Boneka kemudian ditambah aksesori lebah atau bunga yang dijadikan mata, hidung dan lainnya.

Sementara untuk bagian tangan dan kaki menggunakan bahan dari kabel, sehingga menjadi boneka seutuhnya. Faldi menyatakan, proses pembuatan boneka tidak sulit. "Kendala awalnya sempat kesulitan mencari bahan lumutnya," jelasnya.

Soalnya, lumut yang digunakan harus jenis yang memiliki kelembaban tinggi. Untungnya, sekarang ia sudah mendapat suplai lumut dari petani di Tangkuban Perahu, Jawa Barat. Sementara bibit tanaman dipasok petani di Lembang, Jawa Barat.

Cara membuatnya,  tanaman dibentuk bundar dan diikat dengan benang jahit tipis. Kegunaan benang tersebut untuk merekatkan lumut dan tanaman. Proses perekatan ini butuh beberapa minggu. Setelah merekat, benang bisa dilepas.

Langkah selanjutnya adalah menempelkan mata dan menggabungkan kaki dan tangan pada boneka tersebut. Boneka lumut ini dijual seharga Rp 50.000-
Rp 65.000 di wilayah Bandung, dan Rp 75.000 per unit di area Jakarta.  Khusus boneka tanaman anggrek dihargai mulai Rp 150.000-Rp 180.000.

Sebulan, Faldi bisa membuat 200-500 boneka. Bila pesanan sedang banyak, produksi bisa mencapai 1.000 boneka per bulan dengan omzet Rp 20 juta.

Saat ini, produk bonekanya sudah dipasarkan ke seluruh daerah di Indonesia, seperti Bogor, Jakarta, Medan, NTT, Makassar hingga Bali.        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×