Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bidang perikanan merupakan salah satu sektor potensial saat ini. Tak heran jika banyak pemain yang masuk ke usaha ini, termasuk usaha rintisan seperti Efishery.
Sebagai penyedia teknologi budidaya, pasar hingga pendanaan di sektor perikanan, startup yang dikelola oleh PT Multidaya Teknologi Nusantara ini langsung pasang target optimistis.
Mereka berupaya menjaring sebanyak 250.000 pembudidaya ikan serta udang di seluruh Indonesia sampai akhir tahun ini. Saat ini ada sekitar 70.000 pembudidaya udang dan ikan yang sudah bergabung dengan Efishery.
Gibran Huzaifah, Chief Executive Officer Efishery optimistis target tersebut bisa tercapai. Pasalnya, saat ini 3,4 juta pelaku budidaya udang dan ikan di Indonesia.
"Kami ingin mengejar target sampai tahun 2025 bisa menjaring 1 juta pembudidaya," kata Gibran, Rabu (29/3).
Baca Juga: Dapat Pendanaan Seri C US$ 90 Juta, eFishery Siap Ekspansi ke Pasar Asia
Untuk mencapai target tersebut, Gibran bakal mengoptimalkan layanan Efishery.
Misalnya layanan eFeeder. Ini adalah fitur untuk membantu pemberian pakan dan pembiakan ikan dan udang secara digital. Dengan eFeeder, pelaku budidaya diajarkan untuk mengatur pakan, kadar air dan hal lainnya agar hasil panen dapat optimal.
Dus, Gibran mengklaim, produktivitas para mitra Efishery bakal meningkat. Rata-rata pendapatan pembudidaya yang memanfaatkan teknologi Efishery sebesar Rp 5 juta per kolam per bulan serta Rp 20 juta per bulan untuk udang.
Adapun sebagian besar pembudidaya menyewa teknologi eFeeder tersebut dengan tarif Rp 150.000 untuk satu kolam ikan serta Rp 350.000 per bulan untuk satu kolam udang.
Selain itu Efishery juga menyediakan platform marketplace sebagai sarana pembudidaya menjual hasil budidayanya. Tercatat, ada sekitar 3.000 buyer yang ada dalam platform marketplace tersebut. Nilai transaksinya bisa mencapai miliaran rupiah per hari.
Layanan lainnya, Efishery memfasilitasi pembudidaya mendapatkan pinjaman produktif dari institusi keuangan seperti perbankan dan lainnya. Pinjaman tersebut bisa digunakan untuk membeli pakan ikan atau udang.
Gibran menyebut, layanan pendanaan ini sudah mendapat restu dari otoritas terkait seperti Otoritas Jasa Keungan (OJK). Sejauh ini, ia mengklaim, para pemberi pinjaman terus membuka diri untuk memberikan pinjaman setelah melihat kemampuan para pembudidaya.
Saat ini Gibran tengah menyiapkan beberapa rencana bisnis. Misalnya pengembangan sektor budidaya udang dan ikan dari hulu sampai hilir.
Dari sektor hulu, Efishery akan membangun private label pakan yang dapat digunakan untuk pembudidayaan sektor perikanan.
Di sektor hilir, Efishery akan meluncurkan label produk udang untuk menembus pasar Amerika Serikat. Adapun pasokan udangnya berasal dari para pembudidaya udang yang menjadi mitra Efishery.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News