kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mereguk laba bisnis aneka minuman segar


Jumat, 04 Oktober 2013 / 12:37 WIB
Mereguk laba bisnis aneka minuman segar
ILUSTRASI. Kinerja Sektor Properti: KONTAN/Baihaki/18/5/2022


Reporter: Revi Yohana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bisnis minuman segar tak pernah mati. Maklum, wilayah Indonesia yang mayoritas beriklim tropis menyebabkan orang selalu membutuhkan minuman pelepas dahaga. Makanya, banyak pelaku usaha yang melirik peruntungan di bisnis ini. Salah satunya, Jojo Sudirja di Yogyakarta.

Ia merintis usaha Es Bang Joe sejak 2004 silam. Gerainya menawarkan aneka minuman, seperti milkshake, smoothies, dan jus.

Ada sembilan varian rasa milkshake, seperti vanilla, mocca, dan chochoberry. Adapun, smoothies ada enam varian rasa. Misalnya, choco banana, banana latte, dan brown avocado. Selain itu, ada tujuh varian rasa jus, seperti apel, stroberi, dan tomat. Satu gelas dibanderol  Rp 6.000 hingga Rp 8.000.

Marketing Manager Es Bang Joe, Febri Triyatno mengklaim, kelebihan Es Bang Joe adalah meracik sendiri serbuk minuman dan punya standar kualitas tinggi. "Minuman kami kental, tidak encer seperti yang kebanyakan dijual," ucapnya.

Lantaran banyak peminat, Jojo rajin ekspansi. Kini, ia punya lima gerai. Kemudian, sejak Juli tahun ini, ia juga membuka tawaran kemitraan. Kini, ia sudah berhasil menggaet dua mitra yang buka gerai di Yogyakarta.

Tertarik mencicipi peruntungan di bisnis minuman ini? Jojo menawarkan tiga pilihan paket kemitraan. Pertama, paket Rp 25 juta. Mitra akan mendapat lisensi selama lima tahun, standar operasional, standarisasi gerai dan manual cara pembuatan. "Paket ini untuk calon mitra yang berlokasi sangat jauh, sehingga berat  jika dibebani ongkos pengiriman gerai," ujar Febri.

Kedua, paket booth senilai Rp 75 juta. Mitra akan mendapatkan booth, lisensi lima tahun, bahan baku awal, promosi, perlengkapan dengan 10 blender dan genset, serta pelatihan.

Terakhir, paket kedai seharga 100 juta. Mitra harus menyediakan tempat minimal seluas 9 m². Pusat akan menyediakan renovasi dan dekorasi kedai, lisensi, bahan baku awal, peralatan lengkap termasuk 15 blender, genset, LCD TV, sound system, serta pelatihan.

Balik modal 13 bulan

Estimasi Febri, satu gerai bisa menghasilkan omzet berkisar Rp 19 juta hingga Rp 35 juta. Dengan laba bersih 30%, mitra ditargetkan bisa kembali modal dalam waktu 13 bulan.

Mitra wajib membeli bahan baku dari pusat, dan membayar biaya royalti sebesar 3% dari omzet bulanan.

Pengamat waralaba Utomo Njoto menilai, pasar minuman masih terbuka lebar di masyarakat Indonesia. Namun, pemilik usaha wajib memperhatikan kualitas dan keunikan produk. "Jika mereka sudah percaya diri dengan produk yang ditawarkan, tantangan berikutnya adalah lokasi," paparnya.

Kata Utomo, lokasi sangat berpengaruh pada keberhasilan. "Di Yogya, mungkin mereka punya kekuatan di lingkungan komunitas, kos dan mahasiswa. Namun, apakah jika dibawa ke perumahan atau lingkungan yang tak seperti Yogya, bisa berhasil," bebernya.

Selain itu, untuk konsep kedai, ia menyarankan pemilik usaha juga menjual aneka makanan ringan atau makanan berat.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×