Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah UMKM di Indonesia mencapai sekitar 65 juta pada 2022, menurut data Kementerian Koperasi dan UKM.
Mayoritas pelakunya adalah Perempuan, banyak di antaranya ibu rumah tangga yang merangkap peran sebagai pengusaha.
Di tengah meningkatnya partisipasi perempuan dalam dunia wirausaha, para mompreneur menghadapi tantangan khas yang memerlukan perhatian lebih.
Baca Juga: AC Venture, BCG & Stellar Women Ungkap Tantangan Pengusaha Perempuan
Sebagai house of brands yang membawahi berbagai merek lokal di kategori Mom and Kids, Hypefast merangkum sejumlah tantangan unik yang kerap dihadapi para mompreneur.
Ketimpangan Gender Masih Jadi Penghalang
Dari sisi sosial, ketimpangan gender masih menjadi hambatan utama. Stereotip tentang kemampuan perempuan dalam memimpin dan membangun bisnis kerap mengurangi kepercayaan dari mitra, tim, hingga pasar terutama di fase awal usaha.
Sheyla Taradia Habib, pendiri brand skincare ibu dan bayi BeeMe, menuturkan pengalamannya dalam podcast That’s Mad!:
“Saat jualan thrifting, aku diledekin. Bahkan, ada salah satu karyawan terbaikku yang memutuskan keluar karena dia nggak lihat masa depan di BeeMe. Meski sempat down, tapi itu juga yang akhirnya bikin aku ingin membuktikan dan membesarkan BeeMe,” ungkap Sheyla.
Menyeimbangkan Peran Ganda
Tantangan lain datang dari peran ganda yang dijalankan mompreneur.
Sebagai istri, ibu, pendidik, sekaligus pemimpin bisnis, para ibu dituntut membagi waktu, tenaga, dan emosi demi memastikan semua peran berjalan seimbang.
Tekanan untuk tetap menjadi “ibu ideal” sering menimbulkan stres emosional yang tidak kasatmata.
Baca Juga: BCA Teken Komitmen Women Entrepreneurs Finance Code, Berdayakan Perempuan Pengusaha
Devy Natalia, Co-Founder brand fashion anak BohoPanna, mengaku transisinya dari ibu rumah tangga menjadi pengusaha membutuhkan disiplin tinggi dan manajemen waktu yang ketat.
“Aku mulai produksi dari rumah sambil tetap mengurus anak. Di ruangan 3x3 bersama anak keduaku, aku nitikin baju kimono. Bahan baju Boho ramah lingkungan, tapi aku nggak sadar itu nggak ramah buat anak keduaku yang baru lahir,” ceritanya.
Momen tersebut menjadi titik balik Devy dalam menyeimbangkan ambisi bisnis dan kesejahteraan keluarga.
Kuat di Pengelolaan Keuangan dan Komunitas
Meski dihadapkan banyak tantangan, para mompreneur menunjukkan ketangguhan, termasuk dalam hal keuangan.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 dari OJK dan BPS mencatat ibu rumah tangga menempati posisi ketiga dalam indeks literasi keuangan nasional, yakni 64,44%.
Baca Juga: Fokus pada Arus Kas, Ini 3 Tips Bertahan bagi Brand Lokal dari Hypefast
Kemampuan mengelola keuangan rumah tangga menjadi modal penting dalam mengelola arus kas, anggaran, dan efisiensi usaha.
Dalam hal waktu, Sheyla berbagi strategi dengan melibatkan anak dalam aktivitas bisnis.
“Kalau aku ada meeting, aku suka ajak anakku. Selain supaya ngerti kesibukan orang tuanya, mereka juga jadi bisa belajar. Bahkan anakku jadi punya ide bisnis di sekolahnya,” ujarnya.
Kekuatan lain para mompreneur adalah pemanfaatan digital dan kemampuan membangun komunitas. Riset The AsianParent menyebutkan lebih dari 90% ibu menggunakan media sosial setiap hari, dengan Instagram sebagai platform utama.
Delapan dari sepuluh ibu mengandalkan rekomendasi sesama orang tua dalam mengambil keputusan belanja. Ini menunjukkan bahwa komunitas ibu tak hanya menjadi ruang dukungan emosional, tetapi juga memiliki daya ekonomi kolektif.
Komunitas juga menjadi bagian penting dari strategi Sheyla dalam membesarkan BeeMe. Ia mendirikan komunitas “Ibuku Bahagia”, sebuah gerakan pemberdayaan ibu yang kini memiliki lebih dari 18.500 pengikut di Instagram.
Komunitas ini telah menjalankan berbagai kegiatan, mulai dari event komunitas dengan sponsor hingga pelatihan digital seperti affiliate marketing.
Baca Juga: Hypefast Rumuskan Strategi Brand Lokal untuk Menangkan Ramadan 2025
Ketangguhan dan Kepemimpinan Diri
Menutup kisahnya, Sheyla menekankan pentingnya kepemimpinan diri dan mental yang tangguh.
“Meskipun aku perempuan, aku harus bisa me-manage dan memimpin diri aku dengan baik. Jadi nggak gampang menyerah, karena perjuangan ini buat aku. Yang kedua, resilience atau ketangguhan. Karena aku tahu perjalanan aku sampai sini tuh nggak mudah.”
Perjalanan inspiratif para pendiri brand lokal seperti Sheyla Taradia (BeeMe) dan Devy Natalia (BohoPanna) bisa disimak lebih lengkap dalam seri konten That’s Mad! di kanal YouTube Hypefast.
Tayangan ini menjadi ruang berbagi kisah autentik dari para pendiri brand lokal yang tak hanya membangun bisnis, tapi juga harapan dan masa depan—untuk keluarga, komunitas, dan Indonesia.
Selanjutnya: Cita Mineral (CITA) Tegaskan Patuh HPM dalam Penjualan Bauksit ke WHW
Menarik Dibaca: Makassar Open Tournament Domino 2025 Bangun Sinergi Antar Tim
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News