kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   9.000   0,46%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Motif Lokal yang Sudah Mengglobal


Sabtu, 14 Juni 2025 / 07:45 WIB
Motif Lokal yang Sudah Mengglobal
ILUSTRASI. Produk fesyen Ragam Bentala


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ragam budaya dari Nusantara bisa menjadi inspirasi usaha. Inilah yang dilakoni dua kolega Anne Shafira Purnama Claytonia Aziz dan Nuraini Jamilatul Badriyah saat mendirikan Ragam Bentala, salah satu label batik fesyen.

Awalnya, Anne dan Nuraini ingin membuat produk fesyen dengan corak khas lokal. Pilihannya adalah mengangkat warna bumi atau earth tone. Akhirnya lahirlah Ragam Bentala pada Februari 2020.

Harapannya, produk fesyen yang diproduksi membuat  masyarakat lebih perhatian dan mulai mencintai produk lokal. "Secara definisi Ragam itu artinya warna, Bentala itu Bumi. Kami ingin orang-orang mulai aware dengan produk lokal," ujar Anne kepada KONTAN, belum lama ini (31/5).

Untuk itu, Anne membalut  produk fesyen batik Ragam Bentala dengan bahan lokal. Mulai dari motif, bahan baku, hingga melakukan pemasaran via media sosial. Termasuk juga penggunaan kosa kata  bahasa Indonesia.

Harapannya, produk yang dijajakan Ragam Bentala bisa menarasikan cerita soal Indonesia. Adapun produk yang dibuat Ragam Bentala yakni  rok lilit, riung kemeja, obi belt, riung tunik dan  terikat. Semuanya mengusung ragam motif tradisional mulai dari truntum, kembang, daun arang, selaras bumi, selaras langit, hingga motif rintik.

Proses pembuatannya sebut Anne, dilakukan dengan teknik batik cap. Pengerjaannya secara manual oleh beragam pengrajin menggunakan canting dan malam. Produksinya dilakukan di berbagai kota yakni Bogor, Bandung dan Solo.

Berbicara soal bahan, Anne ingin konsumen yang mengenakan produknya terasa nyaman. Untuk itu dirinya menggunakan bahan  ramah lingkungan seperti linen dan katun lokal.

Sedangkan dalam proses perancangan produk fesyennya, Anne mengklaim mereka melakukan riset sampai ke berbagai wilayah di Indonesia. Rancangan produk yang dibuat, kata Anne juga mengikuti perkembangan tren mode.

"Karena kami ingin membuat batik Indonesia yang tetap ada sisi modernnya yang bisa dipakai sehari-hari," tuturnya.

Setelah jadi, Anne menjajakan produk Ragam Bentara dengan rentan harga Rp 50.000 sampai Rp 300.000-an per item. Hasilnya, setelah lima tahun berjalan, Ragam Bentala kata Anne sudah sanggup memproduksi hingga 5.000 item per bulannya. "Untuk penjualannya, di bulan normal seperti Mei bisa terjual hingga 3.000 potong," klaim Anne.

Jangkaun pasar Ragam Bentala tidak cuma menyasar pasar lokal saja. Juga sudah bisa tembus pasar luar negeri. Misalnya saja ke Singapura, Malaysia, Brunei, dan juga Filipina.

Melihat hasil yang positif tersebut, Anne berencana untuk membuat motif khas Ragam Bentala yang khas Nusantara. Berikutnya, rilis situs resmi Ragam Bentala tahun ini  untuk memperluas pasar ke luar negeri.

Selanjutnya: Autopedia (ASLC) dan MPM Group (MPMX) Tertarik Menjajal Bisnis Mobil Listrik Bekas

Menarik Dibaca: 6 Pengaruh Ovulasi pada Perempuan, Salah Satunya Bikin Kulit Glowing

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×