Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Modal ventura mulai selektif melakukan suntikan dana ke start up. Terlebih baru-baru ini Silicon Valley Bank, yang notabene bank penyedia modal bagi perusahaan teknologi, kolaps di saat fenomena tech winter diprediksi tidak akan berlangsung lama.
Antonny Liem, Investment Partner GDP Venture menyatakan, saat ini investor masih wait and see. Ini dikarenakan adanya lonjakan cost of capital. Kondisi ini memaksa investor memperketat seleksi investasi supaya bisa menurunkan risiko bisnis dan memaksimalkan return of investment.
"Kenaikan cost of capital ini dikarenakan faktor makro yang berdampak pada naiknya harga energi dan lainnya," ujar Antonny belum lama ini, Selasa (14/3).
Khusus dengan kasus yang menimpa Silicon Valley Bank, Antonny Liem melihat, kondisi tersebut belum akan berpengaruh besar terhadap start up Indonesia. Sebab, yang menjadi perhatian investor saat ini adalah kondisi makro ekonomi secara keseluruhan.
Untuk itulah, GDP Venture yang merupakan salah salah satu lini usaha Grup Djarum tidak akan gegabah melakukan injeksi modal ke start up. Mereka akan menyuntikkan modal ke start up yang punya nilai serta beberapa kriteria yang sudah ditentukan modal ventura ini.
Baca Juga: Start up Desty mencari peluang dari pengguna marketplace dan konten media sosial
Misalnya, GDP Venturs tidak akan melirik start up yang hyper growth. Lantas start up tersebut harus memiliki model bisnis yang dianggap berkelanjutan atau path to profitability.
"Tidak semua start up harus jadi unicorn," sebutnya.
Maka GDP Ventures untuk saat ini punya tiga sektor yang jadi fokus perhatiannya. Pertama, sektor e-commerce dan logistik. Kedua, sektor business to business (B2B) solutions seperti blockchain, artificial intelligence (AI) dan technology services. Ketiga, sektor hiburan dan media.
Sayang, Antonny tidak merinci target start up yang dibidik tahun ini. Yang pasti, pihaknya saat ini bakal fokus untuk pengembangan fundamental bisnis start up binaannya. Jadi, tidak lagi memperbesar pasar atau melakukan akuisisi lagi.
"Intinya kami ingin start up melek financial," cetusnya.
Sebelumnya, modal ventura lokal lainnya, AC Ventures juga terus berupaya membantu bisnis para start up binaannya.
Belum lama ini AC Ventures menggaet sejumlah penasihat ahli di berbagai bidang. Tujuannya adalah agar para ahli tersebut bisa membantu para start up mengatasi persoalan bisnis dan bisa terus menumbuhkan bisnisnya masing-masing.
Menurut Samira Shihab, Head of Value Creation, AC Ventures, kumpulan penasihat ahli tersebut menjadi penting bagi start up. Sebagai penasehat, mereka bertugas memberikan panduan dan dukungan di berbagai bidang.
Misalnya di bidang strategi bisnis, pemasaran, keuangan, dan pengembangan teknologi. Para penasihat itu juga bisa memberikan pengalaman yang bisa membantu start up mengatasi problema masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News